- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Denny Siregar: Saya Bersyukur, Meski Didesak Jokowi Tidak Frontal Menerapkan Lockdown


TS
jeff.fafa
Denny Siregar: Saya Bersyukur, Meski Didesak Jokowi Tidak Frontal Menerapkan Lockdown
JAKARTA, JITUNEWS.COM- Pegiat media sosial, Denny Siregar mengaku bersyukur Presiden Joko Widodo secara tegas tidak menerapkan lockdown sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona. Pasalnya ia melihat lockdown di India justru menimbulkan kekacauan.
"Saya bersyukur, meski didesak dari mana-mana Jokowi tidak frontal menerapkan konsep lockdown. Dia berhitung dengan cermat dampak ekonomi dan sosialnya, meski diejek sebagai pemimpin tidak tegas," tulis Denny Siregar dalam akun Twitternya, Minggu (29/3/2020).
Ia meminta pemerintah belajar dari kasus lockdown yang terjadi di India. Jutaan rakyat miskin di India melawan pemerintah dengan pulang ke kampung halamannya dengan berjalan kaki ratusan kilometer. Oleh karenanya terjadi kekacauan dan kerumuman yang justru berpotensi menyebarkan virus corona.
India ketika menerapkan lockdown total, dan menyebarkan aparatnya untuk memaksa penduduk masuk ke rumah, tidak mempertimbangkan seluruh aspek ekonomi dan sosial.
Mereka hanya berbicara tentang penyebaran virus.
"Kasus India bisa jadi pelajaran, bagaimana lockdown jadi bumerang," tambahnya.
Diketahui, Perdana Menteri India Narendra Modi akhirnya mengucapkan permintaan maaf kepada rakyat India akibat kebijakan lockdown. Lockdown India telah membuat jutaan rakyat miskin kelaparan dan membuat rakyat rela berjalan berkilometer ke kampung halaman karena sudah tidak ada lagi pekerjaan.
Yang terhantam keras adalah masyarakat miskin di sana, di mana mereka tidak bisa bekerja sekadar mencari makan. Mereka bergantung dari pasokan pemerintah, dan harus antre berjam-jam. Jelas dalam situasi ini, social distancing pun diabaikan.
Akhirnya, ribuan warga miskin India pun pergi dari wilayahnya dengan berjalan kaki, karena tidak tahan dengan situasi ini.
Bagaimana nasib 25 juta warga miskin di Indonesia ketika kita menerapkan lockdown total seperti di India?
Kadang dalam melihat sesuatu, kita harus meluaskan pandangan. Bahwa di negeri ini, yang tinggal bukan hanya kita saja, kelas menengah yang dengan enak rebahan sambil nonton televisi berlangganan.
Pahami. Tidak mudah mengambil sebuah keputusan untuk 250 juta orang. Beda antara tidak tegas dan berpikir untuk mengambil keputusan tepat.
Kita tidak ingin negeri ini seperti India. Situasi seperti ini mudah ditunggangi.
https://www.google.com/amp/s/m.jitun...pkan-llockdown
Buruh jabodetabek jabar jgn cuma teriak hina jokowi, minta sana insentif bantuan desak gabenerr2 lu. Jgn bodoh.. takut kerja ya jgn mau kerja! Minta sonoh duit ke junjungan lu biar lu2 sehat bergizi
Yg gawat kondisi mendesak ya nyawa kalian2 ini sejabodetabek. Klau mau minta ke jokuwi ya minta aja baik2, Jgn tinggi hati
Tobat,, kena azab tuh jgn kebanyakan dengki

"Saya bersyukur, meski didesak dari mana-mana Jokowi tidak frontal menerapkan konsep lockdown. Dia berhitung dengan cermat dampak ekonomi dan sosialnya, meski diejek sebagai pemimpin tidak tegas," tulis Denny Siregar dalam akun Twitternya, Minggu (29/3/2020).
Ia meminta pemerintah belajar dari kasus lockdown yang terjadi di India. Jutaan rakyat miskin di India melawan pemerintah dengan pulang ke kampung halamannya dengan berjalan kaki ratusan kilometer. Oleh karenanya terjadi kekacauan dan kerumuman yang justru berpotensi menyebarkan virus corona.
India ketika menerapkan lockdown total, dan menyebarkan aparatnya untuk memaksa penduduk masuk ke rumah, tidak mempertimbangkan seluruh aspek ekonomi dan sosial.
Mereka hanya berbicara tentang penyebaran virus.
"Kasus India bisa jadi pelajaran, bagaimana lockdown jadi bumerang," tambahnya.
Diketahui, Perdana Menteri India Narendra Modi akhirnya mengucapkan permintaan maaf kepada rakyat India akibat kebijakan lockdown. Lockdown India telah membuat jutaan rakyat miskin kelaparan dan membuat rakyat rela berjalan berkilometer ke kampung halaman karena sudah tidak ada lagi pekerjaan.
Yang terhantam keras adalah masyarakat miskin di sana, di mana mereka tidak bisa bekerja sekadar mencari makan. Mereka bergantung dari pasokan pemerintah, dan harus antre berjam-jam. Jelas dalam situasi ini, social distancing pun diabaikan.
Akhirnya, ribuan warga miskin India pun pergi dari wilayahnya dengan berjalan kaki, karena tidak tahan dengan situasi ini.
Bagaimana nasib 25 juta warga miskin di Indonesia ketika kita menerapkan lockdown total seperti di India?
Kadang dalam melihat sesuatu, kita harus meluaskan pandangan. Bahwa di negeri ini, yang tinggal bukan hanya kita saja, kelas menengah yang dengan enak rebahan sambil nonton televisi berlangganan.
Pahami. Tidak mudah mengambil sebuah keputusan untuk 250 juta orang. Beda antara tidak tegas dan berpikir untuk mengambil keputusan tepat.
Kita tidak ingin negeri ini seperti India. Situasi seperti ini mudah ditunggangi.
https://www.google.com/amp/s/m.jitun...pkan-llockdown
Buruh jabodetabek jabar jgn cuma teriak hina jokowi, minta sana insentif bantuan desak gabenerr2 lu. Jgn bodoh.. takut kerja ya jgn mau kerja! Minta sonoh duit ke junjungan lu biar lu2 sehat bergizi
Yg gawat kondisi mendesak ya nyawa kalian2 ini sejabodetabek. Klau mau minta ke jokuwi ya minta aja baik2, Jgn tinggi hati
Tobat,, kena azab tuh jgn kebanyakan dengki

Diubah oleh jeff.fafa 31-03-2020 05:33






tien212700 dan 8 lainnya memberi reputasi
7
1.6K
28


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan