- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Hari Kartini ,,Sampai di Negeri Belanda
TS
dexbin
Hari Kartini ,,Sampai di Negeri Belanda
Selama ini, nama Raden Ajeng Kartini lekat dengan sosoknya yang tak kenal lelah berjuang memajukan kesejahteraan kaum perempuan pribumi.
Meski begitu, rupanya masih ada beberapa fakta seputar R.A. Kartini yang mungkin jarang didengar generasi muda masa kini.
Dirangkum dari berbagai sumber, inilah fakta-fakta seputar kehidupan dan perjuangan Kartini.
1. Memiliki hubungan keluarga yang rumit
R.A. Kartini merupakan keturunan dari kelas bangsawan Jawa dan keluarga ulama. Meski begitu, ibu kandung Kartini rupanya tidak diakui sebagai istri utama.
Hal ini dikarenakan ibu Kartini yang bernama M.A. Ngasirah bukanlah keturunan bangsawan. Namun, peraturan di era kolonial mengharuskan bupati beristrikan bangsawan.
Akhirnya, ayah Kartini pun menikah lagi dengan Raden Adjeng Moerjam yang merupakan keturunan langsung Raja Madura sebelum diangkat menjadi Bupati Jepara.
2. Hidup di lingkungan keluarga poligami
Di era sekarang, konsep feminisme dipandang tidak sejalan dengan poligami. Meski begitu, R.A. Kartini sendiri sebenarnya hidup dalam lingkungan keluarga poligami.
Ayah Kartini menikah lagi dengan istri keduanya dikarenakan istri yang pertama tidak memiliki darah keturunan bangsawan.
Sementara, Kartini sendiri dijodohkan dengan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang saat itu sudah memiliki tiga istri.
3. Gemar membaca aneka buku
Meski terpaksa dipingit pada usia 12 tahun, Kartini terkenal pandai berbahasa Belanda. Dirinya pun banyak membaca aneka buku dan surat kabar.
Beberapa bacaan Kartini saat itu adalah surat kabar Semarang De Locomotief, majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan, dan majalah wanita Belanda berjudul De Hollandsche Lelie.
Kartini juga sudah membaca buku Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli. Tak hanya itu, Kartini juga membaca sejumlah buku roman-feminis.
Peringatan Hari Kartini di berbagai daerah di Nusantara, Selasa (21/4).
4. 'Habis Gelap Terbitlah Terang' bukan sebuah buku
Bicara soal Kartini, karyanya yang berjudul 'Habis Gelap Terbitlah Terang' pasti sudah akrab di telinga. Padahal, karya tersebut aslinya bukan sebuah buku.
Alih-alih, salah satu teman Kartini yang bernama J.H. Abendanon mengompilasi surat-surat yang pernah dikirimkan Kartini ke Eropa. Kompilasi ini lantas diberi nama 'Door Duisternit tot Licht atau yang berarti "Dari Kegelapan Menuju Cahaya".
Barulah di tahun 1938, buku kompilasi surat ini dirilis di Indonesia oleh sastrawan Armijn Pane dan judulnya berubah lagi.
5. Meninggal di usia muda
Sayangnya, perjuangan Kartini tidak bertahan lama. Kartini meninggal di usia belia, yaitu 25 tahun.
Disebutkan, Kartini meninggal empat hari setelah melahirkan anak pertamanya yang bernama Raden Mas Soesalit Djojodiningrat.
Diduga, Kartini meninggal karena penyakit preeklampsia yang dideritanya pasca melahirkan sang buah hati.
6. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Belanda
Perjuangan Kartini sebagai pahlawan emansipasi perempuan tidak hanya dikenang di Indonesia.
Di Belanda, total ada empat nama jalan yang penamaannya memakai nama R.A. Kartini.
Keempat jalan tersebut adalah Karinistraat di Utrecht, R.A. Kartinistraat di Venlo, jalan Raden Ajeng Kartini di Amsterdam, serta jalan Kartini di Haarlem yang letaknya dekat dengan jalan Mohammed Hatta, Sutan Sjahrir, dan jalan Chris Soumokil.
Berikut 10 kutipan inspiratif dari Kartini yang diambilkan dari buku Habis Gelap Terbitlah Terang dan Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya.
1. Kecerdasan otak saja tidak berarti segala-galanya.
Harus ada juga kecerdasan lain yang lebih tinggi, yang erat berhubungan dengan orang lain untuk mengantarkan orang ke arah yang ditujunya.
Di samping otak, juga hati harus dibimbing, kalau tidak demikian peradaban tinggal permukaannya saja.
2. Bagiku, tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan daripada membuat orang lain tersenyum; terutama orang yang kami sayangi.
Tidak ada sesuatu yang lebih membahagiakan daripada membuat sepasang mata orang yang kita cintai memandang kita dengan penuh kasih dan bahagia
Dan kita merasa kitalah yang menyebabkan kebahagiaan itu.
3. Tiada barang mustahil di dunia ini!
Dan sesuatu barang yang hari ini kita teriak-teriakkan mustahil sama sekali, besok merupakan kenyataan yang tidak dapat disangkal!
4. Marilah wahai perempuan, gadis. Bangkitlah, marilah kita berjabatan tangan dan bersama-sama mengubah keadaan yang membuat derita ini.
5. Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu.
Tapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.
6. Anak perempuan yang pikirannya telah dicerdaskan serta pandangannya telah diperluas tidak akan sanggup lagi hidup dalam dunia nenek moyangny a (hal. 93)
7. Untuk dapat menghargai, orang harus dapat mengerti dulu.
Dan untuk dapat mengerti, aduh, itu kepandaian yang sukar sekali dicapai!
Tidak dapat dipelajari dalam satu hari, bahkan dalam satu tahun! ( Hal. 140)
8. Hidup ini penuh teka-teki dan rahasia. Manusia mudah berubah-ubah. Jangan selalu mencari sebabnya pada tabiat yang lemah.
Ada kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa dalam hidup yang menjadikan seorang pahlawan tampak menjadi pengecut.
Jangan menyalahkan, betapapun hina dan rendahnya suatu perbuatan yang tampak, sebelum kamu mengetahui apa yang mendorong orang berbuat seperti itu.
9. Dalam perjalanan, berbagai hal yang saya lihat dan dengar semakin menguatkan saya bahwa kecerdasan otak bukanlah segalanya.
Kita harus memiliki kecerdasan lain yang lebih tinggi, yang saling mendukung untuk mengantarkan orang kearah yang dituju.
Disamping otak,hati juga harus dibimbing. (Hal. 178)
10. Dalam setiap hidup tak dapat dihindari, perpisahan adalah tanda pengenalnya, sepanjang hidup terus-menerus. (Hal. 247)
Perjuangan dan ide-ide Kartini mengenai emansipasi perempuan inilah yang akhirnya mendasari ditetapkannya Hari Kartini.
Pada tanggal 2 Mei 1964, Presiden Soekarno pun menetapkan Kartini sebagai pahlawan nasional sekaligus menetapkan hari lahirnya sebagai Hari Kartini.
Meski begitu, rupanya masih ada beberapa fakta seputar R.A. Kartini yang mungkin jarang didengar generasi muda masa kini.
Dirangkum dari berbagai sumber, inilah fakta-fakta seputar kehidupan dan perjuangan Kartini.
1. Memiliki hubungan keluarga yang rumit
R.A. Kartini merupakan keturunan dari kelas bangsawan Jawa dan keluarga ulama. Meski begitu, ibu kandung Kartini rupanya tidak diakui sebagai istri utama.
Hal ini dikarenakan ibu Kartini yang bernama M.A. Ngasirah bukanlah keturunan bangsawan. Namun, peraturan di era kolonial mengharuskan bupati beristrikan bangsawan.
Akhirnya, ayah Kartini pun menikah lagi dengan Raden Adjeng Moerjam yang merupakan keturunan langsung Raja Madura sebelum diangkat menjadi Bupati Jepara.
2. Hidup di lingkungan keluarga poligami
Di era sekarang, konsep feminisme dipandang tidak sejalan dengan poligami. Meski begitu, R.A. Kartini sendiri sebenarnya hidup dalam lingkungan keluarga poligami.
Ayah Kartini menikah lagi dengan istri keduanya dikarenakan istri yang pertama tidak memiliki darah keturunan bangsawan.
Sementara, Kartini sendiri dijodohkan dengan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang saat itu sudah memiliki tiga istri.
3. Gemar membaca aneka buku
Meski terpaksa dipingit pada usia 12 tahun, Kartini terkenal pandai berbahasa Belanda. Dirinya pun banyak membaca aneka buku dan surat kabar.
Beberapa bacaan Kartini saat itu adalah surat kabar Semarang De Locomotief, majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan, dan majalah wanita Belanda berjudul De Hollandsche Lelie.
Kartini juga sudah membaca buku Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli. Tak hanya itu, Kartini juga membaca sejumlah buku roman-feminis.
Peringatan Hari Kartini di berbagai daerah di Nusantara, Selasa (21/4).4. 'Habis Gelap Terbitlah Terang' bukan sebuah buku
Bicara soal Kartini, karyanya yang berjudul 'Habis Gelap Terbitlah Terang' pasti sudah akrab di telinga. Padahal, karya tersebut aslinya bukan sebuah buku.
Alih-alih, salah satu teman Kartini yang bernama J.H. Abendanon mengompilasi surat-surat yang pernah dikirimkan Kartini ke Eropa. Kompilasi ini lantas diberi nama 'Door Duisternit tot Licht atau yang berarti "Dari Kegelapan Menuju Cahaya".
Barulah di tahun 1938, buku kompilasi surat ini dirilis di Indonesia oleh sastrawan Armijn Pane dan judulnya berubah lagi.
5. Meninggal di usia muda
Sayangnya, perjuangan Kartini tidak bertahan lama. Kartini meninggal di usia belia, yaitu 25 tahun.
Disebutkan, Kartini meninggal empat hari setelah melahirkan anak pertamanya yang bernama Raden Mas Soesalit Djojodiningrat.
Diduga, Kartini meninggal karena penyakit preeklampsia yang dideritanya pasca melahirkan sang buah hati.
6. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Belanda
Perjuangan Kartini sebagai pahlawan emansipasi perempuan tidak hanya dikenang di Indonesia.
Di Belanda, total ada empat nama jalan yang penamaannya memakai nama R.A. Kartini.
Keempat jalan tersebut adalah Karinistraat di Utrecht, R.A. Kartinistraat di Venlo, jalan Raden Ajeng Kartini di Amsterdam, serta jalan Kartini di Haarlem yang letaknya dekat dengan jalan Mohammed Hatta, Sutan Sjahrir, dan jalan Chris Soumokil.
Berikut 10 kutipan inspiratif dari Kartini yang diambilkan dari buku Habis Gelap Terbitlah Terang dan Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya.
1. Kecerdasan otak saja tidak berarti segala-galanya.
Harus ada juga kecerdasan lain yang lebih tinggi, yang erat berhubungan dengan orang lain untuk mengantarkan orang ke arah yang ditujunya.
Di samping otak, juga hati harus dibimbing, kalau tidak demikian peradaban tinggal permukaannya saja.
2. Bagiku, tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan daripada membuat orang lain tersenyum; terutama orang yang kami sayangi.
Tidak ada sesuatu yang lebih membahagiakan daripada membuat sepasang mata orang yang kita cintai memandang kita dengan penuh kasih dan bahagia
Dan kita merasa kitalah yang menyebabkan kebahagiaan itu.
3. Tiada barang mustahil di dunia ini!
Dan sesuatu barang yang hari ini kita teriak-teriakkan mustahil sama sekali, besok merupakan kenyataan yang tidak dapat disangkal!
4. Marilah wahai perempuan, gadis. Bangkitlah, marilah kita berjabatan tangan dan bersama-sama mengubah keadaan yang membuat derita ini.
5. Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu.
Tapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.
6. Anak perempuan yang pikirannya telah dicerdaskan serta pandangannya telah diperluas tidak akan sanggup lagi hidup dalam dunia nenek moyangny a (hal. 93)
7. Untuk dapat menghargai, orang harus dapat mengerti dulu.
Dan untuk dapat mengerti, aduh, itu kepandaian yang sukar sekali dicapai!
Tidak dapat dipelajari dalam satu hari, bahkan dalam satu tahun! ( Hal. 140)
8. Hidup ini penuh teka-teki dan rahasia. Manusia mudah berubah-ubah. Jangan selalu mencari sebabnya pada tabiat yang lemah.
Ada kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa dalam hidup yang menjadikan seorang pahlawan tampak menjadi pengecut.
Jangan menyalahkan, betapapun hina dan rendahnya suatu perbuatan yang tampak, sebelum kamu mengetahui apa yang mendorong orang berbuat seperti itu.
9. Dalam perjalanan, berbagai hal yang saya lihat dan dengar semakin menguatkan saya bahwa kecerdasan otak bukanlah segalanya.
Kita harus memiliki kecerdasan lain yang lebih tinggi, yang saling mendukung untuk mengantarkan orang kearah yang dituju.
Disamping otak,hati juga harus dibimbing. (Hal. 178)
10. Dalam setiap hidup tak dapat dihindari, perpisahan adalah tanda pengenalnya, sepanjang hidup terus-menerus. (Hal. 247)
Perjuangan dan ide-ide Kartini mengenai emansipasi perempuan inilah yang akhirnya mendasari ditetapkannya Hari Kartini.
Pada tanggal 2 Mei 1964, Presiden Soekarno pun menetapkan Kartini sebagai pahlawan nasional sekaligus menetapkan hari lahirnya sebagai Hari Kartini.
sebelahblog dan 20 lainnya memberi reputasi
21
953
11
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan