Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cuteecuteeAvatar border
TS
cuteecutee
Pengalaman ditahan dan diinterogasi di Imigrasi Luar Negeri
Halo semua, Bapak2, Ibu2, mas2, mbak2..
Mau cerita sharing pengamalan, eh pengalaman..

Tahun lalu, 2018, aku ditahan dan diinterogasi oleh polisi Azerbaijan di perbatasan Georgia-Azerbaijan, hanya karena baru saja mengunjungi Armenia dan membawa souvenir Armenia. Aku diminta turun dari kereta api dan dibawa ke kantor imigrasi untuk penyelidikan lebih lanjut. Semua souvenirku dirampas dan aku dibuatkan surat protokol untuk perampasan barang-barang itu. Ini dikarenakan adanya perang dingin antar Azerbaijan dan Armenia.
Kendati begitu, kuberanikan diriku dengan lantang ke polisi bilang: "Ini bukan masalahku, tapi ini masalah kalian sama Armenia,".

Dan tahun ini, 2019, lagi-lagi aku kena interogasi kembali, kali ini sama imigrasi Serbia dan Maroko.
Aku disetop di imigrasi bandara di Belgrade, Serbia. Saat melihat destinasi tiketku, polisi imigrasi Serbia itu menaikkan alisnya dengan nampak terheran-heran. Dia menanyakan padaku, "Maroko???? Apa yang kamu mau lakukan di Maroko? Sebelum ini kamu berada di Turki, dan apa yang kamu lakukan di Turki selama 2 bulan?"

Setelah itu dia mengecek visa-visa di halaman pasporku yang distempel tulisan Arab, seperti Oman, Jordania, dan juga visa Iran. Melihatnya, polisi Serbia ini begitu mencurigaiku. Tak pedulikan kendati tampangku yang ndeso ini jauh dari tampang teroris, haha..

Setelah itu, si polisi mengecek keaslian pasporku dengan menggunakan kaca pembesar khusus. Paspor Indonesia, tapi lokasi penerbitannya dicetak di KBRI Moscow Rusia ! Pengecekan dengan menggunakan kaca pembesar itu dilakukannya secara berulang-ulang. Apalagi, ada halaman paspor depan yang robek sedikit sehingga membuat si polisi menjadi lebih curiga.
Setelah berkali-kali mengecek keaslian pasporku, kini si polisi mengecek satu per satu halaman pasporku. Dalam hati ku berbicara, "mampus ngecek visa satu persatu 48 halaman pasporku yang sudah hampir mau penuh, wkwkkwkwkk..."

Kemudian sambil mengecek halaman-halaman pasporku, si polisi bicara sama rekannya dalam bahasa Serbia, jika aku ini sering keluar masuk Malaysia dan juga Rusia.
Lalu bertanya padaku,"Kok kamu sering keluar masuk Malaysia ya?"
Aneh juga baru kali ini aku ditanya seperti ini di imigrasi.
Lalu aku balik bertanya,"tolong jelaskan apa masalah saya?"
Buruan donk distempel. Dari sini aku mulai deg-deg an sangat.

Imigrasi ini bukan main-main. Sebab waktu di Iran kemarin aku juga pernah diinterogasi di Bandara beberapa menit, tapi kemudian aku langsung lolos setelah polisi menelpon kawanku di Tehran Iran. Dan saat itu aku melihat sendiri polisi imigrasi Iran mengusir 2 turis tanpa ada alasan yang jelas. Mereka dari Australia dan Selandia Baru. Padahal, dokumen mereka sudah lengkap dan sudah ada tiket untuk pulang.

Apakah ini gara-gara aku pernah break rule karena overstay di negara sebelumnya? Aku jadi kepikiran ini, membuatku semakin tak karuan.

Uh, untung saja aku datang ke bandara lebih awal sehingga bisa meluangkan banyak waktu untuk urusan clear imigrasi.

Sambil bolak balik mengecek isi halaman pasporku, si polisi bertanya lagi. "Kamu nginap dimana di Belgrade? Apakah ada bukti bookingannya?"
Lalu aku tunjukkan padanya bukti bookingan hostel.
Akan tetapi dia meminta bukti referensi lagi yang aku tidak paham apa maksudnya. Sebab saat check in di hostel, aku tak diberikan apa-apa oleh pihak hostel di Belgrade.

Lalu kukatakan ke polisi itu, jika aku ada kawan kenalan di Serbia kalau tidak mempercayai diriku. Kuberikan nomor hpnya ke si polisi itu. Si polisi kemudian menelpon kawanku dan menanyakan tentang diriku. Percakapan berlangsung beberapa menit.. Bla bla bla bla bla bla...

Setelah pembicaraan selesai, thokkkkkk.... bunyi stempel visa menggoncang jantungku.. Masalah selesai... 
Polisi langsung mau menstempel pasporku dan mengijinkan aku untuk lanjut ke boarding gate. 

Syukurlah, selesai, berkat kawanku orang Serbia yang sudah sangat membantuku.
Aku tanya kembali, "terus apa donk masalah saya? Kenapa Anda menstop dan mengintoregasi saya seperti ini?" Dia jawab karena kamu tak dapat bukti referensi dari hostel.
"Aduhhhh kenapa gak tanya dari awal bang bang.., lagipun pihak hostel gak ngasih apa-apa dan aku gak tau apa-apa mengenai itu."
"Sialan, huh, haha" dalam hatiku berkata.

Situasi ini berbeda ketika menghadapi imigrasi bandara di Jordan dan di Maroko. Bisa aku katakan, imigrasi Amman di Jordan adalah yang paling ramah dan hangat yang pernah aku rasakan. Tidak hanya senyum dan ramah, tapi aku diajak bercandaan ketawa ketiwi.

Imigrasi di Maroko pun juga ramah. Saat aku di Casablanca, Maroko, polisi imigrasinya pun sangat ramah.
"Salam Alaykummm", sapaku kepada pak polisi Imigrasi saat menyerahkan pasporku.
"Alaykum Salam, apakah kamu bisa bahasa Arab?" balasnya.
"Saya bisa bhs Arab klasik tapi dikit-dikit," jawabku.
"Bisa bahasa Darija (dialek Maroko)?"
"Tak bisa,"jawabku.
"Kamu darimana?"
"Dari Indonesia,"jawabku lagi.
"Wah kamu bisa bhs Arab gitu, kamu belajar bahasa Arab dimana?"
Aku jawab,"Di madrasah di Indonesia, di Jordan, dan juga di Maghreb (Maroko)."

Polisi imigrasi Casablanca ini bukannya langsung menstempel pasporku, malahan melanjutkan obrolan dan juga mewawancarai aku semacam ikutan audisi. Dia surprise dan tak berhenti tersenyum melihatku berbicara bahasa Arab dengan medok Jowo kampung.

Dalam bahasa Arab klasik, dia menanyakan diriku beberapa pertanyaan seperti, "Apa yang kamu lakukan di Maroko? Kenapa sendirian? Kamu tinggal dimana di Maroko? Kamu beneran hanya datang seorang diri di Maroko? Kamu ada kawan kah di Maroko? Setelah ini mau pergi kemana? Apakah kamu suka Maroko? Kerjaan kamu apa?"

Satu persatu aku jawab pertanyaannya. Hahaha...astaga dalam hatiku, kepo banget sih pak..
Alhamdulillah, perbincangan dengan polisi imigrasi Maroko ini tidak tegang seperti saat diinterogasi sama polisi Serbia. Malah kami saling ketawa ketiwi saat ngobrol.  Setelah selesai ngobrol, polisi imigrasi Maroko kemudian menstempel pasporku.

"Thok," bunyi tanda distempel.
Shuukran jaziilan, illaliqaaa....

Oh iya, aku pun baru tahu di Maroko, kalau ternyata orang-orang Maroko itu tidak berbicara bahasa Arab, tetapi bahasa Darija, bahasa dialek lokal Maroko. Bahasa Arab memang bahasa resmi official dan semua orang paham, hanya saja dalam sehari-hari mereka berbicara bahasa Darija. Bahasanya berbeda, orang yang lancar bahasa Arab pun tak paham bahasa Darija.

Menurutku, interogasi ini bukanlah pengalaman pahit, tapi cuma surprise, malah lucu kalau keingat. Berdasarkan pengalamanku, polisi imigrasi itu malah semakin ramah dan semakin hangat melayani kalau kita ngomong dalam bahasa setempat. Malah sering diajak ngobrol.

Polisi imigrasi Azerbaijan yang mengintoregasiku tahun lalu pun juga bersikap lebih ramah saat diriku berbicara dalam bahasa Rusia dengannya. Waktu di Rusia pun, aku melihat polisi imigrasi menanyakan bukti tiket keluar dari Rusia kepada pengunjung di bandara. Mungkin karena aku berbicara bahasa Rusia dengan kalem, aku tidak ditanyakan tiket keluar dari Rusia, walaupun dia tahu kalau aku tak punya tiket keluar. Padahal saat itu aku menggunakan visa FIFA World Cup 2018(single), bukan visa resmi (multiple). Jadi aku bisa keluar kapan saja sebelum masa berlaku habis. Hehe.
junleon
tata604
tata604 dan junleon memberi reputasi
2
5.8K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan