Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lickmyballsAvatar border
TS
lickmyballs
Jokowi Tutup Pintu Buat WNA, Uang Rp 26 T Menguap ke Udara
Jokowi Tutup Pintu Buat WNA, Uang Rp 26 T Menguap ke Udara

Jakarta, CNBC Indonesia -
Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan menutup sementara pintu masuk Indonesia bagi warga negara asing. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi penyebaran virus corona di Tanah Air.

Data Gugus Tugas Covid-19 menyebutkan sudah ada 1.414 pasien positif corona di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 1.217 orang masih dalam perawatan, 75 orang sembuh, dan 122 orang meninggal dunia.

"Telah diputuskan bahwa semua kunjungan dan transit warga negara asing ke wilayah Indonesia untuk sementara akan dihentikan," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers usai rapat terbatas, Selasa (31/3/2020).

Kebijakan ini bertujuan mengurangi penularan virus corona yang berasal dari luar negeri (imported case). Indonesia memang perlu menekan jumlah kasus baru, karena tingkat kematian (mortality rate) akibat corona yang lumayan tinggi yaitu 8,63%.

Lebih tinggi ketimbang negara-negara dengan jumlah kasus yang jauh lebih banyak seperti Amerika Serikat/AS (1,92%), China (4,02%), Jerman (0,96%), Prancis (6,71%), sampai Iran (6,64%).

Namun, kebijakan larangan akses bagi warga negara asing tidak dipungkiri akan memiliki dampak ekonomi yang lumayan besar. Salah satu sektor yang bakal merasakan dampaknya adalah pariwisata.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada 2019 adalah 16,11 juta. Naik 1,88% dibandingkan 2018.

Kalau dirata-ratakan, jumlah kunjungan wisman per bulan selama 2019 adalah 1,34 juta. Per satu kunjungan, wisman menghabiskan rata-rata US$ 147,17.


Kebijakan pembatasan akses WNA berlaku katakanlah mulai April, karena besok sudah April. Jika kebijakan ini berlaku sampai akhir tahun, maka ada delapan bulan tersisa.

Dengan asumsi kunjungan wisman per bulan seperti 2019 yaitu 1,34 juta dan setiap kunjungan menghasilkan devisa bagi Indonesia sebesar US$ 147,17, perhitungan bodoh-bodohannya Indonesia akan kehilangan US$ 197,54 juta per bulan.

Dikali delapan bulan, maka devisa yang hilang dari sektor pariwisata adalah US$ 1,58 miliar atau sekira Rp 25,89 triliun dengan kurs saat ini. Nyaris Rp 26 triliun.


Dalam situasi darurat pandemi corona global seperti sekarang, menyelamatkan nyawa layak menjadi prioritas. Harus diperjuangkan meski harus kehilangan uang puluhan triliun rupiah.

Akan tetapi, perlu dipikirkan juga nasib mereka yang menggantungkan hidup dari sektor pariwisata. World Travel & Tourism Council mencatat pada 2018 sektor pariwisata menyumbang sekitar 10% dari penciptaan lapangan kerja. Ada sekira 13 juta orang mencari nafkah di sektor ini.

Tanpa wisman (dan kemungkinan juga wisatawan domestik/wisdom), mau jadi apa sektor pariwisata? Mau makan apa orang-orang yang bekerja di sektor pariwisata?

Oleh karena itu, pemerintah perlu memikirkan bantuan kepada orang-orang ini. Bagaimana caranya agar dapur mereka tetap mengepul dan perut tetap terisi meski mata pencariannya hilang.
https://www.cnbcindonesia.com/news/2...uap-ke-udara/2

Indonesia bisa gak yah Pariwisata itu cukup sampingan aja buat sumber devisa
Utamain di industri pertanian, perikanan dan manufaktur
emoticon-Imlek

btw cebong dan kadrun Go!!
keluarin klipingan klean
emoticon-Ngakak
tata604
4iinch
sebelahblog
sebelahblog dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.4K
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan