joko.winAvatar border
TS
joko.win
DKI Jakarta Rugi Rp150 Triliun Jika Lockdown dalam 14 Hari
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat ekonomi memprediksi nilai ekonomi akan menguap sebesar Rp100 triliun hingga Rp150 triliun jika pemerintah memberlakukan karantina (lockdown) DKI Jakarta selama 14 hari. Perhitungan itu mengasumsikan, tidak terjadi aktivitas sama sekali demi menekan risiko penyebaran virus corona.

Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia Fithra Faisal menuturkan jika dalam proses karantina itu masih terjadi proses transaksi ekonomi, maka potensi kerugian ekonomi dapat ditekan menjadi Rp50 triliun hingga Rp100 triliun dalam 14 hari.

"Perhitungan itu dilihat dari potensi kehilangan sisi manufaktur yang tidak produksi, kemudian perputaran uang di sektor pariwisata, jasa keuangan, dan pendapatan pajak akibat lockdown," jelasnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (30/3).


Lihat juga: 9 Bank Beri Penundaan Bayar Cicilan Kredit Terdampak Corona

Ia memproyeksi jika pandemi ini berlangsung selama 4-5 bulan, maka pertumbuhan ekonomi hanya berada di posisi 3,2 persen-3,3 persen. Namun, jika virus corona berlangsung lebih lama lebih dari 6 bulan, maka pertumbuhan ekonomi terancam hanya tumbuh 1,3 persen.

Berkaca dari perkembangan kasus positif, ia memperkirakan puncak penyebaran akan terjadi pada 6-12 Mei. Setelah itu, penyebaran akan melandai pada Mei-Juni.

Lihat juga: Tahan Warga Mudik, Jokowi Perintahkan Percepatan Insentif

"Dengan demikian, jika berlangsung 3-4 bulan, kita masih punya kesempatan untuk tumbuh 4 persen. kalau lebih dari itu, maka momentumnya akan hilang," terang dia.

Meski ekonomi tahun ini dipastikan kontraksi, Fithra mengaku tak mempermasalahkan kondisi tersebut. Alasannya, keadaan serupa juga dialami oleh mayoritas negara di dunia.

Selain itu, kontraksi ini dipicu karena penyebaran virus corona bukan faktor fundamental. Oleh sebab itu, ia meramal pertumbuhan ekonomi akan balik arah tahun depan.

"Kapasitas produksi kita tidak terlalu terganggu, maka tahun berikutnya bisa bouncing dalam rentang 6 persen-8 persen tergantung dari kontraksi di 2020," katanya.

Lihat juga: Lawatan Corona Bikin Rp1,3 Triliun per Hari Menguap dari DKI

Ekonom INDEF Ahmad Heri Firdaus melihat dampak kebijakan saat ini tidak hanya menyerang sektor produksi, namun juga konsumsi masyarakat langsung.

"Memang di satu sisi, kalau benar lockdown, itu tidak disukai pengusaha, sekarang saja sudah banyak dampaknya, meski penurunan ekonomi mau tidak mau akan terjadi. Di seluruh negara pun begitu," imbuh Heri.

Hitung-hitungan Heri, setidaknya ada Rp1,3 triliun dari hasil perputaran bisnis di ibu kota lenyap begitu saja akibat pandemi corona. Estimasi tersebut berasal dari proyeksi Produk Domestik Bruto (PDB) DKI Jakarta sekitar Rp2.400 triliun per tahun.


Ia tidak menampik kebijakan lockdown bakal memukul beberapa sektor, antara lain, perhotelan, transportasi, UMKM, dan jasa keuangan. Pun demikian, sektor-sektor tersebut telah tertekan lebih dulu dengan kemunculan virus corona ini.

Ia juga mengimbau pemerintah memetakan pasokan pangan agar cukup untuk memenuhi kebutuhan lockdown di DKI Jakarta. Pemerintah juga harus bersiap jika terjadi panic buying di masyarakat.

"Jangan sampai nanti ketika lockdown masyarakat justru kesulitan pangan. Jadi, dampak gejolak sosial menjadi risiko yang harus diantisipasi pemerintah," tandasnya. (ulf/bir)


https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/2...-dalam-14-hari
Diubah oleh joko.win 30-03-2020 10:51
4iinch
Lambe.leor671
sebelahblog
sebelahblog dan 5 lainnya memberi reputasi
6
2.8K
64
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan