Halo agan sekalian, selamat datang di thread saya @caesarpratamadalam thread kali ini, saya berharap akan dapat membagikan sesuatu yang berguna untuk agan sekalian, baik laki-laki maupun perempuan. Yang dapat meningkatkan agan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Thread ini tidak memuat informasi secara keseluruhan, nanti akan ada bagian-bagian lain yang akan saya jelaskan dalam thread berikutnya. Segala informasi yang ada di dalam thread adalah berdasarkan pengalaman pribadi saya. Efek apapun yang agan terima berdasarkan pemanfaatan dari informasi yang saya bagikan, maka saya berlepas tangan dari itu, jika agan setuju, maka lanjutkan membaca.

Jika agan belum membaca bagian sebelumnya, maka saya sarankan untuk membaca bagian sebelumnya. Jika sudah maka lanjutkan membaca.



Menyambung dari thread sebelumnya, di dalam thread ini saya akan membagikan salah satu cara mengaplikasikan kepercayaan dalam sebuah obrolan. Cara ini menurut saya adalah cara yang paling sederhana dan ampuh. Saya sudah mengujinya dengan berbagai macam orang, baik dalam dan luar negeri, baik kaya maupun miskin, baik yang baru bertemu atau sudah lama bertemu. Caranya adalah dengan kita menceritakan terlebih dahulu tentang diri kita, baru kemudian kita bertanya tentang orang tersebut. Simple kan?

Cara ini memang terlihat sangat sederhana, bahkan terkesan seperti sesuatu yang wajar dilakukan oleh anak kecil, "aku suka baju warna pink, kamu suka baju warna apa?" Kurang lebih, kalimat tanya demikian bisa kita dapati dalam obrolan anak-anak. Jika kita amati, dalam kalimat tanya tersebut, bisa kita dapati bahwa ucapan "aku suka baju warna pink" adalah ucapan dimana "aku" mempercayakan informasi pribadinya kepada "kamu", dan kemudian disambung dengan "kamu suka baju warna apa?" Yang adalah poin utama yang ingin disampaikan "aku" agar dapat memperoleh informasi tentang baju kesukaan "kamu". Dan jika kita amati obrolan anak-anak yang semacam ini, bukankah dengan mudahnya mereka akan saling berbagi informasi, dan dengan cepat mereka akan akrab. Bukankah seharusnya hal itu juga terjadi kepada kita dan gebetan kita?

Ayo coba kita kembali mengamati anak-anak. Jika kita amati anak-anak yang sedang bersosialisasi, lalu kita dapati anak yang tidak mau bertanya ataupun membagikan informasi atas dirinya kepada anak lain, maka dapat dipastikan bahwa anak itu tidak akan memiliki teman. Proses dimana satu individu dan individu lainnya, saling bertukar informasi adalah proses yang akan menentukan mereka akan menjadi, lawan, teman, sahabat, ataupun pasangan.



Ada beberapa hal yang penting juga untuk diperhatikan, dalam proses kita membagikan informasi pribadi kita kepada individu lain. Ingatlah, tujuan utama kita membagikan informasi pribadi kita adalah untuk menunjukan rasa percaya kita kepada gebetan kita (orang lain) dengan harapan akan timbul rasa saling percaya. Jadi jangan juga membeberkan informasi secara berlebihan, bisa saja ini memicu penyalahgunaan informasi atau kejenuhan dalam perbincangan, karena agan atau sista terlalu mendominasi menceritakan diri sendiri melulu dalam perbincangan. Atau mungkin juga ini bisa membuat gebetan agan atau sista hilang rasa penasaran, jika hal ini sampai terjadi, ini dapat memperkecil peluang untuk lanjut ke jenjang berikutnya dan hanya memposisikan agan/sista pada posisi pertemanan atau biasa disebut 'friend zone'.

Hal terakhir yang juga harus diperhatikan, adalah masalah pertanyaan yang agan/sista ajukan dalam sebuah percakapan. Ada pertanyaan yang seharusnya agan/sista hindari yaitu pertanyaan soal masa lalu bersama mantan, masalah aib, masalah gaji, dan masalah penyakit khusus. Biarkan gebetan agan/sista sendiri yang menceritakan masalah tersebut jika sudah merasa nyaman, bahkan jika tidak pun, jangan dipaksakan.

Dan sampai jumpa di thread selanjutnya ...