aiyoungwriterAvatar border
TS
aiyoungwriter
DISKUSIKU TENTANG KAMU


Bukan pertemuan yang menyudahi
Bukan takdir yang memisahkan
Bukan perjalanan yang terpaksa mengakhiri
Bukan juga jodoh yang mustahil menyatukan

Bukan Kamu yang menjadi topik bicaraku
Bukan Aku yang selalu ada dalam kalimatmu
Bukan Kita yang tidak tau tentang semua itu
Bukan Kita menyimpannya dalam sebuah rindu yang kaku
11.02.19



DISKUSIKU SATU


Kedatanganmu bukanlah sesuatu yang aneh. Karena sebelumnya, kamu sering datang silih berganti.
Hanya saja, kedatanganmu kali ini, seperti di waktu yang tepat.

Kamu datang di saat aku sedang patah arang menjalani hubunganku dengannya yang semakin absurd. Bukan tentang pelarian. Mungkin, timing. Tapi kamu benar-benar ada di saat aku kehilangan arah dan pegangan dalam hubunganku dengannya.
Kamu datang di saat aku sedang kebingungan.

Kamu adalah orang di masa lalu yang setiap waktuku, pernah kuhabiskan bersamamu. Meski harus berakhir dan berlalu, tetapi tidak dengan hatimu untukku. Aku tau itu.

Semua yang sempat terlewati dengan banyak dinamika dan perseteruan di antara kita, akhirnya terbayar sudah. Kita belajar berdamai dengan masa lalu yang pernah ada perihal restu.




***


Destiny.
Hari ini, untuk kesekian kalinya aku percaya bahwa takdir itu nyata. Sekuat apapun benteng pertahan kita mengelak akan suatu hal. Jika bagi Tuhan itu harus terjadi, maka tidak akan mungkin kita bisa menapikkannya.
Termasuk pertemuan kita kali ini.



Sedari awal, takdir bukan kita yang menentukan. Maaf berkali-kali membuatmu bingung, aku pun sama. Disatu sisi, kita menjalani kehidupan masing-masing. Di sisi lain, kita masih diberi waktu bertemu. Setelah sekian panjang dinamika yang berhasil kita lewati untuk melanjutkan kisahmu, kisahku. Di jalan yang berbeda. Dan pertemuan itu, selalu ada. Keajaiban, seperti katamu. Dan seperti itulah, sekian waktu yang telah berlalu.

Jika sebelumnya aku tak mampu menemuimu. Hari ini aku membuka diri, untuk pertama kalinya setelah lima tahun, aku bertemu denganmu lagi.

Keputusanku untuk berdamai denganmu mungkin ada salahnya. Tetapi harus kulakukan. Meski kamu adalah diary yang sulit untuk dibaca lagi. Berisikan kisah klasik yang masih menyisakan sakit. Aku wajib memperbaikinya, setidaknya untuk diriku sendiri. Jika aku belum mampu berdamai denganmu, mungkin sebenarnya aku tidak membecimu. Justru sebaliknya, mungkin itulah mengapa aku masih sulit bertemu denganmu. Dan aku harus meyakinkan hatiku bahwa tidak ada perasaan seperti itu yang tersisa di antara kita.


***


Entah mengapa aku menyetujui ajakanmu. Hari ini harusnya kita menonton film "DILAN 1991" di bioskop. Sayangnya, jadwal yang tersisa sudah terlalu malam jika harus menonton berdua denganmu saja, sementara setelahnya aku ada janji. Kita sepakati untuk hanya sekedar jalan-jalan saja. Biar besok dilanjutkan rencana sebelumnya.

"Janji ya, besok habis isya aku jemput. Biar aku bisa ketemu kamu lagi."pintamu dengan sungguh.

***


Ini malam pertama, kita berdiskusi. Setelah hampir lima tahun saling menutup diri. Kita menghabiskan seperempat hari dipenghujung malam.

Kita berhenti di sebuah ruko ternama yang khas dengan slogan "Belanja puas,harga pas."Hanya untuk beristirahat sejenak dan sedikit berbincang tentang kita yang sekarang.

Kita tidak melakukan yang lain selain bercerita banyak hal. Sembari melalui jalanan kota yang sebelumnya pernah kita susuri bersama. Seperti sebuah kebiasaan mengukur jalan untuk saling bercerita dan mendengarkan.

Jalanan itu, tidak terlalu banyak berubah. Karena sebelumnya kita pernah melakukan hal yang sama seperti malam ini. Kita berbincang tentang ini dan itu. Tentang hari ini dan masa depan nanti.



"Aku ingin kita menikah." singkat kalimatmu membuatku terdiam lama.
"Kamu tidak usah khawatir. Dulu aku belum sekuat sekarang."ucapnya sambil menoleh ke arahku sembari mengendari motor birunya. Aku masih terdiam sambil beberapa kali menghela nafas panjang.

Ajakanmu membuatku resah. Aku tidak ingin terlalu menggubris kalimatmu itu. Tapi aku justru memikirkan bahwa aku pun menginginkan untuk segera menikah. Dan di saat dia belum mampu mengajakku, kamu mengatakannya lebih dulu. Seseorang yang pernah mengajariku tentang luka yang sulit kuobati. Dan di hari ini, kamulah yang memberiku angin segar tentang sebuah akhir dari menunggu.

Quote:


***

Perbincangan kita berlanjut pada panggilan suara, kali ini ditempat yang berbeda. Aku di tempatku dan kamu di sana, di tempatmu.

Bercandaanmu, cukup membuatku menginginkan bahwa itu semua benar-benar serius kamu ucapkan. Ya, akhirnya kuanggap kalimat-kalimat serius malam ini sebagau candaan saja. Aku tidak ingin percaya tentang semua kalimatmu malam ini. Meski kamu meyakinkanku bahwa kamu serius dengan ucapanmu.

***


Kamu tahu? Akhir dari cerita malam ini hanya menyisakan rasa takut padaku. Aku takut bingung. Dan aku benar-benar bingung.
Tentang kamu.

Aku lupa. Kalau ada seseorang yang sedang membersamaiku. Dan kami sedang dirundung jarak. Lalu kamu datang untuk menjadi semakin dekat denganku. Salahku, aku berani membuka hati. Ujianku kah dirimu?


DISKUSIKU DUA




Ini pertemuan kedua setelah kemarin. Dan kita masih membicarakan masa lalu. Tentang perpisahan itu, tentang buku harian yang sampai hari ini tidak pernah sampai kepadaku. Tentang orang-orang yang sengaja datang hanya untuk membuat kita semakin terpisah. Tentang kehidupan setelah perpisahan itu. Tentang kita hari ini dan tentang semua hal yang sepertinya harus diceritakan.

Aku rindu, akhirnya. Alasan terbesarku mengapa aku sulit menemuimu. Sesuatu yang selama ini ditakuti, mulai tumbuh membayang-bayangi kelanjutan dari perpisahan lima tahun silam.
Dan permulaan dari pertemuan kita yang dengan sengaja direncanakan lagi.



Sudah kusebutkan, bahwa aku takut kembali berhubungan baik dengan kamu. Karena aku pasti bingung. Dan terbukti, aku bingung. Lalu, Aku mulai merindui lagi.
Aku menemukan sosok yang bisa membuatku tenang di saat gusarku. Dan itu kamu.

Quote:



DISKUSIKU TIGA


Beberapa hari terakhir sejak aku pulang ke tanah kelahiran. Aku mulai bermain api, menjadikanmu pion paling terang dan berada disisi terdekat dariku.

Kita tahu, perlahan pertemuan yang semula direncanakan untuk membuat kita saling mengikhlaskan masa lalu. Dan berdamai dengan semua itu. Justru berpaling menentang ke arah berlawanan. Seolah menyetujui bahwa kita sedang berusaha saling mendekati lagi.

Quote:



DISKUSIKU EMPAT


Hari ini, aku kembali mendekat pada rutinitasku yang jauh dari kamu dan dia. Aku akan menghabiskan hari-hariku, tanpa kalian.

Aku memang sedang kebingungan. Semakin bingung dengan kebiasaan baru bersamamu. Bukan hanya bermain api, aku juga bermain hati. Aku tidak bisa melangkah mundur atau berlari menjauhimu. Dan aku seperti sedang menantang resiko besar di depan sana.

Setiap diskusi kamu dan aku, kita selalu menyelipkan harapan baru yang mungkin bisa merubah masa lalu. Mungkin, itu juga yang membuatku mulai membuka diri padamu.

Quote:



Quote:
Diubah oleh aiyoungwriter 22-03-2019 06:28
Gimi96
berdjayapku
tafakoer
tafakoer dan 42 lainnya memberi reputasi
43
2.6K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan