Kaskus

News

nevertalkAvatar border
TS
nevertalk
Hindari Gelombang Kedua Corona, Penularan di Kawasan Padat Perlu Dicegah
Hindari Gelombang Kedua Corona, Penularan di Kawasan Padat Perlu Dicegah

Data persebaran positif COVID-19 di DKI Jakarta per 23 April 2020 menunjukkan sejumlah kawasan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi justru tidak memdenterinfeksi yang signifikan.

Sebagai contoh Kelurahan Sunter Agung di Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara yang memiliki 51 kasus positif terjangkit virus Corona. Kawasan ini menurut data yang disajikan Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi DKI Jakarta memiliki densitas sebesar 12.486 jiwa per kilometer persegi pada 2019.

Hindari Gelombang Kedua Corona, Penularan di Kawasan Padat Perlu Dicegah

Begitu juga dengan Kelurahan Pondok Kelapa, Duren Sawit yang memiliki kepadatan 15.240 jiwa per kilometer persegi. Kelurahan yang terletak di Jakarta Timur ini punya 39 warga yang menderita COVID-19. Tingkat kepadatan kedua kelurahan ini berada di bawah rata-rata kepadatan wilayah DKI Jakarta yakni 16.882 jiwa per kilometer persegi.

Padatnya permukiman kedua kelurahan tersebut juga tak sebesar Kelurahan Kali Anyar, Tambora, Jakarta Barat dengan kepadatan nyaris 96 ribu jiwa atau Kelurahan Galur, Jakarta Pusat yang punya densitas sekitar 89 ribu jiwa per kilometer persegi.

Baca juga:PSBB DKI Berjalan Seminggu, Polisi: Permukiman Padat Masih Suka Nongkrong

Namun jumlah orang yang terjangkit di dua kawasan terpadat di Jakarta ini sampai saat ini terbilang paling sedikit dibanding kelurahan lainnya. Kali Anyar 'hanya' punya satu kasus positif, begitu juga dengan Kelurahan Galur yang terletak di Kecamatan Johar Baru.

Pakar epidemiologi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Riris Andono Ahmad mengungkapkan fenomena ini sulit dianalisis tanpa adanya data yang memadai terkait mobilitas penduduk. Andono berasumsi hal tersebut kemungkinan bisa terjadi karena interaksi antarkelompok masyarakat di Jakarta tidak cukup intens untuk menyebabkan adanya transmisi virus.

"Patut diingat yang membawa virus pertama kali ke Indonesia itu kan orang dari kelas menengah ke atas yang bepergian ke luar negeri. Nah mereka ini meskipun pergaulannya luas, tapi koridor pergaulannya itu relatif tertutup, tidak sampai menyeberang ke kelas atau kelompok menengah ke bawah," ujar Andono pada wartawan, Kamis (23/4/2020).

Baca juga:Polisi Sulit Pantau Penerapan PSBB DKI di Permukiman Padat Penduduk

Kemungkinan penyebaran ke kelompok menengah ke bawah bisa terjadi dalam perjalanan ke tempat bekerja atau di tempat publik. "Namun banyak juga orang menangah ke atas itu punya moda transportasi sendiri. Sekali lagi saya tidak bisa mengatakan ini faktor utamanya mengapa fenomena tersebut bisa terjadi. Harus ada pembuktian yang lebih komprehensif," ujar Andono.

Andono yang juga Koordinator Tim Satgas COVID-19 UGM menyampaikan kondisi ini patut disyukuri sekaligus diwaspadai. Begitu penyebaran virus Corona lebih banyak menyentuh permukiman padat situasinya akan lebih runyam. Transmisi COVID-19 dipastikan jauh lebih cepat. "Mereka hidup dalam lingkungan yang padat. Interaksi di dalam kelas ini kan juga sangat tinggi," katanya.

Hindari Gelombang Kedua Corona, Penularan di Kawasan Padat Perlu Dicegah

Situasi ini menurut Andono juga menandakan populasi orang yang sehat yang rentan terinfeksi atau kelompok susceptible sangat besar. Kondisi ini mengkhawatirkan karena jika tak terkendali bisa terjadi gelombang kedua penyebaran COVID-19 di Jakarta.

"Sebenarnya sama seperti di China atau Singapura. Berhasil menghadapi gelombang pertama tapi ternya susceptible lain masih banyak akhirnya meledak lagi," ujar doktor ilmu epidemiologi dan kesehatan masyarakat dari Erasmus University, Rotterdam, Belanda itu. "Saya sekarang lebih cenderung bilang skenarionya kita akan menghadapi pandemi ini dalam waktu yang cukup lama."

Otoritas terkait menurut Andono bisa melakukan pencegahan dengan melakukan pemetaan pola mobilitas dan simpul-simpul terjadinya interaksi antarkelompok ini. Pada titik simpul itulah pendeteksian dan pengawasan harus diperkuat.

"Artinya orang-orang yang bisa jadi jembatan antara dua kelompok ini harus dalam pantauan," katanya.

https://m.detik.com/news/berita/d-49...erlu-dicegah/2

MANA BISA CORONA DITANGANIN DI JAKARTA

KRN SUDAH BERANAK PINAK DAN TUMPLEK BLEK SEMUA DI JAKARTA

SIAP AJA KITA AKAN BERTEMAN SELAMANYA DENGAN CORONA

HINGGA AKHIR HAYAT

JIKA WARGA GA BISA DIATUR, SDM DAN PCR KURANG
Diubah oleh nevertalk 24-04-2020 10:03
kumaniaksAvatar border
infinitesoulAvatar border
sebelahblogAvatar border
sebelahblog dan 15 lainnya memberi reputasi
16
1.3K
17
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan