gambar

Jujur aja gan, seberapa sering anda ragu dalam bersedekah?

Kita pasti sudah sering melihat berita mengenai orang yang malas bekerja sehingga memilih untuk mengemis di pinggir jalan. Kita juga sering melihat berita mengenai pengemis yang ternyata memiliki jumlah kekayaan yang fantastis.

Menjadi pengemis memang menghiurkan, apa lahi di kota besar yang banyak orang baiknya seperti ibukota. Tak tanggung tanggung, penghasilan mereka perbulannya bisa lebih besar daripada seorang pegawai kantoran maupun PNS.

Hal itulah yang terkadang membuat saya ragu untuk memberikan uang pada si kakek pengemis di ujung gang. Penampilannya memang lusuh dan jelas sudah amat tua tapi siapa yang tau di baliknya? Mungkin saja sebenarnya dia sudah malas bekerja dan memilih jalan instan untuk menghasilkan uang.

Meski demikian, ada satu kalimat dari acara motivasi yang sukses menohok saya.



Benar sekali. Bagaimana jika kakek tersebut ternyata benar benar tidak mampu dan terpaksa menjadi pengemis? Bagaimana jika setiap harinya si kakek terancam makan karna tak ada yang memberinya sedekah?

Mungkin saya sudah terlalu cepat menilai. Pikiran saya ditutupi oleh logika dan rasa curiga. Karna itulah saya mulai membuka dompet dan juga hati saya.

Tak masalah bila dia memang menipu, toh sedekah tetaplah sedekah. Kita tak perlu tau akan digunakan seperti apa uang tersebut, biarlah tuhan yang menindaknya. Setidaknya kita sudah berbuat baik pada si kakek pengemis di ujung gang tersebut.

Setiap harinya setelah pulang kuliah saya akan menyisihkan lembaran lembaran uang padanya. Meski tak besar namun setidaknya cukup untuk makan dirinya. Kebaikan kecil itu membuat saya tersenyum dan menyadari bahwa berbagi memang amatlah indah.

Sesungguhnya masih banyak orang yang membutuhkan di dunia ini. Mungkin memang masih banyak juga penilu yang berkeliaran namun jangan biarkan itu menghalangi niat kita untuj bersedekah. Semoga bulan ramadhan ini juga membuka hati kita untuk bersedekah lebih banyak. Aamiin.