Quote:
Neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2020 tercatat surplus tipis US$ 743 juta. Angka ini berasal dari ekspor sebesar US$ 14,09 miliar dan impor sebesar US$ 13,35 miliar.
Sekarang kalau kita gabungkan ekspor dan impor. Bisa dilihat pada Maret 2020 kita masih surplus US$ 743 juta," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam video conference di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (15/3/2020).
Total impor Indonesia sepanjang Maret 2020 tercatat US$ 13,35 miliar atau naik 15,60% dibanding Maret 2019.
[table][tr][td]
Baca juga: BPS: Impor Maret US$ 13,35 Miliar[/td]
[/tr]
[/table]
Kalau dilihat berdasarkan negara asal, impor non migas berasal dari Tiongkok. Recovery Tiongkok, kata Suhariyanto, cepat sehingga impor dari sana meningkat US$ 1 miliar.
Kemudian juga ada dari dari Hong Kong, Taiwan, Swiss, dan AS. Sebaliknya, impor dari Jepang turun, Kanada, Thailand, Argentina dan Malaysia turun.
Pergerakan impor, hampir mirip pada selama Januari-Maret 2019. Jadi Maret 2020 impor kita meningkat, sebaliknya turun kalau dibandingkan YoY.
"PAda Maret 2020, total ekspor US$ 14,09 Miliar, kalau dibandingkan februari 2020 sebesar 14,06 miliar berarti ekspor kita meningkat tipis yaitu 0,23%," kata dia.
Ia menambahkan, ekspor migas tercatat turun. Sedangkan non migas naik 1,24%% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Dilihat dari komponennya bahwa selama Maret ekspor migas kita turun 16,29% tetapi ekspor non migas kita meningkat 1,24%%" ujarnya.
Sayang, bila ditarik dalam rentang setahun, kinerja ekspor RI tercatat mengalami penurunan. Secara Year on Year (YoY) atau Maret 2020 dibanding Maret 2019, nilai ekspor RI tercatat turun 0,20%.
Berikut neraca perdagangan 2020:
Januari 2020 defisit US$ 870 juta
Februari 2020 surplus US$ 2,34 miliar
maret 2020 surplus US$ 743 juta
https://finance.detik.com/berita-eko...59.1581559002