Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

ยฉ 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cicimasniAvatar border
TS
cicimasni
Bab 3 : Mama
Bab 3 : Mama

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

Lily sebenarnya selalu berkecil hati ketika pulang kampung. Gimana nggak merasa minder, di bandingkan dengan ke 3 saudarinya, hanya dia yang hidupnya nggak sukses.

Adik keduanya, Dinda merupakan seorang apoteker dan memiliki suami seorang dokter gigi, adik ketiganya Reyna merupakan desainer busana pernikahan dan ia juga sudah memiliki tunangan dan akan menikah tahun depan. Adik bungsunya Lian masih kuliah di FK UI, dia juga pacaran dengan teman kuliahnya mereka sama-sama calon dokter. Sedangkan Lily, ia hanya lulusan universitas swasta di Palembang jurusan tata boga.

Tahun-tahun setelah lulus ia sibukkan untuk mencari uang membantu kuliah ketiga adiknya karena ayahnya meninggal. Jadi, ia sibuk mengurusi keluarganya sampai tak pernah menyempatkan diri mencari pacar atau berdandan cantik. Jadi begitu ia sadar, Lily sudah melewati masa mudanya dengan bekerja.

Awalnya, gadis itu merasa biasa saja ketika adik keduanya menikah, toh jodoh datang tak ada yang tau, jadi dia mengabaikan saja sindiran para tetangga dan sanak keluarganya.

Lalu 2 bulan yang lalu adik ketiganya mengatakan ingin segera menikah. Sayangnya ibunda tercintanya itu merasa kasihan pada Lily dan tak mau anak gadisnya dilangkahi lagi oleh adiknya, jadi adik ketiganya hanya bertunangan. Lily tau adiknya itu merasa tidak puas dengan hal itu dan dia hanya bisa merasa bersalah.

Ibundanya bilang, kalau Lily harus segera menemukan pendamping, sayangnya tak semudah itu. Jadi begitu ia sedikit mencurahkan perasaannya pada teman kerjanya dulu, temanya itu malah dituduh selingkuh dengannya dan sialnya berujung pada pemecatan Lily dari pekerjaannya sebagai koki di restoran tempatnya bekerja hampir 8 tahun.

Karena adiknya sedang hamil, ibunda Lily memutuskan tinggal bersama mereka, jadi Lily yang tidak punya pekerjaan ini akhirnya kebingungan sendiri dan akhirnya memutuskan mencari kerja di Jakarta.

Sulit sudah pasti. Lowongan pekerjaan rata-rata menginginkan usia maksimal 25 tahun, sedangkan ia sendiri sudah 28 tahun, juga mereka ingin lulusan universitas negeri atau swasta dengan akreditasi A. Mereka tampaknya tak peduli pada IPK 4 milik Lily lantaran ia berasal dari universitas swasta dengan akreditasi B. Jadi gadis itu memutuskan untuk mencari pekerjaan apapun yang halal asal tetap bisa menjalankan kewajibannya yaitu mengirim uang ke tabungan ibunya.

Lalu sekarang, begitu ia tak memiliki pekerjaan lagi (dipecat Varo), gadis itu kembali kebingungan. Belum lagi sindiran para kerabat yang makin terang-terangan dan sadis. Juga sepertinya mertua adiknya tidak terlalu menyukai Lily lantaran penampilan nya yang terlalu sederhana, berbeda dengan adiknya yang manis.

"Bunda udah sembuh, jadi sebaiknya kamu mulai kembali bekerja lagi. Bunda nggak apa-apa kok. Adik kamu juga udah mau lahiran dan bunda bakalan sibuk ngurusin cucu pertama bunda, jadi nggak sempat buat sayang-sayangan sama kamu lagi."

Kata-kata manis itu terdengar sangat tulus dan bundanya terlihat sangat bahagia. Lily memang yang paling bermanja-manja dengan bundanya, ia bahkan lebih senang berada dekat dengan bundanya itu dari pada pergi jauh. Tapi sepertinya, ia sadar sudah terlalu tua untuk hal itu. Lily hanya tersenyum.

"Calon mantu Bunda yang kemarin gimana kabarnya??."

"......"

Pertanyaan itu benar-benar sulit dijawab jujur. "Sehat kok Bun, dia masih sibuk kerja, jadi nggak sempat kesini." Bohong Lily.

"Jangan lama-lama pacarannya, aku nggak keberatan kok, kalau kita nikah bareng." Reyna tiba-tiba menyeletuk, dan Lily hanya bisa tersenyum.

Baru 1 bulan ia bersama mereka, tapi gadis itu sudah merasa tidak nyaman. Jadi besoknya ia memutuskan kembali ke Jakarta. Lily memang tak mengatakan kalau ia diberhentikan, gadis itu hanya bilang ia cuti kerja pada keluarganya, karena adik keduanya memintanya menjadi babysitter, tapi ternyata mertuanya sudah menemukan babysitter profesional dan menolak bantuan Lily.

Begitu sampai di Jakarta, ia mampir ke rumah Varo dan sedikit kecewa melihat pria itu terlihat sangat akrab dengan Arion dan gadis didepannya. Tampaknya pria itu sudah benar-benar menemukan penggantinya.

"Aku cuma...kangen Rion." Ucap gadis itu ketika Varo menatapnya dingin.

"Orang luar dilarang masuk, bagaimana kalian bisa membiarkannya masuk??, Pria itu bertanya pada satpam rumah. Lily hanya bisa kembali merasa kecewa mendengar hal itu, ia tersenyum canggung lalu pamit pergi setelah mengelus rambut Rion.

Benar, ia bukan lagi babysitter Rion. Ia tak bekerja lagi disana, jadi wajar kalau sikap Varo begitu dingin padanya. Tidak!!, Pria itu memang selalu seperti itu. Hanya saja senyum bahagia yang ia tunjukkan pada babysitter yang baru, benar-benar membuat Lily iri.

Lily menghapus air matanya kemudian benar-benar pergi. Ia harus segera mencari pekerjaan lainnya dan melupakan keluarga itu.

ย 
๐ŸŒบ๐ŸŒบ
ย 

Lily kembali mencari kontrakan dan pekerjaan hari itu dan beruntungnya, ia mendapatkan pekerjaan sebagai koki di cafetaria setelah berkeliling seharian.

Gajinya memang jauh lebih kecil, tapi setidaknya ia tetap mendapatkan pekerjaan. Dan dengan sisa tabungannya, ia mencari kontrakan kecil yang tak jauh dari sana.

Tugasnya adalah membuat cake dan roti isi, jadi ia lebih banyak di dapur cafetaria. Dan sudah hampir sebulan ia bekerja disana dan tidak pernah bertemu dengan Arion lagi. Tapi hari itu, pria itu tiba-tiba muncul di cafetaria sambil mendobrak pintu dapur.

"....."

"Rion sakit." Ucap pria itu dingin, seolah biasa saja ia membuat keributan semacam ini ditempat kerja orang.

"......"Lalu apa hubungannya denganku???

"Dia memanggilmu."

"....." Itu tidak mungkin.๐Ÿคจ

"Dia merindukanmu."

"......" Itu....lebih tidak mungkin lagi.๐Ÿ˜’

"Ee....Ro...loe mendingan ngomong baik-baik." Tiba-tiba pemilik cafetaria muncul seolah ia mengenal pria kurang ajar ini. Dan ternyata mereka memang saling kenal.

"Gini Ly. Rion udah 3 hari demamnya nggak turun-turun, dia udah dibawa ke Rumah Sakit kemarin, tapi rewelnya minta ampun. Jadi.... Karena Varo udah bantuin kamu dapat kerjaan, dia mau kamu bantuin dia juga ngurusin....

Apa!!!!๐Ÿ˜ฆ

"Aku...dapat kerjaan ini karena...." Lily menatap Revo dengan pandangan tidak percaya.

Varo mengabaikannya karena ia tiba-tiba mendapat telepon dari Rumah Sakit dan pria itu langsung menarik tangan Lily dengan panik. "Ikut sekarang!!!." Ucap pria itu tegas.

Mereka berkendara dalam kecepatan yang gila tapi dengan kesunyian yang menyeramkan. Tak ada yang membuka mulut. Varo hanya kembali menarik tangan Lily untuk mengikutinya ke ruang rawat Arion . Dan begitu mereka membuka pintu, hal pertama yang Lily dengar adalah tangisan sedih dan ucapan sendu dari mulut Arion. "Mama..."๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ

"Mama...." ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญArion mengulurkan tangannya berusaha menggapai Lily. Dan begitu berada di pelukan gadis itu, tangisan Arion berhenti dan beberapa menit kemudian bayi itu tertidur.

ย 
๐ŸŒบ๐ŸŒบ
ย 

"Sebagai seorang ibu, anda tidak bisa meninggalkan anak anda begitu saja. Mereka sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang, tidak hanya dari sang ayah tapi juga sang ibu."

"....." Tapikan, aku bukan ibunya๐Ÿคจ

Lily menoleh kearah Varo yang hanya diam saja, ketika mendengar ceramah dari dokter spesialis anak yang sedang memeriksa keadaan Arion. Mereka hari ini keluar dari Rumah Sakit setelah Arion di rawat selama 1 malam. Mereka mendapat ceramah hampir 2 jam dari ahlinya.

"Mama...mama..." ๐Ÿ˜ŠArion terus mengulangi kata-kata itu sambil tersenyum. Bayi itu terlihat sangat menggemaskan dan Lily tak bisa berhenti untuk tersenyum dan mencium pipi tembem milik Arion. Sementara Varo hanya menarik nafas lega melihat keponakannya kembali sehat. Ia hanya menyetir dalam diam.

"Sejak kapan Rion bisa ngomong??." Lily bertanya dan pria itu hanya menjawab tidak tau.

"Lalu kenapa dia memanggilku mama??."

Varo melirik kearah Lily dengan pandangan sinis. "Kamu nggak mungkin dipanggil papa kan!!."

๐Ÿ˜’.Bukan itu maksud gue kale. "Kenapa aku???, Kenapa bukan orang lain, bukannya dia udah punya babysitter baru, dan yang ngajarin dia ngomong itu pasti....

"Dia nggak pernah punya babysitter baru. Aku hanya membawanya ke tempatku bekerja dan dia kadang diasuh oleh sekretarisku. Tapi Rion tidak pernah bicara sebelumnya."

"Oh." Lily mengangguk mengerti, tapi kembali bertanya. "Lalu kenapa kamu menduga kalau aku yang...dia panggil mama, bukan...sekretaris kamu itu, kemungkinan besar kalau dia yanh ngajarin Rion ngomong."

Varo menoleh untuk sekedar mencibir.๐Ÿ˜’ "Pikirkan saja sendiri!."

๐Ÿ˜‘Yah!!, dengan pria ini, dia memang tidak akan pernah bisa bicara baik-baik.
ย 
๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

Bab selanjutnya :

https://www.kaskus.co.id/show_post/5...3c72601027322a
Diubah oleh cicimasni 12-04-2020 05:38
Gimi96
NadarNadz
nona212
nona212 dan 119 lainnya memberi reputasi
120
1.7K
4
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan