Kaskus

News

serikat.palakAvatar border
TS
serikat.palak
Keberatan Soal Video Viral, IPK Buat Dumas ke Propam Poldasu
Keberatan Soal Video Viral, IPK Buat Dumas ke Propam Poldasu

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) DPD IPK Sumut mengecam keras tindakan oknum Brimob Poldasu yang diduga melakukan penghadangan terhadap sejumlah pemuda di area lokasi ex Plaza di Jalan Iskandar Muda/Jalan Orion, Medan Petisah.

Hal itu ditegaskan Direktur LBH IPK Sumut, Dwi Ngai Sinaga didampingi Erwin San Sinaga, kepada wartawan di halaman Mapoldasu usai membuat pengaduan ke Mapolda Sumatera Utara, Senin (4/5/2020).

Dwi mengatakan, pihaknya mengambil langkah hukum karena merasa keberatan atas tayangan video yang viral di sosial media dan lainnya yang dirasa menyudutkan organisasi Ikatan Pemuda Karya (IPK).

“Viralnya tayangan video ditanggal 28 April lalu, yang mana sudah menyudutkan organisasi kepemudaan IPK. Secara tegas kami sampaikan bahwa benar, klien kami adalah anggota IPK yang juga bagian dari warga sekitar,” katanya.

“Perlu kami tegaskan serta diketahui masyarakat secara luas khususnya masyarakat Kota Medan, tidak ada tindakan pungutan liar dan hal yang melanggar ketentuan hukum seperti apa yang diberitakan,” imbuhnya.

Sekedar informasi, sebelumnya sempat terjadi kericuhan antara sejumlah oknum Brimob dan anggota anggota IPK di kawasan eks Medan Plaza beberapa waktu lalu. Rekaman video kericuhan tersebut kemudian viral di media sosial.

Dwi Ngai Sinaga, peristiwa itu terjadi Kamis (30/4/2020), ada warga yang juga anggota IPK, meminta pekerjaan.

“Memang sebelum-sebelumnya mereka sudah meminta ini dan diduga selalu dibenturkan dengan oknum Brimob. Hingga terjadi cekcok,” jelasnya.

Ia memaparkan kehadiran kliennya di areal lokasi eks bangunan Medan Plaza yang saat itu hanya untuk meminta pekerjaan dari pihak pengembang yang sedang mengerjakan proyek.

“Di tengah situasi ekonomi yang sulit saat ini akibat Covid-19, klien kami hadir meminta pihak pengembang bisa memperkerjakan masyarakat di sekitar lokasi bangunan, termasuk klien kami yang juga warga sekitar, karena sudah kehilangan pekerjaan,” jelasnya.

“Tapi faktanya, saat itu klien kami justru disambut oleh sejumlah oknum Brimob Polda dengan mengunakan senjata laras panjang hingga akhirnya terjadi adu mulut dan divideokan oleh orang tidak dikenal lalu menjadi viral,” kata Dwi.

Setelah video tersebut viral di media sosial, lanjut Dwi, kliennya justru dipanggil ke Mako Brimob Polda Sumut hingga diduga terjadi tindakan intimidasi.

“Tidak sampai di sini saja klien kami juga turut dipanggil oleh Polsek Medan Baru. Padahal klien kami tidak tahu siapa yang merekam video tersebut serta menyebarkannya. Di sini klien kami, diduga mendapat tekanan yang mana dipaksa untuk meminta maaf kepada Brimob Polda Sumut yang akhirnya videonya viral. Dan klien kami disaat itu juga disuruh push up yang semuanya dilakukan pada malam hari,” jelas Dwi.

Dalam hal ini, pihaknya sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh pihak Brimob Polda karena para kliennya diminta agar wajib lapor.

“Dasar apa pihak Brimob Polda membuat aturan wajib lapor kepada klien kami dengan ketentuan waktu setiap hari Kamis? Tindakan ini sudah tidak benar,” tegas Dwi.

Atas dasar itu, sambung Dwi pihaknya merasa keberatan atas tindakan yang dilakukan oleh pihak Brimob Polda sehingga membuat laporan keberatan atas tindakan yang dilakukan terhadap kliennya.

“Kami membuat laporan ke Polda Sumatera Utara karena merasa keberatan atas tindakan yang dilakukan oleh pihak Brimob Polda dan aparat kepolisian di Polsek Medan Baru. Dan ini perlu menjadi atensi perhatian dari Kapolda Sumatera Utara agar situasi tetap kondusif,” ucap Dwi.

Menanggapai hal itu, Kabid Humas Polda, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja yang dikonfirmasi mengatakan, bahwa pengaduan masyarakat yang dilakukan LBH IPK sah-sah saja.

“Ya kalau memang ada mereka buat Dumas, silahkan. Tapi kalau kita lihat dalam tayangan video tersebut, apa yang diadukan oleh mereka?” tanyanya kembali.

Polda Sumut dalam hal ini Kapolda, jelas Tatan, akan memberikan tindakan tegas terhadap anggota Polri yang menyalahgunakan jabatan dan kewenangannya.

“Dan Polda Sumut dalam hal ini Bapak Kapolda juga sudah memerintahkan seluruh jajaran agar melakukan tindakan tegas terhadap aksi-aksi premanisme yang menimbulkan keresahan di tengah masyarakat,” tutupnya. (adi)

https://news.metro24jam.com/read/202...-silahkan-saja
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Demikianlah progam social pepekmamakcing dari pemerintahan sumut yang original emoticon-Toast

Dulu waktu pembangunan rel kereta api layang di jalan pemuda :

1. Hari selasa sore, 40 an petak IPK dari tepi rel kereta api jalan mahakam (geng jek dkk) bersama grup alex dari pesantren fefek k0nt0l kampung badur, malak mandor pekerjaan rel kereta api layang di jalan pandu raya

2. Hari kamis sore, keesokan harinya, 20 an petak dari kampung badur dan tepi rel jalan palangkaraya gabung jalan pegadaian, berpakaian lusuh dan 2 orang berpakaian kaos bertulisan "relawan keadilan PKSHIT" malak duit pemuda setempat ke mandor yang sama di jalan yang sama juga

3. Hari jumat minggu depannya, sore2, 30 an petak PP yang terdiri dari geng Hafitz, wandl, lingo, dkk dari kampung badur+aur, malak mandor yang sama lagi di jalan pegadaian emoticon-Big Grin

Dari 3 hari waktu pemalakan ini terjadi, ada sesuatu yang istimewa, dimana selalu kebetulan ada polisi yang tilang2 mobil di jalan pemuda dan jalan brigjen katamso, dimana kedua ruas jalan ini sangat dekat dengan TKP pemalakan DAN POLISI2 TSB BUKAN POLANTAS, BAHKAN MEREKA TIDAK BAWA LEMBARAN KOSONG SURAT TILANG YANG WARNA WARNI ITU emoticon-Sundul Up

fakta bahwa pelaku pemerasan bisa bebas dan ketua ranting muka petak bisa nuntut karena video bukti tindak kejahatan mereka beredar viral adalah bukti bahwa pemerintahan NKRI TIDAK EKSIS

OLeh karena itu TNPB tidak bisa disebut makar, karena makar melawan siapa ? melawan negara yg NON EXISTANT ?

Papua ingin merdeka karena sudah jenuh ditindas jenderal2 indon peternak ormas okp, persis sama seperti di sumut

Angka korban COVID meningkat pesat di medan, dalam sehari 22 pasien baru bertambah, karena aksi premanisme dari putera p3p3k badur dan aur yang malak parkir, ngamen maksa, dan patroli laskar bocah binatang beriman dan bertaqwa dgn modus grup sahur masjid Al H*snah (masjid kali kitak2) DI KAMPUNG2 ORANG LAIN DI SELURUH MEDAN KOTA (medan area juga sama, tempat chinese2 itulah) emoticon-Toast

GARA2 PETAK ,HANCUR NEGARA, HANCUR AGAMA,MATI BANYAK MANUSIA
dede4141Avatar border
CahayahalimahAvatar border
fatqurrAvatar border
fatqurr dan 15 lainnya memberi reputasi
16
1.2K
13
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan