Kita pasti diajarkan perhitungan matematika dan fisika, bahwa 1 jam berdurasi 60 menit. Begitu pula dengan 1 menit berdurasi 60 detik. Tapi, apakah sejarah 1 jam berdurasi 60 menit sering dibahas di sekolah? Tentu tidak! Mumpung sekarang lagi #dirumahaja, kita bisa mengajarkan sejarah penting tentang perhitungan waktu kepada anak-anak.

[url= Sumber: [url]https://www.bicara.co.id/thomijasir/kenapa-1-jam-harus-60-menit-sejarah-dan-faktanya/]Sejarah[/url] 1 jam harus 60 bermula dari astronomi Babilonia[/url] yang dikembangkan oleh astromon Yunani. Bangsa Babilonia menggunakan perhitungan astronomi bernama Sexagesimal. Sexagesimal merupakan sistem perhitungan berdasar dari angka 60.

Babilonia sebenarnya mengadopsi sexagesimal dari bangsa Sumeria Kuno yang kemudian diturunkan pada Babilonia. Bangsa Babilonia kemudian memodifikasinya untuk menghitung waktu.

Angka 60 juga ada kaitannya dengan sistem bujur 360 derajat. Ini juga menjawab mengapa jam bergerak melingkar. Seorang astronom Yunani menciptakan peta dengan sistem 360 derajat dari garis utara ke selatan. Bumi itu bulat sudah diketahu pada masa itu oleh para ilmuwan Yunani pada 276 sampai 194 sebelum masehi. Astronom kemudian membagi lingkaran menjadi 60 bagian.

Setelah itu, satu abad berlalu, seorang astronom bernama Hipparchus membuat sistem bujur 360 derajat. Ia membuat garis-garis lintang yang sejajar dengan garis bumi. Setelah digunakannya sistem bujur, Claudius Ptolemaeus menjelaskan 360 derajat dapat dibagi menjadi 60 dan dapat dibagi lebih kecil lagi.

Sebetulnya, arloji pada zaman dahulu masih membagi waktu menjadi setengah, sepertiga, dan lainnya. Tetapi tidak pernah dalam 60 bagian. Saat itu waktu tidak dimengerti sebagai 1 jam sama dengan 60 menit. Menit bahkan tidak ditampilkan dalam arloji sampai abad ke-16 yang kemudian membuat jam sampai saat ini tetap menggunakan hitungan 60.

Sumber: Kenapa 1 Jam Harus 60 Menit? Sejarah dan Faktanya