Sugeng tindak Pakde Didi Kempot, asline namanya Pakde iki apik loh Dionisius Prasetyo, Kempot merupakan kepanjangan dari Kelompok Pengamen Trotoar.

Dari sinilah perjalanan karirnya menapaki puncak di mulai hingga akhirnya secara perlahan setapak demi setapak karirnya mulai naik, hingga di masa tuanya lagu campursari digandrungi anak millenial yang ambyar, hidupnya penuh dengan sakit hati. Nelongso, seakan jadi bucin terus patah hati itu ambyar salawasne.



Jejaknya pun dikagumi banyak orang baik dari Indonesia maupun dari luar negeri, sihir lagunya membuat semua orang hormat dan inilah pakde seniman dan juga musisi salah satu legenda tanah air.

Tapi disini kita tak bicarakan penapakan karir dari sang maestro, sebab sebagai sobat ambyar sudah pada tahukan bagaimana karir pakde yang dimulai dari bawah, perjuangannya tidak mudah dan tentu saja juga dibantu oleh beberapa musisi yang tahu kualitas dari suara pakde.

Hal ini jugalah yang membuat pakde mendorong Dory, Sandy sebagai bagian dari tim pakde bahkan Arda Tatu seorang anak kecil tunanetra yang suaranya bagai emas untuk tampil ke permukaan dan bisa meneruskan lagu-lagu campursari kedepannya agar tetap disuka oleh kaum muda.



Ketika mendengar banyak lagu pakde dimasa sekarang yang identik dengan boso Jowo, atau bahasa Jawa saya teringat ketika masih asik bermain di masa kecil dulu, saat itu hanya ada satu stasiun tv yang gratis yaitu TVRI menyiarkan video klip pakde di album minggu kita, saya lupa stasiun tv swasta masih menggunakan decoder atau sudah mulai merambah di tv dengan waktu terbatas. Entahlah, tapi video itu menampilkan pakde dengan rambut pendeknya ia berduet dengan Viera penyanyi dengan warna musik dangdut.



Lagu itu berjudul "Bungkus Saja" tidak ada lirik Bahasa Jawanya sama sekali, bahkan lagu ini cukup lucu. Menceritakan tentang cinta tapi modal dengkul, belum ada lirik-lirik patah hati seperti saat ini. Bahkan lirik-lirik lucu dengan bahasa Jawa dapat ditemui juga di lagu sesudahnya yaitu "Kuncung" dan "Cintaku sekonyong-konyong koder".

Setelah itu barulah lagu-lagu patah hati dari karya pakde mulai bermunculan, Solo Balapan, Sewu Kuto, perawan kalimantan, tirtonadi dan banyak lagu yang hits hingga pamer bojo, cidro pun banyak disuka kalangan millenial. Karyanya ratusan sosok seniman yang sangat produktif dalam berkarya.



Tapi lagu bungkus saja, adalah lagu yang saya ingat ketika pertama kali kenal dengan sosok beliau. Bayangkan puluhan tahun yang lalu karyanya tetap dikenang. Selamat jalan pakde, musisi terbaik tanah air yang saya sangat hormati.