Tau hakikat sabar?
Sabar itu, mulut diam tapi hati nggak ngedumel.

Masih sering 'kan, bilangnya sabar, tapi ngedumelnya pindah ke hati?
Za masih sering. Habis itu istighfar banyak-banyak. Walau masih berlanjut ngedumelnya.

Di dunia ini tuh, semua menguji kesabaran. Nggak ada yang nggak menguji emosi.

Menjelang ulangan akhir, sibuk mempersiapkan diri. Belajar ekstra demi hasil yang memuaskan. Namun, di hari kenaikan/kelulusan, malah nilai pas-pasan yang didapat. Harus sabar.

Waktu miskin, diuji kesabarannya. Berbagai macam ujian datang silih berganti. Mulai dari gak ada uang buat makan, bayar cicilan kontrakan, belum lagi angsuran ini itu.

Nah, saat kaya juga diuji kesabarannya. Menghadapi orang yang berhutang, tapi gak dibayar-bayar. Pengemis yang tiap sore nunggu di gerbang. Semua itu butuh kesabaran ekstra.

Sudah tamat kuliah, nyari kerja ke sana ke mari tak dapat. Harus sabar.

Saat dewasa, sudah bekerja, mapan. Punya rumah, kendaraan, dan lainnya. Namun, tak kunjung mendapat jodoh. Itu juga perlu kesabaran. Sabar menanti dengan memantaskan diri.

Setelah menikah, dapat pasangan cantik/ganteng, pinter, sholeh/ah, tapi belum juga dikaruniai anak. Padahal usia pernikahan yang lumayan lama. Itu perlu kesabaran. Sabar berikhtiar dan doa di setiap sujudnya.

Dan masih banyak lagi sabar dalam hidup ini yang harus kita terapkan.

Tulisan ini saya buat sebagai pengingat diri. Jika teman-teman merasa terpanggil, ayo sama-sama belajar sabar untuk kesekian kali lagi.

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
Za,
27 April 2020