Ketika mudik menjadi polemik

Selamat pagi menjelang siang,selamat datang dan selamat happy-happy di trit ane.

Sebentar lagi puasa ya Gan, Sist? Mau mudik? Baca ini dulu ya, semoga memberi informasi buat agan semuanya. Simak!

Mudik adalah kegiatan para migran kembali ke kampung halamannya. Sudah menjadi agenda tahunan di Indonesia, di mana menjelang lebaran, mudik menjadi fenomena yang sangat ditunggu-tunggu. Banyak para perantau mudik hanya saat momen ini. Berkumpul bersama keluarga saat lebaran menjadi motifasi terbesar.

Namun seperti yang kita ketahui bersama, wabah virus covid-19 yang tengah melanda saat ini, mudik menjadi polemik. Banyak resiko yang mungkin terjadi.

Presiden sendiri telah menghimbau untuk tidak mudik demi menekan persebaran virus corona, meskipun tidak ada pelarangan.

Bukan presiden saja, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga memberikan himbauan kepada para perantau untuk tidak pulang kampung dahulu.

Ada resiko besar mengancam jika mudik terus dipaksakan, antara lain :

1. Terpapar virus Covid-19



Seperti yang telah kita ketahui bersama, pesebaran covid-19 adalah bisa melalui benda mati. Jika kita naik kendaraan umum Seperti, bus, kereta dll, hal ini sangat memungkinkan kita terpapar sebab social distancing sangat sulit dilakukan.

2. Resiko menularkan pada orang terkasih



Kita pulang kampung tentu bermaksud menjumpai dan berkumpul bersama orang-orang terkasih. Orang tua atau pun anak-anak yang di tinggal di kampung halaman.

Namun, ingatlah Covid -19 ini rentan menyerang orang yang imunitasnya rendah. Sementara orang tua dan anak-anak masuk kategori ini.
Mungkin saja kita yang daya tahan tubuhnya kuat, terhindar dari paparan virus. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan kita justru yang menularkan pada orang tua dan anak-anak kita. Tegakah?

3. Kondisi tubuh yang kelelahan menjadikan imunitas menurun.

Saat kondisi tubuh kelelahan dan kurang istirahat, sudah tentu diiringi dengan menurunnya daya tahan tubuh kita. Hal ini menjadi kemungkinan kita bisa terpapar virus.


4. Social Distancing sulit dilakukan



Mungkin ada yang berpikir, menggunakan kendaraan pribadi bisa menghindari kerumunan. Karena, rena tidak bertemu dan berdesakan dengan pemudik lain.

Kendaraan pribadi tidak bisa menjamin kita bisa melakukan sosial fitancing dengan baik. Sebab perjalanan jauh, kita membutuhkan istirahat, makan belum lagi jika kendaraan bermasalah. Misalnya saat mengisi bensin, ke toilet umum dll.

Bukankah itu artinya kita berbaur dengan orang lain? Jadi, kendaraan pribadi tidak bisa menjadi alternatif aman mudik tanpa resiko terpapar Covid-19.

5. Menimbulkan kekhawatiran



Bagaimana pun juga Covid-19 ini banyak menimbulkan kekhawatiran, tidak terkecuali masyarakat di pedesaan. Dengan kepulangan kita, berati kita telah menambah rasa kekhawatiran akan tertularnya virus ini. Tidak mustahil, acara keluarga yang seharusnya bahagia justru menyimpan benih-benih kecurigaan karena khawatir satu diantara kita membawa corona tanpa gejala.

Sumber Opini Pribadi dengan referensi bacaan klik
Gambar sampulklik

Sumber
Gambar 1,2,3,4,5 by Canva

Terima kasih sudah mampir
Semoga bermanfaat dan semoga badai Corona segera berlalu. Aamiin.