- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Bilur Luka yang Tak Pernah Kering


TS
meanynovendi
Bilur Luka yang Tak Pernah Kering

Kisah Patah Hati
Lama kita tak bersua. Ingin aku mendengar kabarmu. Baik-baikkah kau di sana? Tak kurang satu apa pun jua-kah? Pernahkah terbersit rindumu untukku setelah sekian lama tak bertatap?
Mengenangmu, kembali membuka luka lama yang bahkan masih membekas perih. Bagaimana mungkin aku tetap merasa sakit, meski telah puluhan purnama berlalu?
Masih terbayang saat pertama kita bertemu. Kau perlakukan aku bagai seorang ratu. Kau bilang, aku-lah bidadari dalam hidupmu.
Tak menunggu lama, kau bawa aku menuju khayangan. Bercumbu dalam mahligai indah pernikahan.
Hari demi hari berlalu, penuh berlumur kebahagiaan. Meski terkadang resah melanda, tapi tidak mengapa. Semua tertutupi oleh kemesraan penuh cinta. Kau begitu memujaku.
Bagai dalam mimpi, aku tak ingin terjaga meski sekejap saja. Namun kenyataannya, tiap awal pasti ada akhir.
Hingga tiba saat mimpiku kau renggut paksa. Kau hadirkan dia di antara kita. Membuaimu dengan segala pesonanya.
Terbersit setitik harap, bahwa kau tak 'kan tergoda pada fatamorgana yang dia bawa. Kau tak 'kan mampu untuk pergi dariku.

Namun apa lacur, kenyataan tak seindah harapan. Kau lari mengejar bayang penuh ilusi. Meninggalkanku di mahligai ini bersama sepi.
Jangan tanyakan betapa hancurnya hati ini. Bahkan tetes embun dari mataku, tak lagi mampu menyatukan kepingan hati yang sudah berkecai.
Aku bukan lagi bidadarimu. Sayapku telah patah bersama pergimu. Dan aku masih terpenjara sendiri, bersama bayangmu yang tak jua mau pergi dari mindaku.
Meski aku tahu, kita tak mungkin lagi bisa menyatu. Sekuat mana pun inginku, mustahil terjadi. Dia telah menyanderamu di istana itu.
Memisahkan hatiku dan hatimu, dengan sangat kejam.
Ingin aku berteriak. Menghujatnya. Memuntahkan semua murka di relung hatiku padanya. Agar dia tak membawamu serta. Agar dia berlalu tanpa merenggutmu dariku.
Lantas aku tersentak. Tersadar. Bukan salahnya. Dan bukan salahku. Tapi, salahmu. Kau menjatuhkan pilihan padanya. Melepaskan satu-satunya yang kau miliki, untuk memilikinya.
Aku terdiam membeku. Luka ini tak 'kan pernah sembuh. Akan terus menganga, mengalirkan kesakitan dalam setiap hembus nafasku. Sampai aku mati.
Selesai
Aku yang Terluka
Sumber Foto : www.lifestyle.kompas.com






nona212 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
526
23


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan