AKURAT.CO, Penyebaran Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 berhasil membuat menjadi pandemi global. Untuk mengehtnikan penyebaran virus ini

Pemerintah mengeluarkan kebijakan Physical Distancing dan imbauan membatasi kegiatan di tempat yang ramai. Termasuk tempat ibadah.

Akibat kebijkan tersebut , Sosiolog yang juga Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta Musni Umar turut merasakan imbasnya. Dimana dirinya sudah 4 kali tidak melakukan salat Jumat. Pemerintah memang telah melarang salat Jumat berjamaah di masjid untuk daerah yang penyebaran Virus Corona terjadi secara masif, terutama Jakarta.

"Saya bersedih dan merasa berdosa sudah ke-4 kali dengan hari ini saya tidak shalat Jum'at. Itu bukan kesengajaan, tetapi darurat. Ada kaedah "adharurah tubiihul mahzuuraat" (Darurat membolehkan yang haram). Shalat Jum'at haram ditinggalkan, tapi dalam keadaan darurat Covid-19 boleh tidak dilaksanakan," tulis @musniumar di Twitter.

Memang sebelumnya, ada Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait meniadakan salah jumat dan diganti menjadi salat zuhur lantaran maraknya pandemi Virus Corona di Indonesia.

Ustaz Yusuf Mansyur pun sependapat akan hal tersebut. "Ya, kaidahnya yang dipakai sama guru, ustaz, kyai ini kaidah yang pastinya komperhensif. Pastinya bukan hanya pembahasan soal fiqihnya saja. Yang memang perlu diperhatikan soal kesehatan, soal bahaya, manfaat dan kedaruratan dan sebagainya," ucapnya, saat dihubungi, Rabu (18/3).

Menurut Ustaz Yusuf Mansur, Majelis Ulama Indonesia jika sudah memberikan keputusan pasti sudah dipikirkan matang-matang dan menjadi himbauan yang baik.[]



Sumber : [url]https://m.akuraS E N S O Rid-1078912-read-cerita-rektor-uic-yang-bersedih-dan-merasa-berdosa-karena-sudah-4-kali-tak-salat-jumat[/url]