Jumpa lagi di thread saya yang apalah-apalah.

:

Akhir-akhir ini saya mulai benci melihat kalender. Menunggu kapan sekolah akan dimulai kembali, lebih menyiksa dibanding menunggu kepastian dari si dia.


Makanya, sebagai pengalih perhatian, saya memutuskan untuk memperbaiki hubungan yang sempat renggang dengan beberapa hewan kesayangan yang sering kali terabaikan karena kesibukan.

Saya punya beberapa hewan peliharaan yang terkadang membuat saya jadi belajar banyak bersyukur.



Saya punya dua ekor burung. Seharusnya tiga, sih. Tapi belum lama ini Si Kuning kenari mati karena digigit ular yang muncul dari atap.



Burung pertama adalah Rambo sang kutilang emas. Rambo sudah tinggal bersama saya lebih dari empat tahun. Selain mempunyai suara yang merdu, Rambo juga termasuk burung yang penurut untuk ukuran kutilang.

Suatu hari Rambo pernah lepas dan membuat seluruh penghuni rumah panik mencari dia ke mana-mana. Namun, keesokan harinya, tahu-tahu dia sudah bertengger di pagar rumah dengan siulan khasnya.
Benar-benar pandai menggoda dia.

Rambo adalah kutilang emas jantan. Oh iya, cara membedakan kutilang emas jantan dan betina bisa dilihat dari warna pada bulu di lehernya. Kutilang emas jantan memiliki warna bulu leher merah yang mencolok, sedangkan kutilang emas betina warna bulu lehernya cenderung pucat atau berwarna oranye.

Selain senang mendengarkan dia bersiul, saya juga senang sekali menggoda saat sedang makan.

Jika sudah kehilangan kesabaran, dia akan memamerkan jambul hitamnya yang khas sebagai tanda bahwa dia sedang marah.

Selain suka sekali makan buah-buahan, Rambo juga suka diberi makan biji-bijian, meski tidak selahap ketika makan buah.




Burung yang satunya adalah dia, si love bird biru. Kebalikan dari Rambo yang tenang, Si Blue ini sangat rusuh. Dia juga sensitif dan tidak suka didekati. Padahal dia sudah tinggal bersama saya sejak masih unyu-unyu dan botak.

Dengan sifatnya yang labil, saya jadi kepikiran buat memberi dia pasangan biar tidak kesepian. (Yang sebenarnya kesepian siapa, woi)


Sama seperti Rambo, Blue juga sudah lama sekali tinggal serumah dengan saya. Kenapa tidak menambah lagi? Karena saya sibuk. Sibuk rebahan

Baiklah!
Lanjut ke peliharaan berikutnya.



Saya punya banyak Molly Balon yang unyu-unyu.

Dulu waktu kecil, saya suka obok-obok kolam ikan Molly Balon. Menangkap ikan-ikan gendut itu sambil memencet-mencet perutnya.

Sekali melahirkan, Molly Balon akan mengeluarkan banyak sekali anak-anak imut dari perutnya yang lebih besar dari badannya. Setelah lahir, baiknya bayi-bayi Molly Balon dipisah dari induknya. Kenapa? Karena seringkali sang induk ini memakan anaknya sendiri

Selain itu, bayi Molly Balon masih lemah, jadi mereka butuh suasana yang tenang. Jika kita mencampurkan bayi-bayi Molly balon dengan sang induk atau ikan lain, besar kemungkinan bayi-bayi ini akan cepat mati karena pusing.

Cara merawat bayi Molly Balon juga gampang-gampang susah. Kita harus tetap memastikan airnya bersih, tapi jangan terlalu sering diganti.

Untuk mensiasatinya saya biasanya menampung bayi-bayi Molly Balon ke dalam akuarium khusus yang penuh dengan tanaman. Selain membuatnya nyaman, tanaman bisa membantu bayi-bayi Molly mendapatkan oksigen yang cukup.



Soal makanan, saya biasanya memberi makanan ikan yang banyak dijual di pasaran. Cara memberi makan bayi Molly Balon adalah dengan cara dihancurkan. Jadi mereka tidak kesulitan.

Tubuh bayi Molly Balon yang semula terdiri sepasang mata yang besar dan ekor kecil, perlahan-lahan akan tumbuh menyerupai ikan. Biasanya tubuh mereka baru akan terlihat seperti ikan sesungguhnya setelah berusia dua bulan.



Selanjutnya adalah empat ekor ikan mas dan sepasang manfish atau angle fish.

Mereka adalah kawanan hobi makan yang tinggal di dalam akuarium yang sudah kekecilan.

Dalam satu hari mereka bisa makan berkali-kali. Saya biasanya memberi mereka makan sedikit-sedikit tapi sering. Namun, terkadang karena terlalu sibuk dengan urusan sekolah, saya sering membuat mereka kelaparan terlalu lama.

Bahkan, si ikan mas ini bisa melompat keluar akuarium saat melihat saya melintas tapi tidak memberi mereka makan. Sungguh menggemaskan.

Yah!
Kalau dipikir-pikir lagi, kerja dari rumah ada bagusnya juga, kok. Saya jadi punya banyak waktu untuk memperhatikan mereka.

Selain untuk mengisi waktu luang, mempunyai hewan peliharaan juga bagus buat psikologis kita. Ketika kita mengamati tingkah laku hewan yang menggemaskan, tanpa sadar kadang kita akan tertawa-tawa sendiri. Kita jadi lebih bahagia dan terhindar dari stres.

Jika tidak ingin terlalu repot, GanSis juga bisa memilih ikan dan burung sebagai hewan peliharaan.

Sekian cerita saya tentang hewan peliharaan. Ini cerita saya, mana cerita kalian?

Terima kasih sudah mampir. Silakan bagikan cendol dan tinggalkan komentar.

Menerima kritik dan saran