Ah dia, kekasihku
Sungguh sulit rasanya melupakan kisah cintaku
Kandas, begitulah.


Pertama ku kenal dia ketika saat 3 SMA, kita beda sekolah dan jelas beda jenis.

Wajahnya tirus dan memang tipe idaman saya , tahun demi tahun kami pacaran.
Rasanya kami serius membawa hubungan ini ke jenjang pernikahan.

Tapi hal itu harus berhenti tatkala sepertinya orang tuanya , lebih ke bapaknya kurang merestui hubungan kami

Hal itu bisa dilihat ketika aku kerumahnya, sembari membantu tugas kuliah. Dulu ku masih tak punya apa apa bertamu kerumahnya pun sekedar bawa martabak aku masih tak sanggup, maklum pendapatanku tak banyak, juga kebutuhan dikota sama besarnya.


Bapaknya bertanya
" Sudah kerja nak"
" Sudah pak", jawabku
"Kerja dipabrik, pak"

"Oh, sudah karyawan kah"

"Nganu, masih kontrak" , belum ada pengangkatan karyawan.


Perbincangan kami berlanjut, tapi bukan masalah hubungan . Lebih ke arah hal hal umum dan terasa sedikit garing
Maklum aku juga masih agak kikkuk berbicara didepan orang tua, apalagi bapaknya.
Meski saya tau dari mimik wajahnya, sepertinya beliau ini resah jiga saya berhubungan dengan putrinya


Pulanglah aku, sembari memikirkan
Apa yang harus kulakukan demi meyakinkan aku pantas untuk putrinya


Waktu berlalu, biasa saya sebagai pekerja datang pagi pulang sore ....
Atau datang siang pulang malam

Hubungan kami juga kadang sulit, terutama dikomunikasi. Kami juga sama sama punya kesibukan.
Aku kerja dia kuliah


Tapi jika libur saya juga sering mengantar dia pulang dan pergi. Maklum dia kuliah diluar kota. Meski 1 provinsi
Tapi tetap saja terasa jarak jauh.


Kadang bertemu satu bulan kadang kalo dia sedang libur
Kami biasa berkencan di tiap sabtu malam
Ya bersukur saya masih bisa memanage waktu, bekerja dan pacaran.


Pacaran kami kalo sabtu malam gak jauh dari kota, kalo gak makan makan ya jalan jalan.

Sungguh dia mau apa adanya dengan saya, saya cuma punya motor. Sedangkan dia pakai mobil.

Namun saya tak malu, hubungan yang kuat berdiri diatas cinta yang kokoh.




Tahun ke 4 kami pacaran
Disinilah hubungan kami digoncang
Bapaknya sudah benar tidak merestui kami, kriteria untuk anaknya adalah setara atau lebih tinggi.

Ya saya tidak bisa berbuat apa apa, jika tidak direstui jalan apa yang harus kami tempuh


Tapi saya tak mau memutuskan hubungan ini, cinta tetaplah cinta.



Namun pada akhirnya CINTA itu pun retak, ku melihat dia berdua dengan lelaki lain
Dan sialnya dia lebih lebih dari saya, kalo soal rupa sepertinya imbang

Namun soal harta, ah sudahlah
Saya berasa ayam geprek, kalah telak aku


Motor beat vs bmw


Ya tuhan, cobaan macam apa ini..

Sampai akhirnya kami bertemu dan aku bertanya tentang pria itu, dan memang dia mengatakan jujur. Kalo itu adalah pria yang dikenalkan ayahnya pada dirinya.


Duar berasa disambar gledek aku


Dan akhirnya dengan tekad yang kuat, ya meskipun sedih sambil sedikit mewek

Kita membicarakan hubungan kedepan kita ini...
Jujur aku masih sayang padanya, tapi tak ada restu
Dia juga masih sayang, tapi juga tak mau membangkang kepada orang tua.




Dengan berat hati, dan kebaikan bersama.
Kami putuskan untuk mengakhiri hubungan ini
Kami diawali dengan baik baik
Dan diakhiri dengan baik baik juga



Sulit memang jika masalah cinta terbentu restu orang tua dan tentunya HARTA...

4 tahun pacaran sirna, mungkin tuhan punya jalan terbaik buat saya....

Itulah cerita cintaku, apa adanya.