- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kemenkes dan IDI Tak Akur karena Pemecatan Terawan?


TS
dragonroar
Kemenkes dan IDI Tak Akur karena Pemecatan Terawan?
Kemenkes dan IDI Tak Akur karena Pemecatan Terawan?
24 April 2020 | 14:43
Popy Rakhmawaty
Jakarta - Menghadapi pandemi Covid-19, Kementerian Kesehatan bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terlihat sering bergesekan, menampakkan ada ketidakharmonisan di antara keduanya.
Sebagai lembaga yang mengurusi bidang kesehatan, keduanya diharapkan dapat berjalan searah, terutama dalam hal penanganan virus corona di Tanah Air.
Konsultan Politik dan Media Hersubeno Arif menduga jika ketidakakuran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan IDI dilatari kejadian lalu soal pemecatan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto oleh IDI, baginya hal itu amat tak pantas.
Sebenarnya kan sikap IDI itu sama dengan elemen lain yang kritis terhadap kebijakan pemerintah yang lamban menangani Covid-19
"Saya kira terlalu kekanak-kanakan kalau hanya soal kasus lama kemudian IDI tidak akur dengan Kemenkes," kata Hersubeno saat dihubungi Tagar, Jumat, 24 April 2020.
Hersubeno menilai, sikap IDI yang merupakan organisasi perkumpulan dokter-dokter profesional ini sudah tepat mengkritisi pemerintah dalam masa penanganan corona.
Menurutnya, perbedaan sikap terkait penanganan corona masih dalam dinamika dan koridor yang wajar, karena memang ada ketidakberesan di pemerintah.
"Sebenarnya kan sikap IDI itu sama dengan elemen lain yang kritis terhadap kebijakan pemerintah yang lamban menangani Covid-19," tutur dia.
Hersubeno menegaskan, suara IDI seharusnya bisa dipakai menjadi suatu masukan bagi pemerintah atau dapat dikatakan suatu kritik yang membangun.
Baginya, IDI dibangun orang-orang yang berkompeten di bidang kesehatan, yang tak lain sekarang menjadi garda terdepan penanganan Covid-19.
"Selama ini kelihatan mereka mencoba menahan-nahan diri, tapi toh akhirnya tidak tahan juga. Apalagi mereka kan langsung di garda depan dan bersentuhan dengan realitas bahwa kebijakan pemerintah berdampak buruk tidak hanya terhadap keselamatan nyawa rakyat, tapi juga anggota mereka," ujar dia.
Sebelumnya, ada dugaan permasalahan karena IDI sempat memberi sanksi kepada dokter Terawan Agus Putranto berupa pemecatan selama 12 bulan dari keanggotaan IDI sejak 26 Februari 2018-25 Februari 2019. Saat itu Terawan belum menduduki posisi sebagai Menteri Kesehatan.
Keputusan IDI saat itu diambil setelah sidang Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) PB IDI yang menilai Dokter Terawan melakukan pelanggaran etika kedokteran.
Teranyar, Presiden Joko Widodo meminta Ikatan Dokter Indonesia menyampaikan data kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan Kementerian Kesehatan. Dia meminta semua pihak tidak memperkeruh situasi. Sebab, pemerintah sedang menghadapi masa yang tidak mudah di tengah pandemi.
"Posisi sekarang ini bukan posisi yang mudah. Jangan memperkeruh suasana dengan hal-hal yang sepertinya mudah. Sampaikan saja datanya, kalau datanya benar pasti di Kementerian, di Gugus Tugas akan memasukkan itu dalam konsolidasi data yang ada," ujar Presiden Jokowi dalam wawancara eksklusif di acara Mata Najwa, Trans7, Rabu malam, 22 April 2020. []
https://www.tagar.id/kemenkes-dan-id...ecatan-terawan
24 April 2020 | 14:43
Popy Rakhmawaty
Jakarta - Menghadapi pandemi Covid-19, Kementerian Kesehatan bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terlihat sering bergesekan, menampakkan ada ketidakharmonisan di antara keduanya.
Sebagai lembaga yang mengurusi bidang kesehatan, keduanya diharapkan dapat berjalan searah, terutama dalam hal penanganan virus corona di Tanah Air.
Konsultan Politik dan Media Hersubeno Arif menduga jika ketidakakuran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan IDI dilatari kejadian lalu soal pemecatan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto oleh IDI, baginya hal itu amat tak pantas.
Sebenarnya kan sikap IDI itu sama dengan elemen lain yang kritis terhadap kebijakan pemerintah yang lamban menangani Covid-19
"Saya kira terlalu kekanak-kanakan kalau hanya soal kasus lama kemudian IDI tidak akur dengan Kemenkes," kata Hersubeno saat dihubungi Tagar, Jumat, 24 April 2020.
Hersubeno menilai, sikap IDI yang merupakan organisasi perkumpulan dokter-dokter profesional ini sudah tepat mengkritisi pemerintah dalam masa penanganan corona.
Menurutnya, perbedaan sikap terkait penanganan corona masih dalam dinamika dan koridor yang wajar, karena memang ada ketidakberesan di pemerintah.
"Sebenarnya kan sikap IDI itu sama dengan elemen lain yang kritis terhadap kebijakan pemerintah yang lamban menangani Covid-19," tutur dia.
Hersubeno menegaskan, suara IDI seharusnya bisa dipakai menjadi suatu masukan bagi pemerintah atau dapat dikatakan suatu kritik yang membangun.
Baginya, IDI dibangun orang-orang yang berkompeten di bidang kesehatan, yang tak lain sekarang menjadi garda terdepan penanganan Covid-19.
"Selama ini kelihatan mereka mencoba menahan-nahan diri, tapi toh akhirnya tidak tahan juga. Apalagi mereka kan langsung di garda depan dan bersentuhan dengan realitas bahwa kebijakan pemerintah berdampak buruk tidak hanya terhadap keselamatan nyawa rakyat, tapi juga anggota mereka," ujar dia.
Sebelumnya, ada dugaan permasalahan karena IDI sempat memberi sanksi kepada dokter Terawan Agus Putranto berupa pemecatan selama 12 bulan dari keanggotaan IDI sejak 26 Februari 2018-25 Februari 2019. Saat itu Terawan belum menduduki posisi sebagai Menteri Kesehatan.
Keputusan IDI saat itu diambil setelah sidang Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) PB IDI yang menilai Dokter Terawan melakukan pelanggaran etika kedokteran.
Teranyar, Presiden Joko Widodo meminta Ikatan Dokter Indonesia menyampaikan data kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan Kementerian Kesehatan. Dia meminta semua pihak tidak memperkeruh situasi. Sebab, pemerintah sedang menghadapi masa yang tidak mudah di tengah pandemi.
"Posisi sekarang ini bukan posisi yang mudah. Jangan memperkeruh suasana dengan hal-hal yang sepertinya mudah. Sampaikan saja datanya, kalau datanya benar pasti di Kementerian, di Gugus Tugas akan memasukkan itu dalam konsolidasi data yang ada," ujar Presiden Jokowi dalam wawancara eksklusif di acara Mata Najwa, Trans7, Rabu malam, 22 April 2020. []
https://www.tagar.id/kemenkes-dan-id...ecatan-terawan






sebelahblog dan 36 lainnya memberi reputasi
37
3.4K
47


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan