- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Jalan Angker dengan Kedua Sisi Jurang


TS
ridwan890
Jalan Angker dengan Kedua Sisi Jurang

Selamat datang di thread Kaca
Kali ini Kaca akan membahas mengenai mitos dan mistis
= = = =
Budayakan membaca detail thread
Sebelum berkomentar mengenai isi threadnya
Sikap kalian membawa nama baik bangsa ini


Quote:
**Kisah ini diamali oleh teman TS yang menceritakan detailnya kepada TS**
**Demi privasi maka tokoh dan daerahnya bukan nama asli**
Di suatu malam yang dingin, angin seakan menusuk dari luar dan memaksa masuk ke dalam badan. Kala itu waktu menunjukan pukul 12 malam, nuansa disekitar warung kopi di pinggir jalan pun tampak sunyi dan senyap. Rio dan temannya bernama Jaja sedang menikmati hangatnya kopi hitam di malam itu.
"Ja, pulang lewat mana kita ?" kata Rio.
"Itu lewat sana" balas Jaja sembari menunjukkan jalannya.
"Masa iya sih lewat sana ? Gak ada jalan lain kah ?" balas Rio kembali.
"Kenapa ? Takut ? Hari gini masih percaya tahayul ? Mending nyebur tuh ke kali" kata Jaja sembari tertawa.
Merasa diremehkan oleh kata - kata Jaja, Rio memutuskan untuk menantang Jaja
"Okee begini saja, kita lewat jalan itu tanpa motor dinyalakan" kata Rio.
"Nantang gua ? Siapa takut" celetuk Jaja.
Tak lama setelahnya, semangat mereka membara seperti anak muda yang ingin mendapatkan sesuatu. Singkong panas yang tersedia dilahap cukup cepat dan seruput dari kopi hitam tersebut cukup terdengar kencang. Selesai menuntaskan istirahat di warkop tersebut, mereka akhirnya melanjutkan perjalanan.
Jalan tersebut memang cukup menyeramkan, tidak ada lampu jalan hingga bertemu suatu perumahan yang padat di ujung sana. Disekeliling jalan tersebut hanya ada rumput liar, di kedua sisi nya terdapat jurang yang terjal. Cukup tinggi untuk membuat kaki / tangan patah seketika.
"Ja, gak bisa dinyalain motornya ?" tanya Rio sembari ketakutan.
"Tadi nantangin sekarang udah ketakutan ?" tanya Jaja sambil meledek.
"Bukan begitu, dingin nih disini" jawab Rio.
Namun seketika suara lonceng pun terdengar, mereka berdua diam dan saling melihat satu sama lain.
"Ja, denger suara lonceng tadi ?" kata Rio
"Iya, lu pake gantungan kunci lonceng kali" kata Jaja berpikir positif
"Lihat tas gua, gak ada gantungan kunci sama sekali, hp pun mati jadi tidak mungkin ada suara" kata Rio
Terdengar suara lonceng kedua, kali ini cukup keras dan membuat mereka berdua panik. Tanpa pikir panjang, Jaja menyalakan motornya dan menyuruh Rio untuk naik buru - buru
"Bodo amat sama tantangan, sini mau ikut gak ? Kalau gak mau gua tinggal" kata Jaja panik
Melihat respon temannya tersebut, rio pun menaiki motor itu dan mereka akhirnya jalan. Jaja melajukan motornya cukup cepat tanpa menarik rem, anehnya mereka tak pernah sampai ke ujung jalan tersebut.
"Ja, kok gak sampai - sampai sih ? Kata lu jalannya pendek" tanya Rio yang mulai panik.
"Gak tau nih, biasanya cepet kok 5 menit sampai" jawab Jaja panik dan bingung.
Saat keadaan yang membuat mereka kebingungan, sepeda motor Jaja tiba - tiba melindas sesuatu yang membuat mereka hampir jatuh.
"Naik motor yang bener dong" sahut Rio marah
"Yaa maaf, gua gak tau ada begituan" jawab Jaja bingung
Namun mereka kaget bukan kepalang ketika gundukan yang tadi dilindas tiba - tiba bangun. Seperti orang yang bangun dari tidurnya, pelan tapi pasti ia bangkit dan berdiri tegak membelakangi mereka. Nuansa mencekam membuat mereka hanya terpaku diam dan memandang hal tersebut.
Itu seperti manusia yang berdiri, mempunyai rambut panjang dan memakai baju cukup besar dan lusuh. Alangkah terkejutnya mereka ketika sesuatu tersebut berbalik dan terlihat mata merah yang tajam. Jaja memutuskan untuk meng-gas sepeda motornya sekencang - kencangnya sembari membaca doa.
Tak lama kemudian akhirnya mereka menemukan cahaya, laju sepeda motor pun semakin cepat dan tak peduli soal yang lainnya. Benar saja cahaya tersebut berasal dari perumahan yang mereka cari dari tadi. Mereka memutuskan untuk menepi di salah satu warung yang buka di ruko perumahan tersebut.
Melihat hal yang aneh dari mereka, si penjaga toko pun bertanya.
"Kenapa kalian ?" tanya si penjaga toko.
"Anu.... itu....." ucap Jaja yang tak sempat menyelesaikan kata - katanya.
Seakan tau apa yang dimaksud, si penjaga toko mempersilahkan mereka masuk dan dibuatkan 2 teh hangat untuk mereka. Setelah mereka cukup tenang, akhirnya mereka bercerita tentang kejadian di jalan tersebut.
"Ohh begitu, memang banyak cerita tentang jalan itu. Jalan itu dianggap kramat oleh penduduk sini karena harus hati - hati. Tidak boleh meludah, mengucapkan kata kasar, bahkan menantang jalan tersebut" ucap si penjaga toko.
Mendengar cerita tersebut, mereka berdua seakan mengerti jika itu karma saat menantang sesuatu, apalagi itu jalan yang cukup menyeramkan. Tak lama setelahnya mereka melanjutkan perjalanan pulang.
**Demi privasi maka tokoh dan daerahnya bukan nama asli**
Di suatu malam yang dingin, angin seakan menusuk dari luar dan memaksa masuk ke dalam badan. Kala itu waktu menunjukan pukul 12 malam, nuansa disekitar warung kopi di pinggir jalan pun tampak sunyi dan senyap. Rio dan temannya bernama Jaja sedang menikmati hangatnya kopi hitam di malam itu.
"Ja, pulang lewat mana kita ?" kata Rio.
"Itu lewat sana" balas Jaja sembari menunjukkan jalannya.
"Masa iya sih lewat sana ? Gak ada jalan lain kah ?" balas Rio kembali.
"Kenapa ? Takut ? Hari gini masih percaya tahayul ? Mending nyebur tuh ke kali" kata Jaja sembari tertawa.
Merasa diremehkan oleh kata - kata Jaja, Rio memutuskan untuk menantang Jaja
"Okee begini saja, kita lewat jalan itu tanpa motor dinyalakan" kata Rio.
"Nantang gua ? Siapa takut" celetuk Jaja.
Tak lama setelahnya, semangat mereka membara seperti anak muda yang ingin mendapatkan sesuatu. Singkong panas yang tersedia dilahap cukup cepat dan seruput dari kopi hitam tersebut cukup terdengar kencang. Selesai menuntaskan istirahat di warkop tersebut, mereka akhirnya melanjutkan perjalanan.
Jalan tersebut memang cukup menyeramkan, tidak ada lampu jalan hingga bertemu suatu perumahan yang padat di ujung sana. Disekeliling jalan tersebut hanya ada rumput liar, di kedua sisi nya terdapat jurang yang terjal. Cukup tinggi untuk membuat kaki / tangan patah seketika.
"Ja, gak bisa dinyalain motornya ?" tanya Rio sembari ketakutan.
"Tadi nantangin sekarang udah ketakutan ?" tanya Jaja sambil meledek.
"Bukan begitu, dingin nih disini" jawab Rio.
Namun seketika suara lonceng pun terdengar, mereka berdua diam dan saling melihat satu sama lain.
"Ja, denger suara lonceng tadi ?" kata Rio
"Iya, lu pake gantungan kunci lonceng kali" kata Jaja berpikir positif
"Lihat tas gua, gak ada gantungan kunci sama sekali, hp pun mati jadi tidak mungkin ada suara" kata Rio
Terdengar suara lonceng kedua, kali ini cukup keras dan membuat mereka berdua panik. Tanpa pikir panjang, Jaja menyalakan motornya dan menyuruh Rio untuk naik buru - buru
"Bodo amat sama tantangan, sini mau ikut gak ? Kalau gak mau gua tinggal" kata Jaja panik
Melihat respon temannya tersebut, rio pun menaiki motor itu dan mereka akhirnya jalan. Jaja melajukan motornya cukup cepat tanpa menarik rem, anehnya mereka tak pernah sampai ke ujung jalan tersebut.
"Ja, kok gak sampai - sampai sih ? Kata lu jalannya pendek" tanya Rio yang mulai panik.
"Gak tau nih, biasanya cepet kok 5 menit sampai" jawab Jaja panik dan bingung.
Saat keadaan yang membuat mereka kebingungan, sepeda motor Jaja tiba - tiba melindas sesuatu yang membuat mereka hampir jatuh.
"Naik motor yang bener dong" sahut Rio marah
"Yaa maaf, gua gak tau ada begituan" jawab Jaja bingung
Namun mereka kaget bukan kepalang ketika gundukan yang tadi dilindas tiba - tiba bangun. Seperti orang yang bangun dari tidurnya, pelan tapi pasti ia bangkit dan berdiri tegak membelakangi mereka. Nuansa mencekam membuat mereka hanya terpaku diam dan memandang hal tersebut.
Itu seperti manusia yang berdiri, mempunyai rambut panjang dan memakai baju cukup besar dan lusuh. Alangkah terkejutnya mereka ketika sesuatu tersebut berbalik dan terlihat mata merah yang tajam. Jaja memutuskan untuk meng-gas sepeda motornya sekencang - kencangnya sembari membaca doa.
Tak lama kemudian akhirnya mereka menemukan cahaya, laju sepeda motor pun semakin cepat dan tak peduli soal yang lainnya. Benar saja cahaya tersebut berasal dari perumahan yang mereka cari dari tadi. Mereka memutuskan untuk menepi di salah satu warung yang buka di ruko perumahan tersebut.
Melihat hal yang aneh dari mereka, si penjaga toko pun bertanya.
"Kenapa kalian ?" tanya si penjaga toko.
"Anu.... itu....." ucap Jaja yang tak sempat menyelesaikan kata - katanya.
Seakan tau apa yang dimaksud, si penjaga toko mempersilahkan mereka masuk dan dibuatkan 2 teh hangat untuk mereka. Setelah mereka cukup tenang, akhirnya mereka bercerita tentang kejadian di jalan tersebut.
"Ohh begitu, memang banyak cerita tentang jalan itu. Jalan itu dianggap kramat oleh penduduk sini karena harus hati - hati. Tidak boleh meludah, mengucapkan kata kasar, bahkan menantang jalan tersebut" ucap si penjaga toko.
Mendengar cerita tersebut, mereka berdua seakan mengerti jika itu karma saat menantang sesuatu, apalagi itu jalan yang cukup menyeramkan. Tak lama setelahnya mereka melanjutkan perjalanan pulang.
Terima kasih telah berkunjung dan membaca thread Kaca
Kaca minta cendolnya yaa
Serta ratenya juga yaa
Jangan lupa tinggalkan jejak yaa
Quote:
Source:
Google pictures
Opini pribadi
Google pictures
Opini pribadi






aa115prass dan 6 lainnya memberi reputasi
7
955
Kutip
3
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan