- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Virus Corona Wabah Covid-19 Mungkin Doa Kita Yang Terkabul


TS
arbib
Virus Corona Wabah Covid-19 Mungkin Doa Kita Yang Terkabul
Wabah virus corona covid-19 yang masih melanda berbagai belahan dunia saat ini, bisa jadi merupakan doa doa kita yang terkabul. Walaupun, tak sama persis apa yang dengan apa yang kita inginkan, namun harus kita akui, inilah cara Tuhan yang adil, untuk mengabulkan doa kita semua.

Semua yang terjadi adalah kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Tak satupun kejadian, diluar dari kekuasaan Sang Maha Pengatur. Termasuk, kejadian luar biasa, yang kita alami saat ini. Mau tidak mau, terima atau tidak, kejadian yang kita alami sekarang, membuat kita, mesti merenungkan beberapa hal berikut ini;
Dunia yang hening

Hingar bingar dunia. Kepenatan setiap waktu. Kepadatan manusia yang semakin bertambah di bumi ini, membuat banyak yang berharap ini berubah. Sebagian orang tentu ada yang mendoakan dunia yang hening dan tenang. Mungkin, kita sendiri juga pernah berdoa dan berharap, dunia yang hening. Kita sejenak puasa keramaian.
Pembatasan berbagai kegiatan keramaian sekarang, guna memutus mata rantai penyebaran virus, bisa jadi merupakan Rahasia Ilahi, yang mengabulkan doa, orang yang mengharapkan dunia yang hening. Hiruk pikuk berbagai acara, kini teredam dengan kondisi. Berbagai kota yang seakan tak pernah tidur dari keramaian, kini sejenak bernapas mengheningkan suasana.
Polusi berkurang

Pertumbuhan jumlah kendaraan yang terus meningkat setiap hari. Mobilitas kita dari lokasi satu ke wilayah lainya, mengharuskan kita berkendaraan yang menghasilkan polusi udara. Dengan adanya kejadian luar biasa ini, kini polusi udara berkurang. Udara terasa lebih segar. Walaupun berada di perkotaan.
Berbagai cara kita untuk meredam polusi udara, selama ini, terbentur dengan beragam kepentingan wara wiri kita. Dari kegiatan penting hingga sekedar aksi juga juga atau hiburan belaka, secara langsung ataupun tidak, turut menyumbang pertumbuhan polusi. Bukan cuma polusi udara yang dihasilkan, polusi tanah, polisi air dan polusi lainnya, turut kita sumbang selama ini.
Kini, dengan keterpaksaan kita, mengurangi berbagai kegiatan, polusi yang terjadi, mengalami penurunan. Kita diharuskan istirahat karena bumi yang kita tumpangi untuk hidup ini, perlu rehat sejenak untuk bisa seimbang.
Kemacetan reda

Selama ini mungkin banyak ahli yang sudah jungkir balik mencari cara bagaimana mengatasi kemacetan kota. Khususnya di wilayah dki jakarta ini. Berganti ganti kepemimpinan, berkali kali ganti gubernur bahkan presiden, kemacetan jakarta, tak jua reda. Berbagai solusi dikerjakan bekejaran pula dengan pertumbuhan jumlah kepadatan penduduk serta kendaraan.
Hasilnya, walaupun berbagai mode transportasi masal dikebut. Pertumbuhan kendaraan pribadi yang menambah kepenatan jalanan kota, tak jua bisa ditekan. Hasilnya, semakin hari bertambah kendaraan yang tak sebanding dengan luas jalanan, kemacetan tak terhindarkan.
Dengan adanya wabah yang mendunia ini, kemacetan sejenak teratasi. Kepadatan kendaraan berkurang. Kepenatan jalanan mengalami perenggangan yang drastis. Mungkin saja,wabah corona yang turut melanda negeri kita saat ini, merupakan doa serta hasil sumpah serapah kita selama ini yang bergelut dengan kemacetan.
Kebisingan menurun

Kebisingan kota, khususnya jalanan, secara otomatis menurun. Hingar bingar mesin kendaraan yang berderu mendebu, berkurang. Seiring dengan pembatasan berbagai kegiatan guna memutus mata rantai penyebaran virus corona covid-19ini.
Berbagai event atau acara alias kegiatan keramaian, dilarang dalam waktu pembatasan ini. Otomatis, gegap gempita dunia hiburan, seperti halnya festival musik, konser dan aneka kegiatan lain, termasuk resepsi pernikahan dilarang untuk sementara ini. Hasilnya dunia yang hening sedikit meluas di berbagai arena kota.
Kebisingan yang berkurang tentu saja dinikmati para pencinta keheningan. Dunia yang hening dambaan selama ini, sedikit tergambarkan dalam pandemi corona virus kali ini. Jika kita lihat keadaan tersebut, bisa jadi ini merupakan terkabulnya doa doa kita yang selama ini, mengharapkan sejenak keheningan total.
Kebersamaan keluarga

Kesibukan kita selama ini, secara Otomatis mengurangi kesempatan kita, untuk berkumpul bersama keluarga. Mobilitas yang tinggi, terkadang setiap jam sudah berada di kota berbeda, mau tidak mau, kebersamaan keluarga menjadi nomor belakang. Kejar target, kejar cita, kejar tujuan, dan lain sebagainya, merupakan alasan yang harus dimaklumi keluarga kita.
Anak anak kecil, istri dan keluarga kita, yang selama ini kurang kebersamaan dengan kita, mungkin saja berdoa agar, waktu kebersamaan bersama kita, lebih leluasa. Hasilnya, bisa jadi, doa mereka selama ini terkabul. Walaupun nuansa kesulitan dan berbagai hambatan yang terjadi akibat wabah yang melanda.
Selain beberapa hal yang sudah disebutkan, mungkin saja masih banyak lain sebab, yang bisa menyimpulkan bahwa wabah yang terjadi, bersumber dari doa doa kita sebelumnya. Jika kita ingat sebuah kalimat bijak, yang sering diserukan para motivator, yang berbunyi sebagai berikut:
Ketika kita menginginkan bunga mawar, Tuhan memberikan kita kayu berduri.
Bagi yang pandai membaca anugerah Tuhan, tentu menanam kayu berduri itu, hingga tumbuh berkembang, menghasilkan bunga yang cantik.
Namun bagi yang pandir membaca, kayu berduri itu dibuang, seraya menhujat Tuhan, yang tak mau mengabulkan doanya.
Jadi, intinya, apapun yang kita hadapi saat ini, adalah anugerah. Walaupun pahit dirasa. Dan sakit kita terima. Mungkin saja itu obat untuk kesehatan kita. Mungkin saja rasa sakit yang kita alami saat ini, adalah upaya upaya ILLAHI menjahit luka kita yang berbahaya.
Sejenak saja kita renungkan......
Sumber gambar ilustrasi diambil dari situs pixabay.com. sampai jumpa pada thread2 yang lainnya
Quote:

Semua yang terjadi adalah kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Tak satupun kejadian, diluar dari kekuasaan Sang Maha Pengatur. Termasuk, kejadian luar biasa, yang kita alami saat ini. Mau tidak mau, terima atau tidak, kejadian yang kita alami sekarang, membuat kita, mesti merenungkan beberapa hal berikut ini;
Dunia yang hening

Hingar bingar dunia. Kepenatan setiap waktu. Kepadatan manusia yang semakin bertambah di bumi ini, membuat banyak yang berharap ini berubah. Sebagian orang tentu ada yang mendoakan dunia yang hening dan tenang. Mungkin, kita sendiri juga pernah berdoa dan berharap, dunia yang hening. Kita sejenak puasa keramaian.
Pembatasan berbagai kegiatan keramaian sekarang, guna memutus mata rantai penyebaran virus, bisa jadi merupakan Rahasia Ilahi, yang mengabulkan doa, orang yang mengharapkan dunia yang hening. Hiruk pikuk berbagai acara, kini teredam dengan kondisi. Berbagai kota yang seakan tak pernah tidur dari keramaian, kini sejenak bernapas mengheningkan suasana.
Polusi berkurang

Pertumbuhan jumlah kendaraan yang terus meningkat setiap hari. Mobilitas kita dari lokasi satu ke wilayah lainya, mengharuskan kita berkendaraan yang menghasilkan polusi udara. Dengan adanya kejadian luar biasa ini, kini polusi udara berkurang. Udara terasa lebih segar. Walaupun berada di perkotaan.
Berbagai cara kita untuk meredam polusi udara, selama ini, terbentur dengan beragam kepentingan wara wiri kita. Dari kegiatan penting hingga sekedar aksi juga juga atau hiburan belaka, secara langsung ataupun tidak, turut menyumbang pertumbuhan polusi. Bukan cuma polusi udara yang dihasilkan, polusi tanah, polisi air dan polusi lainnya, turut kita sumbang selama ini.
Kini, dengan keterpaksaan kita, mengurangi berbagai kegiatan, polusi yang terjadi, mengalami penurunan. Kita diharuskan istirahat karena bumi yang kita tumpangi untuk hidup ini, perlu rehat sejenak untuk bisa seimbang.
Kemacetan reda

Selama ini mungkin banyak ahli yang sudah jungkir balik mencari cara bagaimana mengatasi kemacetan kota. Khususnya di wilayah dki jakarta ini. Berganti ganti kepemimpinan, berkali kali ganti gubernur bahkan presiden, kemacetan jakarta, tak jua reda. Berbagai solusi dikerjakan bekejaran pula dengan pertumbuhan jumlah kepadatan penduduk serta kendaraan.
Hasilnya, walaupun berbagai mode transportasi masal dikebut. Pertumbuhan kendaraan pribadi yang menambah kepenatan jalanan kota, tak jua bisa ditekan. Hasilnya, semakin hari bertambah kendaraan yang tak sebanding dengan luas jalanan, kemacetan tak terhindarkan.
Dengan adanya wabah yang mendunia ini, kemacetan sejenak teratasi. Kepadatan kendaraan berkurang. Kepenatan jalanan mengalami perenggangan yang drastis. Mungkin saja,wabah corona yang turut melanda negeri kita saat ini, merupakan doa serta hasil sumpah serapah kita selama ini yang bergelut dengan kemacetan.
Kebisingan menurun

Kebisingan kota, khususnya jalanan, secara otomatis menurun. Hingar bingar mesin kendaraan yang berderu mendebu, berkurang. Seiring dengan pembatasan berbagai kegiatan guna memutus mata rantai penyebaran virus corona covid-19ini.
Berbagai event atau acara alias kegiatan keramaian, dilarang dalam waktu pembatasan ini. Otomatis, gegap gempita dunia hiburan, seperti halnya festival musik, konser dan aneka kegiatan lain, termasuk resepsi pernikahan dilarang untuk sementara ini. Hasilnya dunia yang hening sedikit meluas di berbagai arena kota.
Kebisingan yang berkurang tentu saja dinikmati para pencinta keheningan. Dunia yang hening dambaan selama ini, sedikit tergambarkan dalam pandemi corona virus kali ini. Jika kita lihat keadaan tersebut, bisa jadi ini merupakan terkabulnya doa doa kita yang selama ini, mengharapkan sejenak keheningan total.
Kebersamaan keluarga

Kesibukan kita selama ini, secara Otomatis mengurangi kesempatan kita, untuk berkumpul bersama keluarga. Mobilitas yang tinggi, terkadang setiap jam sudah berada di kota berbeda, mau tidak mau, kebersamaan keluarga menjadi nomor belakang. Kejar target, kejar cita, kejar tujuan, dan lain sebagainya, merupakan alasan yang harus dimaklumi keluarga kita.
Anak anak kecil, istri dan keluarga kita, yang selama ini kurang kebersamaan dengan kita, mungkin saja berdoa agar, waktu kebersamaan bersama kita, lebih leluasa. Hasilnya, bisa jadi, doa mereka selama ini terkabul. Walaupun nuansa kesulitan dan berbagai hambatan yang terjadi akibat wabah yang melanda.
Selain beberapa hal yang sudah disebutkan, mungkin saja masih banyak lain sebab, yang bisa menyimpulkan bahwa wabah yang terjadi, bersumber dari doa doa kita sebelumnya. Jika kita ingat sebuah kalimat bijak, yang sering diserukan para motivator, yang berbunyi sebagai berikut:
Ketika kita menginginkan bunga mawar, Tuhan memberikan kita kayu berduri.
Bagi yang pandai membaca anugerah Tuhan, tentu menanam kayu berduri itu, hingga tumbuh berkembang, menghasilkan bunga yang cantik.
Namun bagi yang pandir membaca, kayu berduri itu dibuang, seraya menhujat Tuhan, yang tak mau mengabulkan doanya.
Jadi, intinya, apapun yang kita hadapi saat ini, adalah anugerah. Walaupun pahit dirasa. Dan sakit kita terima. Mungkin saja itu obat untuk kesehatan kita. Mungkin saja rasa sakit yang kita alami saat ini, adalah upaya upaya ILLAHI menjahit luka kita yang berbahaya.
Sejenak saja kita renungkan......
Sumber gambar ilustrasi diambil dari situs pixabay.com. sampai jumpa pada thread2 yang lainnya
Diubah oleh arbib 05-05-2020 08:31






l13ska dan 34 lainnya memberi reputasi
35
14K
Kutip
18
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan