Mewabahnya virus corona di hampir segala penjuru dunia menyebabkan dampak yang sangat besar bagi perekonomian masyarakat.

Salah satunya di Amerika Serikat. Dalam satu hari dikabarkan sekitar 16 ribu warga amerika terjangkit virus berbahaya tersebut.

Hingga hari ini, Jumat (27/3/2020) jumlah penderita virus corona (COVID-19) di Amerika Serikat telah mencapai 85.840 orang. Angka ini melonjak tajam dibanding hari sebelumnya yang berjumlah 69 ribuan orang.

Sementara itu, jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona tersebut di Amerika Serikat telah mencapai 1.296 jiwa.




Mewabahnya virus corona tersebut menyebabkan orang takut dan enggan untuk keluar rumah. Mereka memutuskan untuk tetap di rumah dan melakukan segala kegiatan dari rumah saja.

Hal tersebut membuat jalanan kota di Amerika Serikat menjadi sepi dan lengang. Mereka takut keluar rumah karena khawatir akan terpapar virus tersebut.

Akibat sepinya jalanan tersebut berdampak pada penyedia atau penjual bahan bakar kendaraan (SPBU nya Amerika Serikat). SPBU-SPBU di Amerika Serikat sepi dan ada pembeli.

Sebelum virus corona berkembang, harga bahan bakar untuk kendaraan di Amerika dijual dengan harga Rp8.400 per liternya atau US$2 per galon.

Namun sejak merebaknya virus tersebut para penjual menurunkan harga BBM mereka. Kali ini mereka mendiskon hingga 50 persen dari harga jual biasanya.

Contohnya, SPBU di Kentucky dan Great Lakes, kedua SPBU ini dikabarkan sudah menjual BBM jenis bensin harga cuma Rp4.200 per liter.