- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Keren Banget Sih Rupiah! Juara Asia Lagi Nih...


TS
LordFaries3.0
Keren Banget Sih Rupiah! Juara Asia Lagi Nih...
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Sentimen positif dalam dan luar negeri berhasil menopang penguatan mata uang Tanah Air.
Pada Rabu (15/4/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 15.707. Rupiah menguat 0,1% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Sementara di pasar spot, US$ 1 setara dengan Rp 15.575 pada pukul 10:00 WIB. Rupiah menguat 0,22% dibandingkan posisi penutupan perdagangan kemarin.
Baca: Sinyal Penguatan Rupiah Terdeteksi
Dari dalam negeri, sentimen positif datang dari hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI. Gubernur Perry Warjiyo dan kolega memutuskan suku bunga acuan bertahan di 4,5%. Suku bunga acuan yang tidak diturunkan membuat berinvestasi di aset-aset berbasis rupiah tetap menguntungkan, karena imbalannya tetap menarik.
Selain itu, BI juga merilis beberapa kebijakan tambahan. Mulai dari peningkatan intensitas intervensi di tiga pasar untuk stabilisasi nilai tukar rupiah, menambah quantitative easing, sampai pelonggaran kartu kredit bagi nasabah.
Berbagai kebijakan tersebut diharapkan mampu menjaga performa perekonomian domestik dari terpaan pandemi virus corona (Coronavirus Desease-2019/Covid-19). Ada harapan ekonomi Indonesia tetap tumbuh positif meski dunia dilanda resesi.
Dari sisi eksternal, investor memang sedang berani mengambil risiko. Ini terlihat dari bursa saham New York yang ditutup menguat signifikan. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 2,39%, S&P 500 melesat 3,06%, dan Nasdaq Composite melejit 3,95%.
Optimisme di Wall Street menular sampai ke Asia. Arus modal asing mengalir deras ke pasar keuangan Benua Kuning yang membuat mata uang utama Asia cenderung menguat.
Namun karena dorongan faktor domestik, penguatan rupiah menjadi menonjol. Apresiasi 0,22% sudah cukup untuk membawa rupiah ke puncak 'klasemen' mata uang Asia.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia di perdagangan pasar spot pada pukul 10:06 WIB:

Investor (dan dunia) lega karena sinyal perlambatan penyebaran virus corona semakin kuat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien positif corona di seluruh dunia per 14 April adalah 1.844.863 orang. Naik 405% dibandingkan hari sebelumnya.
Meski masih bertambah, tetapi kenaikan 4,05% adalah laju paling lemah sejak 10 Maret. Juga jauh di bawah rata-rata kenaikan harian selama 21 Januari-14 April yang sebesar 11,84%.
Kurva penambahan pasien corona semakin mendatar. Sebuah pertanda awal bahwa pandemi virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini mulai mereda.
Jika situasi terus membaik, semoga demikian, maka sedikit demi sedikit aktivitas masyarakat yang terbatas (atau dibatasi) untuk mencegah penularan virus bisa mulai bergulir kembali. Sejumlah negara di Eropa sudah dan akan melonggarkan kebijakan pembatasan sosial (social distancing).
Baca: Lockdown Mulai Dibuka, Rupiah Lanjut Perkasa
"Pasar mulai punya ekspektasi bahwa ekonomi akan mulai bergulir kembali dalam waktu dekat. Ini karena pandemi virus corona sepertinya sudah mencapai puncak," kata Peter Cardillo, Chief Market Economist di Spartan Capital Securites yang berbasis di New York, seperti diberitakan Reuters.
Keyakinan yang semakin menebal ini membuat investor berani mengambil risiko dan masuk ke pasar keuangan negara-negara berkembang Asia. Aset aman seperti emas pun kehilangan pamor, dan pada pukul 09:34 WIB harga sang logam mulia turun 0,28%.
https://www.cnbcindonesia.com/market...sia-lagi-nih/1
Kerja sama BI dengan The Fed berupa repurchase agreement line menimbulkan sentimen positif terhadap Rupiah.
Agreement tersebut menyepakati bahwa The Fed New York akan menyiapkan persediaan mata uang US Dollar hingga senilai $60 miliar jika BI membutuhkan.
Terimakasih Mbak Sri, lobi anda istimewa sekali
Pada Rabu (15/4/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 15.707. Rupiah menguat 0,1% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Sementara di pasar spot, US$ 1 setara dengan Rp 15.575 pada pukul 10:00 WIB. Rupiah menguat 0,22% dibandingkan posisi penutupan perdagangan kemarin.
Baca: Sinyal Penguatan Rupiah Terdeteksi
Dari dalam negeri, sentimen positif datang dari hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI. Gubernur Perry Warjiyo dan kolega memutuskan suku bunga acuan bertahan di 4,5%. Suku bunga acuan yang tidak diturunkan membuat berinvestasi di aset-aset berbasis rupiah tetap menguntungkan, karena imbalannya tetap menarik.
Selain itu, BI juga merilis beberapa kebijakan tambahan. Mulai dari peningkatan intensitas intervensi di tiga pasar untuk stabilisasi nilai tukar rupiah, menambah quantitative easing, sampai pelonggaran kartu kredit bagi nasabah.
Berbagai kebijakan tersebut diharapkan mampu menjaga performa perekonomian domestik dari terpaan pandemi virus corona (Coronavirus Desease-2019/Covid-19). Ada harapan ekonomi Indonesia tetap tumbuh positif meski dunia dilanda resesi.
Dari sisi eksternal, investor memang sedang berani mengambil risiko. Ini terlihat dari bursa saham New York yang ditutup menguat signifikan. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 2,39%, S&P 500 melesat 3,06%, dan Nasdaq Composite melejit 3,95%.
Optimisme di Wall Street menular sampai ke Asia. Arus modal asing mengalir deras ke pasar keuangan Benua Kuning yang membuat mata uang utama Asia cenderung menguat.
Namun karena dorongan faktor domestik, penguatan rupiah menjadi menonjol. Apresiasi 0,22% sudah cukup untuk membawa rupiah ke puncak 'klasemen' mata uang Asia.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia di perdagangan pasar spot pada pukul 10:06 WIB:

Investor (dan dunia) lega karena sinyal perlambatan penyebaran virus corona semakin kuat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien positif corona di seluruh dunia per 14 April adalah 1.844.863 orang. Naik 405% dibandingkan hari sebelumnya.
Meski masih bertambah, tetapi kenaikan 4,05% adalah laju paling lemah sejak 10 Maret. Juga jauh di bawah rata-rata kenaikan harian selama 21 Januari-14 April yang sebesar 11,84%.
Kurva penambahan pasien corona semakin mendatar. Sebuah pertanda awal bahwa pandemi virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini mulai mereda.
Jika situasi terus membaik, semoga demikian, maka sedikit demi sedikit aktivitas masyarakat yang terbatas (atau dibatasi) untuk mencegah penularan virus bisa mulai bergulir kembali. Sejumlah negara di Eropa sudah dan akan melonggarkan kebijakan pembatasan sosial (social distancing).
Baca: Lockdown Mulai Dibuka, Rupiah Lanjut Perkasa
"Pasar mulai punya ekspektasi bahwa ekonomi akan mulai bergulir kembali dalam waktu dekat. Ini karena pandemi virus corona sepertinya sudah mencapai puncak," kata Peter Cardillo, Chief Market Economist di Spartan Capital Securites yang berbasis di New York, seperti diberitakan Reuters.
Keyakinan yang semakin menebal ini membuat investor berani mengambil risiko dan masuk ke pasar keuangan negara-negara berkembang Asia. Aset aman seperti emas pun kehilangan pamor, dan pada pukul 09:34 WIB harga sang logam mulia turun 0,28%.
https://www.cnbcindonesia.com/market...sia-lagi-nih/1
Kerja sama BI dengan The Fed berupa repurchase agreement line menimbulkan sentimen positif terhadap Rupiah.
Agreement tersebut menyepakati bahwa The Fed New York akan menyiapkan persediaan mata uang US Dollar hingga senilai $60 miliar jika BI membutuhkan.
Terimakasih Mbak Sri, lobi anda istimewa sekali







gargantuar89 dan 10 lainnya memberi reputasi
11
3.6K
31


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan