Kaskus

Story

cicimasniAvatar border
TS
cicimasni
Bab 13 : Dimanfaatkan
Bab 13 : Dimanfaatkan

🌸🌸🌸
Insiden pagi itu sedikit menyedihkan. Pertama, Lily terlambat datang pagi dan membuat sang tuan rumah menatapnya dingin. Lily tidak sempat membuatkan sarapan pagi untuk pria itu.

Kedua, ia kecopetan ketika belanja di pasar tradisional, ponselnya hilang, dan dompet kecil berisi uang 500 ribu serta kartu kredit unlimited milik Varo juga hilang. Ia berurusan di kantor polisi terdekat hampir satu jam untuk menjelaskan situasi dan mendapat jawaban bahwa keluhannya akan diurus dan akan menghubungi gadis itu ketika mendapatkan petunjuk. Lily memberikan nomor telepon Varo karena ia hanya ingat nomor pria itu.

Ketiga. Tangannya tersenggor kuali panas karena terlalu asyik merenungkan kesialannya pagi ini.

Seolah kesialannya belum habis saja. Ketika Lily tiba di kantor Varo jam 11 pagi. Ia tidak diizinkan masuk karena identitasnya yang tidak jelas. Supir yang tadi mengantarnya juga langsung pulang, jadi meskipun ia menjelaskan bahwa ia adalah seorang koki yang bekerja di rumah Varo, pegawai kantor itu tetap tidak percaya.

"Sudah banyak yang memakai cara ini untuk bertemu Pak Direktur, dulu bahkan ada wanita hamil yang mengaku istrinya dan mengantarkan makanan. Rekan kami yang mempercayai hal itu langsung mengizinkannya, dan setelahnya pria itu dipecat. Ma'af tapi...kami tidak mau insiden itu terulang lagi." Pegawai laki-laki itu menjelaskan dengan sopan. Tapi pegawai wanita disampingnya menatap Lily yang sedang menggendong Arion dengan pandangan sinis.

"Kali ini malah membawa anak. Dikira kita orang bodoh." Sindiran itu hanya bisa membuat Lily manarik nafas dalam dan memutuskan untuk duduk menunggu Varo keluar.

1 jam....2 jam...Lily kembali menarik nafas dalam. Pria itu tidak muncul bahkan ketika waktu sudah menunjukkan pukul setengah 6 sore. Untungnya Arion tidak rewel. Ia bahkan hanya tidur di pelukan Lily setelah diberi makan.

Lily kembali mendekati meja informasi dan bertanya kapan Varo pulang dan mendapat jawaban ketus dari pegawai wanita tadi.

"Jadi...anda sudah menyerah. Wanita hamil kemarin itu bahkan menunggu sampai jam pulang. Cih!!!, Bodoh sekali!!."

"....."😐

"Ma'af tapi...biasanya koki yang mengantarkan makanan ke Pak direktur langsung menuju kantornya lewat lift khusus yang ada...

"Tidak perlu dijelaskan panjang lebar, " sanggah wanita itu pada temannya. "Wanita ini jelas-jelas berbohong sama seperti yang lainnya, kita tidak perlu bersikap baik."

"Jadi dia pulang pergi juga tidak lewat sini??." Lily bertanya memastikan. Ia memutuskan akan menunggu di gerbang kantor, setidaknya mobil Varo pasti keluar lewat sana. Beruntungnya pegawai laki-laki itu masih sopan dan mengangguk sebagai jawaban iya.

Lily berniat segera pergi ke gerbang ketika Varo muncul dari luar dengan nafas tidak teratur. Sepertinya pria itu habis berlari.

Pria itu tidak langsung mendekati Lily, ia memanggil kedua pegawai itu lalu bicara dengan mereka agak jauh dari tempat Lily berada. Gadis itu bisa melihat Varo sedang memarahi mereka dan kedua pegawai itu.

Arion yang berada di pelukan Lily bergerak, si imut itu terbangun dari tidurnya dan agak bingung menatap sekelilingnya. Lily hanya mencium pipi Arion tanpa mengatakan apapun.

Si imut itu menatap lama kearah Varo yang masih memarahi pegawainya sebelum akhirnya berteriak senang. "Papa~papa~!!."

Lily berjalan kearah Varo karena Arion terus meronta-ronta ingin dipeluk pria itu."Rion belum mandi." Ucap gadis itu.

Varo meraih Arion dan memeluknya, mengambil tas bekal makan siang yang di pegang Lily lalu mengajaknya pergi menuju ruangannya di lantai 15.

Ruangan itu luas, dengan nuansa biru tua. Dari jendela kaca terlihat jelas pemandangan malam. Varo tidak memerintahkan Lily untuk memandikan Arion, ia hanya segera pergi ke sebuah ruangan kecil lain di dalam ruang itu. Lily yang melihat ada dapur kecil di sana segera memanaskan makanan yang ia bawah tadi. Beruntungnya tak satupun dari masakannya yang basi.

Begitu Varo dan Arion keluar ruangan kecil itu, Varo melihat semua makanan yang sangat ia nantikan siang tadi sudah terhidang di atas meja. Sayangnya selera makannya sudah hilang entah sejak kapan.

"Ponselku hilang, aku kecopetan. Aku....jadi sedikit linglung dan putus asa hari ini." Lily menjelaskan situasinya sebelum Varo bicara.

"Uang belanjaan 500 ribu dan kartu kreditmu hilang, tapi aku sudah lapor polisi. Untungnya aku tidak membawa dompet pribadiku jadi...aku masih bisa mengganti uang yang hilang itu tapi kartu kreditnya....

"30 juta." Varo memotong penjelasan Lily. "Aku mendapati pesan diponselku ada penarikan sebesar 30 juta pagi tadi jam 10.35. Tadinya aku sempat berpikir konyol, kamu mungkin membeli satu ekor sapi kualitas terbaik untuk makan siangku."

"....."

Varo memperhatikan Arion yang asyik bermain di lantai. Ia kembali bicara, " Aku menunggu seharian, aku bahkan membatalkan meeting dengan beberapa klien penting. Juga tidak memakan apapun sejak pagi. Aku pikir...kamu nggak mengangkat telepon dan membalas pesanku karena kamu sibuk masak. Aku pikir....ah, mungkin saja kamu kelelahan setelah memasak dan tertidur di sopa yang baru."

"...."

"Aku bertanya pada resepsionis, adakah seseorang yang sedang menungguku dibawah atau seseorang yang ingin menemui ku. Dan mereka bilang tidak ada. Lalu...aku mendapat telpon dari kantor polisi jam 2 siang tadi. Kamu tau betapa kaget dan paniknya aku??. Aku langsung menuju ke kantor polisi, memblokir kartu kreditku dan...yah...membereskan segalanya." Varo mengeluarkan ponsel dan dompet milik Lily. "Aku menunggu di kantor polisi selama 3 jam."

Senyum.

Pria dingin itu menyunggingkan senyumnya didepan Lily. Bukan senyum sinis penuh ejekan yang biasanya. Tapi sebuah senyum dingin nan menakutkan. Lily menelan ludah, takut.

"Pencopetnya adalah keponakan dari pemilik kontrakan milikmu dan dia seorang perempuan. Dia sudah lama mengincarmu dan dia juga menggeledah kamar kontrakanmu pagi tadi. Seorang pencuri kecil berusia 15 tahun. Ibunya memohon-mohon padaku. Tapi bagiku pencuri tetap pencuri. Jadi begitu dia berusia 17 tahun, dia akan dipenjara selama 5 tahun dan...mereka mengamuk, barang-barangmu dilempar keluar dan untungnya bodyguard ku sudah menyelamatkan semuanya."

"Aku bergegas kesini begitu semua urusan selesai. Dan aku juga baru saja memecat 2 pegawai tidak becus dibawah tadi. Nah...sekarang..S E N S O Rimana ucapan terima kasihnya???."

"......"Β Apa....hanya cukup dengan terima kasih ???

Varo kembali tersenyum. Kali ini bukan senyum dingin tapi senyum kekanak-kanakan yang tampak lucu. Pria itu mengeluarkan 3 lembar kertas dari dalam laci. Tertulis disana kontrak kerja 10 tahun yang tampak di ketik rapi.

"Pertama. Aku tidak menuntut pengembalian uang sepeserpun, dan aku tidak akan menuntut kelalaianmu. Kedua. Selain menjadi babysitter, kamu juga menjadi koki dirumahku."

"Dan ketiga...kalau sampai kamu melanggar kontrak, dendanya 200 juta. Syarat lainnya tertulis disana. Kamu boleh membacanya, tapi dilarang mengajukan keluhan dan...kamu hanya boleh mengajukan 1 syarat tambahan."

Lily menarik nafas dalam sebelum mengambil kertas itu. Ada 15 syarat disana dan syarat-syarat itu sepertinya sudah benar-benar dipikirkan dengan baik, atau lebih tepatnya tidak masuk akal.

1. Kontrak berlangsung selama 10 tahun dan masih bisa diperpanjang jika pihak pertama menginginkan.

2. Pihak kedua menjadi babysitter sekaligus koki, mengasuh Arion dan mengantarkan makanan langsung ke kantor.

3. Pihak kedua wajib tinggal bersama dengan pihak pertama.

4. Wajib memiliki paspor.


5. Turut ikut pihak pertama jika pihak pertama ada dinas keluar kota atau keluar negeri.

6. Harus izin kemanapun jika membawa Arion.

7. Tetap harus izin jika pergi kemanapun sendirian, termasuk di hari libur.

8. Harus izin terlebih dahulu jika ingin mulai menjalin hubungan.

9. Memperkenalkan calon pacar pada pihak pertama.

10. Jika pihak pertama menyetujui, baru boleh berpacaran dengan syarat akan ditentukan lagi jika sudah punya pacar.

11. Tetap harus menjadikan Arion dan pihak pertama sebagai prioritas utama.

12. Jika menurut pihak pertama, pacar pihak kedua mengganggu atau berusaha memanfaatkan Arion dan pihak pertama, pihak pertama berhak memutuskan hubungan keduanya.

13. Pihak kedua di beri 4 hari libur dalam satu bulan.

14. Pihak kedua diberi cuti selama 1 minggu dalam 1 tahun.Β 

15. Jika sakit, pihak kedua wajib memberitau pihak pertama.

Syarat lainnya ditentukan oleh pihak kedua.

Lily berpikir beberapa saat sebelum menulis :

Pihak kedua berhak mengajukan cuti kapanpun dan pihak pertama wajib menyetujuinya.

Lalu Lily menandatangani surat perjanjian kerja itu.

"Aku akan cuti besok. Adik ku akan di operasi SC besok , golongan darah kami sama. Ibuku bilang lebih baik mendapat pendonor darah dari keluarga dari pada orang lain. Jadi...aku harus ada disana sebelum operasi."

Senyum Varo hilang. Tangannya yang tadi berniat menandatangani surat itu terhenti sesaat.

"Keponakanmu akan lahir. Kenapa kamu terlihat tidak bahagia??."

Wajah Lily yang tadinya tegang, akhirnya tersenyum sedikit. "Aku baru saja mengalami musibah seharian ini, dan tidak bisa berkeluh kesah pada siapapun dan...adikku belum melewati masa kritis, uforia baru bisa dilakukan setelah bayinya lahir."

"Di Rumah Sakit mana dia dirawat??." Tanya Varo.

"Di Rumah Sakit Bunda Palembang."

Varo lanjut menandatangani surat rangkap 3 itu. Ia memasukkan satu lembar ke dalam map, lalu memberikannya pada Lily. Gadis itu memasukkannya dalam tas bayi.

"Ayo makan!." Ajak pria itu, namun Lily hanya diam dan memperhatikan Varo makan.

Gadis itu beranjak untuk menggendong Arion dan memberinya makan biskuit sambil melihat pemandangan malam.

"Kalau jatuh dari ketinggian ini...langsung mati tidak ya??." Tanya gadis itu membuat Varo menghentikan tangannya dari membuka kulit udang.

"Kalau kamu mau bunuh diri. Tolong lakukan di tempat lain. Aku tidak mau berurusan dengan polisi lagi."

Lily berbalik dan tersenyum. "Oh, aku berencana membunuhmu kok."

"....."

"Aku baru saja menandatangani kontrak 10 tahun mengorbankan kebebasanku. Kejadian hari ini....sepertinya sangat menguntungkan untukmu. Entah kenapa aku jadi berpikiran negatif, jangan-jangan...kau yang merencanakan semua ini dan membuatku terpojok, tapi yah sudahlah. Aku tinggal memakimu dalam hati, berharap bermimpi tentang mendorongmu dari atas sini atau... kamu mendadak kena serangan jantung, jadi...aku bisa bebas, bagaimana menurutmu??."

Varo memakan udang dengan santai sebelum menjawab. "Menurutku....jika ada kesempatan lain, aku akan membuatmu terikat seumur hidup denganku. Dan...kalau aku ingin berusaha....keberuntunganku selalu baik. Apa kita perlu membuktikannya??, dan...aku tak keberatan kamu membunuhku dalam mimpimu."😈

"...."😐

Lily benar-benar tak berharap mendapat sunggingan senyum jahat seperti, dan ia lebih tak berharap lagi, pria itu benar-benar membuktikan perkataannya.


🌸🌸🌸

Bab selanjutnya :

https://www.kaskus.co.id/show_post/5...d6951a476423fa
Diubah oleh cicimasni 15-04-2020 22:26
phiedutAvatar border
Kutuloncat373Avatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 48 lainnya memberi reputasi
49
1.8K
5
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan