Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

vizum78Avatar border
TS
vizum78
Ekonomi Dan Spiritual Di Arus Kebijakan Pandemi Covid-19.


Membangun optimisme memang di perlukan agar kita tetap semangat menatap ke depan.
Demikian pula sikap optimis Presiden Jokowi yang mengatakan wabah corona akan mereda di bulan juli.
Namun sikap optimis harus pula di bareng kerja keras dan dukungan di segala lini.

Sayangnya optimisme Sang Presiden ini mungkin seperti api jauh dari panggang.
Ane percaya bahwa Pemerintah beserta jajaran kebawahnya sekarang ini telah berkerja keras tuk menanggulangi wabah corona.
Segala himbauan dan larangan meluncur deras ke masyarakat.
Jadi saat ini sungguh heran apabila ada masyarakat yang tidak tau soal CO19 dan bagaimana pencegahannya.

Namun itu saja ternyata tidak cukup membuat masyarakat sadar.
Dengan alasan ekonomi dan spiritual,mereka malah terlihat masa bodoh akan ancaman virus ini.
Sesal kemudian pun tidak ada guna.
Ketika orang-orang di sekelilingnya mulai berjatuhan baru mereka sadar bahwa ini bahaya ternyata.

Sebuah sikap konyol yang masih terpelihara dari jaman dahulu kala.
Belum tau itu panas kalau belum menyentuhnya.
Setelah tangan melepuh baru menyesal.
Konyol bukan.
Tameng ekonomi dan tameng spiritual adalah tembok yang sangat tebal tuk di tembus bagi Pemerintah agar wabah ini bisa selesai secepatnya.

Secara alasan ekonomi masihlah di anggap wajar.
Terlebih santunan pemerintah terkesan masih lambat turunnya.
Ditambah pula tagihan tiap bulan semacam tagihan air dan listrik sepertinya zero toleransi.
Masyarakat menengah ke bawah terutama kaum yang tidak berpenghasilan tetap tentu posisinya akan menjadi dilema.
Maju salah eh mundur juga salah.

Optimisme yang di bangun akan sulit terlaksana kalau Pemerintah masih tidak juga menemukan racikan yang tepat tuk menolong mereka yang benar-benar langsung terdampak ketika CO19 merebak di Indonesia.
Jangan hanya menghimbau kita di rumah saja tapi tuntutan hidup dan tagihan bulanan tetap datang ke rumah tiap bulannya.

Sedangkan tameng spiritual adalah sesuatu yang sulit tuk di kendalikan.
Karena mereka semua lebih senang memajukan ego dan kesombongan di banding nalar/akal yang jelas-jelas sudah di beri kelebihan oleh Tuhan di banding ciptaan yang lainnya.
Justru malah sering tidak di pakai oleh sebagian masyarakat.
Zero kompromi dan tetap maju meski badai menghadang.

Meski mereka tau bahwa Tuhan itu maha mendengar,melihat,mengetahui dan maha bijaksana.
Namun karena ego tersebut malah menganggap Tuhan itu kurang ke mahannya.
Tuhan ada dimana saja dan kita bisa beribadah kepadanya di mana saja dan kapanpun.

Makin di tegasin makin mereka arogan.
Serba salah juga Pemerintah soal ini.
Mereka tidak mengenal strategi mengalah tuk menang.
Hanya ada maju terus pantang mundur.
Sebenarnya sikap yang beginian harusnya di sesuaikan dengan waktu yang tepat.
Tapi itulah gambaran sekelompok orang yang mungkin nalarnya/otaknya hanya sebagai hiasan di dalam otaknya.

Kedua hal ini adalah PR besar dan merupakan tantangan terberat bagi Pemerintah saat ini.
Di butuhkan tindakan tegas dan disiplin tuk tameng spritualnya dan hati nurani saat mengambil kebijakan tuk tameng ekonominya.
Tinggalkan jiwa politik anda tapi pakailah jiwa patriotik anda.



rindudihati
snoopze
nona212
nona212 dan 26 lainnya memberi reputasi
27
701
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan