Quote:
Larangan Salat Jumat di tengah pandemi Covid-19 seakan tak berlaku di Masjid Al-Karomah, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Jumat (10/4) siang tadi.
Para jemaah yang ngotot untuk Jumatan itu merangsek masuk sekalipun pintu masuk masjid terbesar di Kota Intan itu ditutup dan dijaga petugas.
Aparat gabungan yang kalah jumlah tak sanggup membendung keinginan ratusan jemaah itu untuk masuk menggelar salat bersama.
Memasuki tengah hari, jemaah kian banyak berdatangan hingga akhirnya berhasil masuk dan memenuhi separuh ruangan dalam masjid.
Lantas apa alasan mereka untuk tetap menggelar Jumatan saat pandemi Covid-19 ini?
Rata-rata jamaah yang ditemui di lapangan rupanya sudah mengetahui ihwal surat edaran bupati yang melarang Salat Jumat.
“Kita tahu ada larangannya dari bupati, namun tidak ada solusi. Apalagi ini sudah yang Jumat ketiga, masa kami tidak salat Jumat lagi, mau diapakan kami,” ujar Imam Firdaus, salah satu jemaah kepada apahabar.com.
Menurutnya banyak masyarakat merasa takut berdosa karena meninggalkan Salat Jumat itu.
Pemerintah, lanjutnya, hanya sekadar melarang tanpa memberi solusi yang bisa menenangkan masyarakat.
“Semestinya pemerintah memberi pernyataan tegas, bahwa masyarakat yang tidak Salat Jumat selama pandemi Corona ini tidak berdosa atau jika berdosa ditanggung oleh pemerintah,” tegas Firdaus.
Masyarakat setempat, kata dia, percaya jika tidak melaksanakan Salat Jumat tiga kali berturut-turut maka dicap sebagai orang munafik.
Selain itu, lanjutnya, yang membuat masyarakat waswas, sebagian ulama di Martapura masih menggelar Salat Jumat di masjid.
“Apalagi ada sebagian ulama yang masih melaksanakan Jumatan, ya kami mengikuti beliau,” ungkap warga Martapura satu ini.
Selain Imam Firdaus, Humaidi yang juga warga Martapura takut berdosa jika tidak melaksanakan Salat Jumat tiga kali berturut-turut.
“Saya sudah dua kali tidak salat Jumat, masa saya tidak Salat Jumat ketigakalinya,” katanya.
Pantauan media ini, sempat terjadi aksi dorong di pintu gerbang masjid yang sudah dijaga ketat oleh aparat setempat itu.
Kalah jumlah, petugas dari kepolisian, TNI, dan Satpol PP pun kewalahan. Pintu gerbang akhirnya jebol dibuka paksa oleh jemaah.
Sesaat sebelum Jumatan, kepolisian sejatinya sudah memberi pengertian kepada masyarakat.
Polisi memang hanya menjalankan tugas dari keputusan Bupati Banjar KH Khalilurrahman.
“Kita tidak melarang Salat Jumat, tapi melarang adanya perkumpulan orang banyak,” ujar Kabag Ops Polres Banjar Syaiful Bob coba memberi pengertian kepada jemaah.
Saat itu warga tampak enggan mendengar imbauan bupati Banjar untuk tidak Jumatan di masjid.
Walhasil para jemaah itu nyaris memenuhi seisi ruangan salat dalam Masjid Al-Karomah Martapura di tengah pandemi Covid-19 ini.
Salat Jumat pun dilaksanakan ringkas. Khotbah hanya hitungan menit. Salat Jumat yang di-imami oleh Tuan Guru Tarhib, hanya membacakan surat Al-Kafirun dan Al-Ikhlas.
SUMBER
Quote:
Masyarakat setempat, kata dia, percaya jika tidak melaksanakan Salat Jumat tiga kali berturut-turut maka dicap sebagai orang munafik.
Selain itu, lanjutnya, yang membuat masyarakat waswas, sebagian ulama di Martapura masih menggelar Salat Jumat di masjid.
“Apalagi ada sebagian ulama yang masih melaksanakan Jumatan, ya kami mengikuti beliau,” ungkap warga Martapura satu ini.
katanya ada ulama yg masih sholat
kalian kan panutan dan di anggap berilmu tinggi
kok malah kasih contoh seperti ini?
kenapa tidak bisa mengajak umat lu untuk melindungi diri sendiri sekaligus manusia lainnya?
apa ngerasa sedang menegakkan ajaran agamamu?
apa ngerasa tuhan akan melindungi maupun membela kalian?
kadang membuat saya berpikir, apakah agamalah yg membuat penyebaran virus semasif sekarang?
kadang membuat saya berpikir, tuhan dan manusia siapakah yg lebih anda hormati?
hidup di zaman modern ini, sudah beda dengan zaman purba
anda boleh melaksanakan ibadah anda
anda boleh percaya pada ajaran agama anda
anda boleh percaya pada kuasa tuhan anda
JIKA saat dunia aman, tenang, tentram, tanpa konflik
silakan laksanakan kepercayaan anda
tapi di tengah wabah, di tengah pandemi seperti ini
mohon percayalah pada SAINS
pada orang orang yg memang profesional di bidangnya itu
terutama saat vaksin lom di temukan
demi dirimu, demi keluargamu, demi saudaramu, juga demi manusia manusia lainnya
bukankah inti dari ajaran agama adalah moral?
moral apa yg anda dapatkan jika tidak bisa saling menghormati dan melindungi sesama manusia?
hormati dan lindungilah manusia lainnya, dengan tidak ikut menjadi penyebarnya
jangan pernah berpikir, tuhanmu pasti akan melindungimu
hanya manusialah yang mampu melindungi manusia
jangan tersesat hingga menjadi pembunuh manusia lainnya
