Di masa-masa sulit akibat virus corona ini tak ada salahnya kita ngomongin soal rezeki. Lebih bermanfaat daripada nyinyir atau ngegosip tentang keburukan orang lain. Bener nggak? Lebih enak lagi karena yang akan kita obrolin tentang rezeki. Berdasarkan pengalaman pribadi saya sih. Nah, mau tahu kan?

Sering kali kita mendengar ungkapan, “Rezeki tidak datang tiba-tiba dari langit!” Lalu, datang dari mana?

1. Dari karya demi karya yang kita ciptakan
Sebagai penulis, saya mendapatkan honor. Itulah rezeki. Contoh yang sangat sederhana, bukan? Pengalaman memang membuktikan itu. Semakin banyak karya yang kita ciptakan, semakin besar kemungkinan rezeki kita terima. Meski besar kecilnya rezeki sangatlah relatif, namun kita akan bersyukur jika rezeki yang datang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Itu juga berlaku bagi para pekerja lainnya, apalagi pekerja kantoran yang rezekinya datang tiap bulan. Tentu saja diawali dengan bekerja sungguh-sungguh, kreatif, dan dibarengi dengan doa yang juga sungguh-sungguh. Percayalah, rezeki akan datang tepat pada waktunya setelah kita berkarya.

2. Dari persahabatan yang tulus
Semakin banyak kita punya sahabat, semakin mudah kita menikmati datangnya rezeki. Terutama ketika kita sedang mengalami kesulitan atau kesusahan. Sahabat sejatilah yang akan tetap bersama kita, tidak menjauh, dan dengan tulus hati memberikan pertolongan. Bahkan, pertolongan yang datang berkali-kali, tanpa rasa bosan dan marah.

Pertolongan yang datang dari sahabat merupakan rezeki yang luar biasa bagi saya. Entah itu dalam bentuk uang ataupun dukungan moral, motivasi, inspirasi, atau kritik, sahabat mendatangkan rezeki bagi kita. Dengan rezeki dari sahabat maka kita bisa melanjutkan hidup, berusaha meraih mimpi, dan lebih kuat menghadapi tantangan demi tantangan yang datang bertubi-tubi.

3. Dari kesungguhan kita dalam menjalani hidup
Ketika menulis suatu bentuk tulisan, saya berusaha sungguh-sungguh untuk menyelesaikannya. Jika pun hasilnya kegagalan, saya tetap bersyukur. Itu karena tidak semua karya yang saya ciptakan mengalami kegagalan. Banyak juga yang berhasil dan mendatangkan rezeki di kemudian hari.

Itu sekadar contoh sederhana bagaimana saya mencoba menjalani hidup dengan sungguh-sungguh, tidak mudah menyerah, dan ikhlas apa pun hasil dari usaha yang kita lakukan. Kesungguhan hati akan mendatangkan rezeki, dan kadang, dari tempat atau sumber yang tak bisa kita duga sebelumnya.

4. Dari pertolongan yang kita berikan kepada orang lain
Hidup harus diisi dengan tolong-menolong, bukan hujat-menghujat. Apalagi di masa-masa sulit akibat wabah corona, gotong royong, tolong-menolong, merupakan tindakan yang bijak. Jika pun tidak dalam bentuk materi, kita bisa memberikan pertolongan dalam bentuk lain.

Apa yang kita lakukan dengan memberikan pertolongan yang tulus sering kali mendatangkan rezeki tak terduga. Suatu ketika, beberapa tahun silam, saya membantu teman yang seorang dosen, untuk menyelesaikan satu bukunya. Ternyata buku tersebut sangat penting dalam proses berkariernya.

Sejak saat itu, jika saya sedang mengalami kesulitan dan meminta bantuannya, teman saya tersebut dengan cepat membantu saya, dan tidak mau diberi imbalan. Ini merupakan bentuk datangnya rezeki dalam hidup saya. Selain persahabatan yang sampai kini terjalin dengan manis, juga hadirnya saling mengisi ilmu, wawasan, dan itu sangat bermanfaat untuk saya. Ini merupakan anugerah datangnya rezeki, yang bermula dari memberikan pertolongan dengan tulus, tanpa mengharapkan balas jasa.

Itulah sekilas berbagi pengalaman tentang dari mana datangnya rezeki. Pengalaman setiap orang tentu saja berbeda, namun tetap sama dalam hal ini: rezeki tidak tiba-tiba datang dari langit! Rezeki juga sering kali datang tak terduga yang membuat hati kita sampai tergetarrrrr... ketika menerimanya. 
   


Sumber foto: pixabay.com