Plot, Situasi, dan Karakter. Apa Bedanya? Not So Deep Analysis

Beranda
Komunitas
Anime & Manga
Anime & Manga Haven
Plot, Situasi, dan Karakter. Apa Bedanya? Not So Deep Analysis

arai01

23-04-2020 18:38

Plot, Situasi, dan Karakter. Apa Bedanya? Not So Deep Analysis

Terkadang, waktu ane membaca sinopsis suatu judul anime, ane berpikir: "Ini mah bukan plot, cuma situasi. Plotnya dimana?"

Well dalam literatur, enggak ada pakem yang pasti. Segalanya bebas menurut sang kreator. Cuma ya kalo ingin menikmati suatu cerita apapun bentuknya, kita akan mengharapkan sebuah plot kan? Lalu apa bedanya situasi dengan plot? Serta bagaimana implikasinya terhadap karakter? Sebenarnya suatu cerita itu apa sih? emoticon-Roll Eyes (Sarcastic)

Singkatnya, cerita itu terdiri dari suatu plot. Lebih tepatnya, cerita membutuhkan plot untuk berdiri. Namun terkadang, kreator baik itu novel, film, manga, maupun anime tidak menyadari bahwa dalam ceritanya gak punya plot, melainkan hanya situasi. Oleh karena ane ngepost thread ini di AMH, maka akan ane bahas dari sudut pandang anime saja. Mari kita amati sejenak sinopsis dari MAL One Piece berikut.

Quote:

Gol D. Roger dikenal sebagai "Raja Bajak Laut," manusia terkuat dan paling terkenal yang pernah berlayar di Grand Line. Penangkapan dan eksekusi Roger oleh Pemerintah Dunia membawa perubahan di seluruh dunia. Kata-kata terakhirnya sebelum kematiannya mengungkapkan keberadaan harta terbesar di dunia, One Piece. Pengungkapan inilah yang menghasilkan Grand Age of Pirates, orang-orang yang bermimpi menemukan One Piece — yang menjanjikan kekayaan dan ketenaran yang tak terbatas — dan juga puncak kemuliaan serta gelar Raja Bajak Laut.

Muncullah Monkey D. Luffy, anak laki-laki berusia 17 tahun yang menentang definisi standarmu tentang bajak laut. Alih-alih menjadi persona bajak laut yang populer dari desa, jahat, keras, dan tak bergigi, hidup untuk bersenang-senang, alasan Luffy untuk menjadi bajak laut adalah rasa penasaran: pikiran tentang petualangan yang mengasyikkan yang membawanya ke orang-orang yang membangkitkan minat dan akhirnya, harta yang dijanjikan. Mengikuti jejak pahlawan masa kecilnya, Luffy dan krunya melakukan perjalanan melintasi Grand Line, mengalami petualangan gila, mengungkap misteri gelap dan melawan musuh yang kuat, semuanya untuk mencapai kekayaan yang paling didambakan dari semua kekayaan — One Piece.

Perbedaannya memang subtle, namun tetap ada. Paragraf pertama itu murni situasi, sedangkan paragraf kedua itu terdiri dari situasi dan plot aktualnya. So what's the difference?

Paragraf pertama hanya berisi deretan situasi yang menggambarkan kondisi dunia One Piece, mulai dari sejarah, politik kekuasaan, misteri, hingga fantasi yang terkait. Bahwa dulu ada manusia yang pernah berlayar, punya segala macam gold and glory. Namun kemudian dia ditangkap dan dieksekusi. Satu paragraf itu enggak ada konflik, dan berfungsi untuk membangun worldbuilding yang akan menjadi kanvas cerita bagi para karakternya, Lufy cs. Ini bukan plot, dan sekadar menggambarkan situasi dunia dimana Luffy cs berada. Situasi merupakan suatu event yang terdiri dari kombinasi elemen cerita dan berfungsi untuk mengatur aturan-aturan tertentu dari suatu latar dan setting.

Paragraf kedua terdiri dari 3 kalimat, yang mana dua kalimat pertama masih berupa situasi yang membangun kedalaman karakter, dan kalimat terakhir yang, tentu saja, baru merupakan plotnya. Plot ini memberikan goal yang konkret baik itu secara eksternal (menemukan One Piece) dan internal (mengikuti jejak Shanks), konflik-konflik yang akan dihadapi oleh karakternya dalam berbagai macam bentuk mulai dari bertualang di lautan Grand Line, mengungkap misteri, serta melawan musuh.

Kasarannya, plot adalah serangkaian konflik yang harus karakter hadapi dan lewati. Plot adalah tentang orang melakukan sesuatu, elemen naratif dari cerita, tidak hanya sekadar sekumpulan keadaan yang telah terjadi di para karakter, yang kebanyakan dalam cerita itu merupakan eksposisi statis. Plot adalah pergerakan, pengambilan keputusan oleh karakter berdasarkan pola pikirnya untuk mengatasi suatu konflik sehingga akan mendapatkan perubahan, yang biasa kita kenal sebagai character development. emoticon-Big Grin

Nah kita sebagai penikmat tentu saja akan kebosanan jika hanya siituasi saja yang dijadikan fokus. Maka plot yang dinamis perlu dirangkai sebaik mungkin, bersamaan dengan karakter yang menarik. One Piece adalah salah satu cerita yang memiliki penggambaran situasi yang cukup mendetil, kebanyakan fokus di karakter sampingan untuk menunjukkan pertimbangan dia berpikir dan mengambil keputusan. Juga memiliki plot yang jelas mengalir entah itu dari karakter utama (kru Mugiwara) dalam lingkup sempit (biasanya kan mereka berpencar, ngelawan musuhnya masing-masing), dan lingkup luas (pergerakan para marine dan world govt).

Contoh lain adalah One Punch Man. Segala sesuatu yang menggambarkan Saitama: sangat kuat, miskin harta, kaya hati, ngeselin, tinggal di kos-kosan sepi, gak tau ada asosiasi hero, dulunya lemah dan punya rambut, sekarang plontos, punya idealisme hero, de el el. Itu semua bukan plot, melainkan situasi yang porsinya memang sangat banyak. Situasi yang sangat banyak tersebut menggambarkan bagaimana Saitama luar dalam. Lalu dimana plotnya? Ane amati sih kebanyakan plot itu datang sendiri ke dianya dalam bentuk karakter sampingan macem Genos dan hero serta para monster. Disinilah para karakter sampingan akan dimaksimalkan perannya untuk memunculkan konflik beragam. Menariknya, keberadaan Saitama ini yang ibarat immovable object, yang sekali bergerak mengatasi konflik, akan menjadi unstoppable force. Lucu aja sih, dikala konflik digambarkan secara mengerikan akan dilewati begitu saja dengan muka datar, sehingga kita jarang mendapatkan chara development dari Saitama. Dia itu apa adanya, dan kita semua suka itu. Ini yang unik dari One Punch Man. emoticon-Cool

Katanya sih, ada 5 elemen atau langkah yang membentuk plot, yaitu [1] eksposisi konflik, [2] karakter menghadapi konflik sehingga membentuk event-event, [3] klimaks dimana turning point terjadi dan emosi berada pada puncaknya, [4] falling actiondimana konflik telah terlewati dan tensi menurun, dan [5] resolusi yang merupakan akhir cerita atau arc. Nah sebab dari uniknya One Punch Man nampaknya karena banyak plot yang menihilkan klimaks sehingga menyebabkan resolusi jadi gak berbeda jauh dengan sebelum konflik terjadi.

Lalu, apakah situasi itu sebegitu membosankannya kah sehingga lebih baik memfokuskan pada plotnya saja?

Tidak sesederhana itu, namun fakta di lapangan mengatakan bahwa banyak orang merasa bosan dengan cerita yang berfokus pada situasi. Untuk anime series, memang cerita yang berfokus pada situasi memang membosankan, contohnya Serial Experiment Lain dan paruh pertama Steins;Gate. Hal ini karena memang durasi yang jadi terlalu panjang sehingga membuat jenuh penonton. Untuk movie, kita bisa tengok Liz and The Blue Bird dan 5 cm per second-nya Makoto Shinkai. Liz and The Blue Bird ane akan bahas di lain waktu, kali ini kita fokus di 5cm/s saja.

Dari pengamatan ane, orang yang nonton 5cm/s itu antara yang suka banget dan gak suka banget. Kubu gak suka banget itu sayangnya lebih banyak. Kenapa? Karena mereka merasa bosan dengan alur ceritanya. Bagi yang sudah menonton bakal paham deh, bahwa movie 1 jam ini terbagi menjadi 3 chapter, dan memang didominasi oleh situasi serta minim plot. Chapter ke-1 terdiri dari dua konflik, yaitu bagaimana Takaki bisa bertemu dengan Akari, dan konflik batin Akari mau ngasih surat saat Takaki pulang. Kebanyakan durasi bercerita tentang dulunya mereka satu sekolah, apa-apa bareng, bagaimana rasanya LDR-an, de el el. Chapter ke-2 malah isinya curhatnya Kanae, udah. Takaki yang pindah malah konflik minor, itu memang harus terjadi dan Kanae tidak melakukan apa-apa lantaran Takaki gak bisa move-on dari Akari. Chapter ke-3? Durasinya bahkan hanya beberapa menit. Konflik utama terjadi disini, pas di adegan legendaris di rel kereta. Akari tiba-tiba muncul. Lalu apa yang Takaki lakukan? Tidak ada. Bangke gak sih? emoticon-Ngakak (S)

Sisa durasinya buat pamerin skill AMV-nya Shinkai dengan lagu One More Time, One More Chance.

5cm/s adalah cerita tentang kegagalan mempertahankan suatu hubungan, dimana tiap keputusan yang diambil oleh tiap karakternya untuk tidak berbuat apa-apa telah mengunci takdir mereka untuk berpisah. Hampir 80% durasinya berisi curhatan, internal dialog yang bersayap-sayap, mengupas pemikiran para karakternya dengan tuntas. Sangat berbeda gayanya dengan Kimi no Na wa dan Tenki no Ko yang berisi plot super tebal. Lalu apakah lantas menjadikan 5cm/s membosankan? Kembali pada selera. Faktanya ane sangat enjoy menonton movie ini meskipun beru terasa di kali kedua menonton. Justru fokus pada situasi inilah yang menjadikannya fresh, menumbuhkan simpati yang mendalam kepada para karakternya. Bahwa di suatu tempat, suatu waktu, ada orang-orang yang keadaannya semengenaskan seperti Takaki dan Kanae. Penggambaran realitas itu yang menjadi charming pointmovie ini. Sedangkan bagi yang menonton dengan mengharapkan plot yang progresif, maka akan dikecewakan dengan impresi: "Udah, gitu aja?". emoticon-Ngacir

Jadi apalah itu sebuah cerita? Jika dari sudut pandang pembahasan kali ini, cerita merupakan kombinasi dari plot dan situasi. Komposisinya bergantung pada kreator akan memfokuskan bagian apa. Cerita itu mutlak butuh plot. Namun dengan situasi yang mumpuni, plot yang enggak seberapa juga bakal menjadikan cerita berbobot.

Lalu apakah sebuah karakter?

Karakter adalah alasan kenapa cerita itu ada. Dia adalah pusat atensi, yang berfungsi untuk menjadikan alur berjalan. Karakter utama akan mengalami konflik, yang mana datangnya dari karakter lainnya. Dengan adanya karakter, maka suatu cerita akan dapat dinikmati baik itu melalui tulisan, audio maupun video. Seperti yang telah dijelaskan di atas, setelah melewati konflik, suatu karakter akan berubah, entah itu menjadi lebih baik atau buruk. Situasi dan interaksi akan membentuk karakterisasi. Sedangkan yang akan dikenang oleh penikmat cerita adalah karakter yang mempunyai kedalaman dan tindakannya menarik.

Plot, situasi, dan karakter merupakan salah tiga elemen utama dalam cerita. Trik untuk membedakannya bisa dipelajari jika kita menonton anime dengan insting analitik yang selalu menyala, karena sebenarnya ketiga hal ini bukanlah sesuatu yang sulit banget untuk dibedakan. For further reading please see the references below.

Eh kok jadi kayak textbook yah? Sori kalo membosankan. Sampai jumpa di thread selanjutnya entah kapan. emoticon-linux2