Mengapa diawal tulisan saya bertanya perihal senyum? Karena saya ingin menulis kebaikan dari sebuah senyuman yang pernah saya alami. Ya! Senyum. Kebaikan kecil yang mendatangkan berkah dan pahala yang besar baik bagi orang yang memberikan senyum maupun yang menerima senyuman.

Tapi terkadang senyuman sering dianggap hal sepele atau bahkan malah dianggap sikap basa-basi yang tidak bermutu dan lebih parahnya lagi, terkadang senyuman bisa disalah artikan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Tapi, disini saya ingin mengatakan bahwa sebuah senyuman harganya tidak sekecil itu. Sebuah senyuman bisa membuat seseorang menjadi lebih kuat. Dan itu dirasakan oleh diriku sendiri.

****

Pagi itu aku benar-benar malas dan alhasil semua pekerjaanku molor dan selesai tidak tepat pada waktunya. Waktu sudah menunjukkan pukul 08:00, tapi baru satu pekerjaanku yang selesai yaitu mengatur piring yang sudah dicuci ketempatnya. Masih ada dua pekerjaan rutin yang belum aku selesaikan dan iya, selain tugas rutin, hari itu tugasku bertambah lagi untuk membersihkan kulkas dan menyikat kamar mandi. Hufftt! Baru diingat saja sudah lelah, apalagi dikerjakan.

Pelan-pelan aku menyelesaikan semua pekerjaanku. Sekarang tinggal tugas tambahan yaitu membersihkan kulkas dan menyikat kamar mandi. Aku memilih membersihkan kulkas terlebih dahulu.

Satu persatu isi kulkas aku keluarkan dan mulai membersihkan tiap-tiap bagian kulkas. Selang beberapa menit, setengah bagian kulkas sudah bersih, sisa dibagian pintu yang masih kotor. Tanpa terasa senyuman terukir dibibirku melihat betapa bersihnya bagian kulkas yang sudah dibersihkan. Dan disaat yang bersamaan Tetta (Ayah) menghampiriku dan melihat hasil kerjaku. Bisa dibilang tettaku orangnya perfectionist, apalagi dalam hal bersih membersihkan. Dengan wajah datar namun tetap cool, tetta memperhatikan bagian kulkas yang sudah bersih. Sedikit cemas sih, apa kulkasnya sudah benar-benar bersih?

Dan.... Taarraaaa....

Tettaku menyunggingkan senyumannya untukku. Itu berarti kebersihan kulkas sudah mencapai standar kebersihan tetta. Tanpa menunggu lama, aku melanjutkan membersihkan sisa bagian kulkas, kali ini dengan semangat yang kembali terisi penuh.

Tidak berhenti disitu, setelah kulkas sepenuhnya bersih. Tetta kembali mengecek keadaan kulkas, dan sekali lagi tetta tersenyum melihat hasil kerjaku, lalu tetta berkata "Wihh, ga'gana mo kulkasnya anakku, kamma tommi kulkas beru ni balli" (Wahh, kulkasnya anakku cantik, seperti kulkas yang baru dibeli). Masih dengan senyum yang mengembang tetta memanggil mama dan kakak untuk melihat hasil kerjaku. Dan jangan ditanya, senyuman otomatis aku dapatkan dari mama dan kakakku. Dengan senyuman dari mereka bertiga, rasa lelah dan malas yang sempat mengacaukan hariku kini berubah menjadi semangat dan siap melanjutkan pekerjaan berikutnya.

Senyum adalah ibadah. Senyum adalah obat hati. Dengan berbagi senyum tandanya kita sudah berbagi kebaikan kecil dan walau kecil tapi dampaknya besar bagi si penerima terutama bagi si pemberi senyum. Maka dari itu, mari mulailah hari dengan senyum dan melihat senyum orang yang kita sayangi. Mari berbagi senyum sahabat kaskus.