Apa yang terjadi bila negara sedang di landa wabah dan musibah yang sangat memprihatinkan? Sebagai sosok pemimpin harus mempersiapkan bagaimana caranya agar rakyat tidak kekurangan bahan pangan.

Caranya? Ya lewat jalur bantuan penanggulangan bencana, agar bisa terkoordinir dengan rapih dan juga tak ada korupsi di tengah jalan.





Mekanisme kelurahan, RW hingga RT pun menjadi ujung tombak masyarakat. Mereka, warga yang terdampak wajib di data disini karena tak boleh ada kerumunan massal maka pemberian bahan sembako melalui sistem door to door bahasa asingnya yah pintu ke pintu.

Proyek BLT yang di ubah menjadi sembako cukuplah untuk memberikan pasokan untuk berdiam diri selama 14 hari kedepan, ini cara efektif dan jitu agar masyarakat tidak mencari makan di luar. Berapa banyak masyarakat yang saat ini bingung, pendapatan kering, pengeluaran sering kalau di lebihkan sebulan saja dengan keadaan seperti ini chaos bisa saja terjadi.





Maling pun berserakan, bayangkan Menteri yang bijaksana sudah mengeluarkan napi yang jumlahnya pun ribuan. Mereka mau tak mau ikut menambah beban sosial di masyarakat, hingga yang tadinya maling ya nekat jadi maling lagi daripada mati ga makan mending di penjara di kasih makan.

Hayo betul apa betulll?



Tapi kalau pembagian sembako dengan random, untuk memperbaiki citra di mata masyarakat yang sudah menurun kok rasanya jadi lucu.

Pemimpin negara loh? Harusnya punya sistem yang lebih efektif untuk memberikan bantuan kepada masyarakat! Tapi ini malah membagikan sembako selama perjalanan sang pemimpin, niatnya baik tapi kok ya jadi aneh. Bukan tak mungkin kebijakannya bagi-bagi sembako akan membuat dirinya di kritik.

Tapi ehh tapi, inget loh ini membuktikan beliau mungkin sudah tak percaya dengan bawahan. Bisa saja itu dana dari gaji beliau sebagai pemimpin, bila di berikan melalui sistem tadi takutnya tak tepat sasaran. Kalau beliau langsung yang bagikan terlihat siapa saja sasarannya.

Berapa banyak tikus berdasi yang mengintai uang untuk donasi bencana, kita tak tahu bila para pejabat mana saja yang suka jadi mantri sunat.



Maka sudah jelas Presiden pun resah dengan keberadaan mereka, maka langkah bagi-bagi sembako secara random sudah tepat sasaran. Mereka yang dapat adalah memang orang susah, seperti tukang ojol dan pedagang asongan yang berada di saat yang tepat dan waktu yang tepat.

Bayangkan baru kali inikan mobil anti peluru dipakai buat bagi-bagikan sembako, maka nikmat mana lagi yang kau dustakan.

*******************

Referensi klik
Pic google