Jakarta, CNBC Indonesia - Penumpang KRL di sejumlah stasiun menumpuk pada Senin (13/4/20). PT KCI selaku operator pun menagih kontrol dan pengawasan mobilitas dari pemerintah, seiring dengan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta.

"Kami berharap pemberlakuan PSBB ini juga dibarengi dengan kontrol dan pengawasan dari pemerintah setempat terhadap, utamanya mobilitas masyarakat itu sendiri," jelas Manager External Relations PT KCI Adli Hakim, Senin (13/4/20), melalui jawaban tertulis yang diterima CNBC Indonesia.

PT KCI sendiri terus memantau pergerakan penumpang, termasuk pada penerapan PSBB memasuki hari ke empat hari ini untuk wilayah DKI Jakarta. Dari pantauan kondisi di sejumlah stasiun pemberangkatan, memang cukup banyak masyarakat yang beraktivitas dengan menggunakan moda transportasi KRL. 


Di Stasiun Bogor, Cilebut, Bojonggede, Citayam dan Depok contohnya, pagi ini para pengguna rela antre untuk masuk stasiun. Untuk melayani para pengguna, lebih dari 4.000 petugas pelayanan dan pengamanan PT KCI dibantu anggota marinir yang tersebar di 80 stasiun memberikan edukasi kepada para pengguna.

Edukasi itu berupa sosialisasi bahwa terdapat pengaturan untuk membatasi jumlah pengguna di dalam KRL agar penerapan physical distancing sesuai Peraturan Menteri, dan Peraturan Gubernur terkait PSBB pada moda transportasi dapat berjalan.

Ia menegaskan, PT KCI berupaya memenuhi aturan-aturan terkait PSBB yang ada, dan mengambil langkah untuk tetap memberikan layanan yang sesuai. Di sisi lain, untuk antisipasi kepadatan hari ini, PT KCI telah menjalankan 5 jadwal kereta tambahan yaitu 3 dari Stasiun Bogor, 1 dari Stasiun Bojonggede, dan 1 dari Manggarai.

Untuk antisipasi kereta terakhir pada sore hari sejak Sabtu 11 April juga telah dikerahkan penambahan kereta. Selain itu, pengaturan antrian juga dilakukan oleh petugas secara berlapis sejak pengguna masuk di stasiun.

Adli bilang, praktik PSBB harus didukung semua pihak. Terutama para pengusaha agar sadar untuk menerapkan kebijakan kerja dari rumah.

"Untuk itu kami harap pelaku usaha yang masih mengharuskan karyawannya bekerja di kantor juga dapat menginstruksikan karyawan bekerja dari rumah atau memberi kelonggaran jam kerja sehubungan adanya keterbatasan jam operasional dan kapasitas penumpang pada seluruh moda transportasi publik," tambah Adli. 


Sumber

Kayak gini kok minta Lockdown... Kadrun aja dihimbau jumatan dirumah masih aja pada ke masjid giliran sakit nyalahin pempus