Kaskus

News

0317411707Avatar border
TS
0317411707
Hari ini 26 Maret 2020,kita memsuki 1 sya'ban 1441H.
BULAN SYA'BAN
Hari ini 26 Maret 2020,kita memsuki 1 sya'ban 1441H.

Assalamualaikum wr,wb halo gan semoga semuanya sehat dan di berikan rezeki yang lancar ya , selamat datang di artikel adminemoticon-Cendol Gan yang pertama ,untuk yang pertama admin ingin mengulas tentang bulan syaban ,sebelum admin menjelaskan atau mengulas sedikit tentang bulan sya'ban admin ingin bertanya semua yang membaca artikel mimin islam kan .

Pastinya iya kan emoticon-Jempol yasudah,mari kita mengulas bagaiamana bulan syaban ini dan kapan bulan syaban ini hadir kepada kita sebagai umat muslim,bulan syaban ini masuk pada kamis tanggal 26 maret 2020.

tepatnya kemarin adalah malam bulan syaban gan ,sebagaimana hadis hadis tentang bulan syaban
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau mengatakan,

يَصُومُ حَتى نَقُولَ: لاَ يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ حَتى نَقُولَ: لاَ يَصُومُ، فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ

“Terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam puasa beberapa hari sampai kami katakan, ‘Beliau tidak pernah tidak puasa, dan terkadang beliau tidak puasa terus, hingga kami katakan: Beliau tidak melakukan puasa. Dan saya tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan, saya juga tidak melihat beliau berpuasa yang lebih sering ketika di bulan Sya’ban.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Aisyah mengatakan,

لَمْ يَكُنِ النبِي صَلى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلهُ

“Belum pernah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa satu bulan yang lebih banyak dari pada puasa bulan Sya’ban. Terkadang hampir beliau berpuasa Sya’ban sebulan penuh.” (HR. Al Bukhari dan Muslim.

Aisyah mengatakan,

كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلمَ يَتَحَفظُ مِنْ هِلَالِ شَعْبَانَ مَا لَا يَتَحَفظُ مِنْ غَيْرِهِ، ثُم يَصُومُ لِرُؤْيَةِ رَمَضَانَ، فَإِنْ غُم عَلَيْهِ، عَد ثَلَاثِينَ يَوْمًا، ثُم صَامَ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan perhatian terhadap hilal bulan Sya’ban, tidak sebagaimana perhatian beliau terhadap bulan-bulan yang lain. Kemudian beliau berpuasa ketika melihat hilal Ramadhan. Jika hilal tidak kelihatan, beliau genapkan Sya’ban sampai 30 hari.” (HR. Ahmad, Abu Daud, An Nasa’i dan sanad-nya disahihkan Syaikh Syu’aib Al Arnauth.

Di dalam bulan sya'ban sendiri memiki makna bahwa di bulan ini semua amal kita di ambil amal kita di ambil bukan hanya di bulan sya'ban tetapi di hari hari biasa seperti pada sholat subuh ashar dan pasa setiap hari kamis senin,dan bahkan tidak banyak orang yang mengetahui nya.

sebagi sesama umat muslim marilah kita menyambut bilan sya'ban dengan banyak berdzikir kepada allah puasa dan melakukan amalan amalan yang baik.

Doa panjang umur itu juga dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana riwayat hadits berikut:
كان إذا دخل رجب قال اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان
Artinya, “Jika masuk bulan Rajab, Rasulullah berdoa, ‘Ya Allah, berkatilah kami pada Bulan Rajab dan Sya‘ban. Sampaikan kami ke Bulan Ramadhan.

KEUTAMAAN BULAN SYA’BAN


Bersabda Rosulullah SAW :

رَجَبُ شَهْرُ اللهِ وَشَعْبَانُ شَهْرِي وَرَمَضَانُ شَهْرُ أَمتِيْ

“Rajab adalah bulannya Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Romadhan adalah bulan umatku”


Keutamaan Bulan Sya’ban :

1)  رَفْعُ اْلأَعْمَال

    Bulan terangkatnya amal dalam setahun. Adapun terangkatnya amal harian adalah waktu sholat Subuh dan Ashar. Sedangkan terangkatnya amal tiap 7 harian adalah hari Senin dan Kamis.

2)  رَفْعُ اْلأَعْمَار

Penetapan penampakan umur.

3)  شَهْرُ الصلاَة عَلَى النبِي

Bulan sholawat kepada Nabi SAW , karena perintah untuk membaca sholawat diturunkan pada bulan Sya’ban.

4)  لَيْلَةُ النصْفِ مِنْ شَعْبَان

Dengan beberapa nama :              

-  لَيْلَةُ الْمُبَارَكَة  Malam barokah.

-  لَيْلَةُ الْقِسْمَة  Malam pembagian riski dan penentuan umur.

-  لَيْلَةُ التكْفِيْر  Malam peleburan dosa selama setahun.

-  لَيْلَةُ اْلإِجَابَة  Malam pengabulan doa-doa.

Lima malam yang tak ditolak doa-doa :

1. Malam Jumat     2. Awal malam bulan Rajab   3. Malam Nisfu Sya’ban  4. Malam Lailatul Qodar

5. Malam dua Hari Raya

-  لَيْلَةُ عِيْدِ الْمَلاَئِكَة  Malam hari raya malaikat.

-  لَيْلَةُ الشفَاعَة  Malam pemberian pertolongan.




AMALIYAH BULAN SYA’BAN

1. Berpuasa di bulan Sya’ban

    ذلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ الناسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبَ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيْهِ اْلأَعْمَالُ إِلَى رَب الْعَالَمِيْنَ فَأُحِب أَنْ تُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Dalam hadits Rosulullah SAW bersabda : “Itu (bulan Sya’ban) adalah bulan yang manusia melupakannya (yaitu antara Rajab dan Sya’ban). Padahal bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal kepada Allah Robbil Alamin, maka saya senang diangkat amal dalam keadaan saya berpuasa.

رَوَاه الترْمِذِي عَنْهُ : أَفْضَلُ الصوْمِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَعْبَانُ لِتَعْظِيْمِ رَمَضَان

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Nabi SAW :

 “Paling utama puasa setelah Ramadhan adalah Sya’ban, karena untuk mengagungkan Ramadhan”



2. Berpuasa di Hari Nisfu Sya’ban :

عَنْ عَلِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النبِي صَلى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلمَ قَالَ : إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النصْفِ مِنْ شَعْبَانَ قُوْمُوْا لَيْلَهَا وَصُوْمُوْا يَوْمَهَا فَإِن تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَنْزِلُ فِيْهَا لِغُرُوْبِ الشمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدنْيَا فَيَقُوْلُ أَلاَ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرُ لَهُ أَلاَ مِنْ مُسْتَرْزِقٍ فَأَرْزُقُهُ أَلآ مِنْ مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلاَ كَذَا أَلاَ كَذَا أَلاَ كَذَا حَتى يَطْلُعَ الْفَجْرُ. رواه ابن ماجه

Dari Imam Ali RA, bersbda Rosulullah SAW :

“ Jika tiba waktu malam nisfu Sya’ban maka ibadahlah di malamnya dan puasalah di siangnya, karena sesungguhnya Allah Ta’ala menurunkan rahmatnya mulai tenggelamnya matahari (Maghrib) di langit dunia dan berfirman , Siapa yang meminta ampun akan Aku ampuni. Siapa yang minta rizki akan Aku beri rizki. Siapa yang terkena musibah akan Aku sembuhkan. Siapa yang minta ini dan itu seterusnya….sampai waktu terbitnya matahari (fajar).


3. Menjaga beramal malam nisfu sya’ban membaca surat Yasin dengan :

Niat panjang umur untuk toat pada AllahNiat dijaga dari semua bahaya dan niat diluaskan rizki halalNiat hatinya kaya merasa cukup dan minta khusnul khotimah Banyak ibadah di malamnya terutama beristighfar, sholat hajat, sholat tasbih, memperbanyak do’a dan di antara do’a Nabi dalam hadist :

Ketika Nabi Adam turun ke bumi, beliau tawaf 7 kali di Ka’bah dan sholatdua rokaat di belakang maqom, kemudian berdoa :

اَللهُم إِنكَ تَعْلَمُ سِريْ وَعَلاَنِيتِيْ فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِيْ، وَتَعْلَمُ حَاجَتِيْ فَأَعْطِنِيْ سُؤْلِيْ، وَتَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ، اَللهُم إِنيْ أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا يُبَاشِرُ قَلْبِيْ، وَيَقِيْنًا صَادِقًا حَتى أَعْلَمَ أَنهُ لاَ يُصِيْبُنِيْ ِإلا مَا كَتَبْتَ لِيْ وَرَضنِيْ بِقَضَائِكَ.

Maka Allah berfirman kepadanya : 

Ya Adam, sesungguhnya engkau berdoa padaKu dengan doa yang aku mengabulkannya. Dan tidak ada seseorang dari keturunanmu yang berdoa dengannya kecuali Aku akan mengabulkannya, dan Aku ampuni dosanya, Aku lapangkan kesusahan dan kesumpekannya, dan Aku  akan mengayakannya, dan dunia akan datang padanya dengan memaksa walaupun dia tidak menghendakinya.

DOA NISFU SYA’BAN

Membaca surat Yasin 3x terlebih dahulu setelah sholat Maghrib dg niat :

1.      Agar diberi umur panjang beserta taufik untuk taat kepada Alloh Ta’ala.

2.      Niat untuk penjagaan dari bala’ dan bencana serta untuk keluasan rizki.

Ya Allah, orang yang Engkau tentukan takdirnya di malam itu dengan kematiannya, maka bersamakanlah dengan rahmatMu, dan orang yang Engkau takdirkan berumur panjang maka jadikanlah rahmatMu bersamanya, dan sampaikanlah kami pada tujuan mulia yang tidak tercapai oleh angan-angan, wahai sebaik-baik Dzat yang bersimpuh dihadapanNya semua telapak kaki, wahai Tuhan sekalian alam, dengan rahmatMu wahai Dzat Yang Paling Pengasih.


Semoga sholawat Allah tercurah pada junjungan kami Nabi Muhammad, sebaik-baik makhluk, dan atas keluarga serta sahabat kesemuanya, amin.

(*) 

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِي ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلمَ

 خَمْسُ لَيَالٍ لا تُرَد فِيهِن الدعْوَةُ : أَوَلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ ، وَلَيْلَةُ النصْفِ مِنْ شَعْبَانَ ، وَلَيْلَةُ الْجُمُعَةِ ، وَلَيْلَةُ الْفِطْرِ ، وَلَيْلَةُ النحْرِ

Disebutkan dalam "Tarikh Dimasyqi Ibn Asakir" 

Hadits Marfu' riwayat Abu Umamah al Bahili, Bersabda Rasulullah SAW :

Lima malam yang tidak akan ditolak doa didalamnya,

Malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Sya'ban, Malam Jumat, Malam Idul Fitri dan Malam Idul Adha


Mempersiapkan rohani kita adalah dengan mulai mempelajari hal-hal penting yang perlu kita amalkan selama bulan tersebut. Kita buka kembali pelajaran fiqhus-syiyam kita, yaitu  fikih berpuasa yang benar dan sesuai ajaran. Kita sadarkan diri dan kesadaran kita akan pentingnya bulan tersebut bagi agama dan keimanan kita.

Secara fisik, kita juga harus mempersiapkan diri di bulan ini dengan melatih diri memperbanyak ibadah dan khususnya puasa. Itulah salah satu hikmah kita dianjurkan memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban ini. Dan di bulan Sya’ban ini juga ada malam nisfu sya’ban, yaitu malam pertengahan bulan Sya’ban. Lepas dari kuat tidaknya dalil mengenai amalam pada malam tersebut, namun malam itu bisa kita jadikan waktu pengingat kembali akan persiapan-persiapan kita dalam menyambut bulan Ramadhan yang penuh maghfirah. Berikut ini hadist-hadist seputar keutamaan bulan Sys’ban semoga bisa kita baca dan amalkan:
Dari Aisyah r.a. beliau berkata:”Rasulullah s.a.w. berpuasa hingga kita mengatakan tidak pernah tidak puasa, dan beliau berbuka (tidak puasa) hingga kita mengatakan tidak puasa, tapi aku tidak pernah melihat beliau menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau memperbanyak puasa selain bulan Ramadhan kecuali pada bulan Sya’ban”. (h.r. Bukhari). Beliau juga bersabda:”Kerjakanlah ibadah apa yang engkau mampu, sesungguhnya Allah tidak pernah bosan hingga kalian bosan”.

Usamah bin Zaid bertanya kepada Rasulullah s.a.w.:’Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu memperbanyak berpuasa  (selain Ramadhan) kecuali pada bulan Sya’ban? Rasulullah s.a.w. menjawab:”Itu bulan dimana manusia banyak melupakannya antara Rajab dan Ramadhan, di bulan itu perbuatan dan amal baik diangkat ke Tuhan semesta alam, maka aku ingin ketika amalku diangkat, aku dalam keadaan puasa”. (h.r. Abu Dawud dan Nasa’i).

Dari A’isyah: “Suatu malam rasulullah salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata: “Hai A’isyah engkau tidak dapat bagian?”. Lalu aku menjawab: “Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama”. Lalu beliau bertanya: “Tahukah engkau, malam apa sekarang ini”. “Rasulullah yang lebih tahu”, jawabku. “Malam ini adalah malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki” (H.R. Baihaqi) Menurut perawinya hadis ini mursal (ada rawi yang tidak sambung ke Sahabat), namun cukup kuat.

Dalam hadis Ali, Rasulullah bersabda: “Malam nisfu Sya’ban, maka hidupkanlah dengan salat dan puasalah pada siang harinya, sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam itu, lalu Allah bersabda: “Orang yang meminta ampunan akan Aku ampuni, orang yang meminta rizqi akan Aku beri dia rizqi, orang-orang yang mendapatkan cobaan maka aku bebaskan, hingga fajar menyingsing.” (H.R. Ibnu Majah dengan sanad lemah).

Ulama berpendapat bahwa hadis lemah dapat digunakan untuk Fadlail A’mal (keutamaan amal). Walaupun hadis-hadis tersebut tidak sahih, namun melihat dari hadis-hadis lain yang menunjukkan kautamaan bulan Sya’ban, dapat diambil kesimpulan bahwa malam Nisfu Sya’ban jelas mempunyai keuatamana dibandingkan dengan malam-malam lainnya.

Bagaimana merayakan malam Nisfu Sya’ban? Adalah dengan memperbanyak ibadah dan salat malam dan dengan puasa. Adapun meramaikan malam Nisfu Sya’ban dengan berlebih-lebihan seperti dengan salat malam berjamaah, Rasulullah tidak pernah melakukannya. Sebagian umat Islam juga mengenang malam ini sebagai malam diubahnya kiblat dari masjidil Aqsa ke arah Ka’bah

Gerhana bulan darah di Balikpapan

Bulan Sya’ban termasuk salah satu bulan yang diagungkan dalam Islam. Banyak  riwayat menggambarkan kemuliaan-kemuliaan Bulan Sya’ban.

Perubahan Arah Kiblat

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa peristiwa perubahan arah kiblat terjadi pada Bulan Sya`ban tepatnya pada tanggal ketiga belasnya. Abu Hatim Al-Bustiy berkata, kaum muslimin melaksanakan salat menghadap ke arah Baitul Maqdis selama 17 bulan lebih tiga hari, kemudian Allah Subhanahu Wata’ala memerintahkan Nabi untuk salat menghadap ke Ka`bah pada hari ketiga belas pertengahan Bulan Sya`ban

Bulan Diangkatnya Amal Perbuatan Seorang Hamba

Imam Nasa`i meriwayatkan bahwa Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam, “Wahai Rasulullah, mengapa aku melihat engkau berpuasa pada bulan Sya`ban tidak seperti yang engkau lakukan ketika berpuasa pada bulan-bulan yang lain?’ kemudian Rasul menjawab, “Pada bulan inilah, orang-orang banyak tidak menyadarinya yaitu bulan yang terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan, pada bulan itulah amal-amal dihaturkan dan dilaporkan kepada Tuhan alam semesta. Oleh karenanya, aku ingin agar ketika amalku dipersembahkan kepada-Nya aku sedang berpuasa.”

Dari riwayat tersebut, terdapat kandungan hikmah dan petunjuk kepada kita bahwa bulan Sya`ban adalah saatnya amal kita dilaporkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Secara psikologis ketika amal itu dilaporkan sementara kita dalam keadaan berpuasa, akan member pengaruh positif terhadap hasil laporan tersebut, atau bisa jadi semua amal kita akan dihitung sebagai amal baik. Karenanya, puasa di bulan ini sebagaimana anjuran pada riwayat di atas memiliki nilai psikologis yang tinggi, selain tentunya kita mengamalkan salah satu sunnah Nabi Muhamad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam.

Adapun riwayat lain yang menerangkan bahwa amal seseorang dilaporkan pada setiap hari Senin dan Kamis, ulama mengatakan bahwa yang dimaksud setoran setiap Senin dan Kamis adalah setoran khusus untuk menguji kualitas amal serta kelengkapan syarat dan rukunnya.

Sedangkan maksud sabda Nabi, “Pada bulan inilah, orang-orang banyak tidak menyadarinya,” adalah secara umum banyak umat yang memberikan perhatian lebih kepada bulan Rajab dengan segala kemuliaannya. Ketika bulan itu telah berlalu dan memasuki bulan Sya`ban, mereka menganggap tidak mendapatkan lagi kesempatan yang istimewa sehingga melalaikan ibadahnya karena bosan atau putus asa. Inilah yang diingatkan oleh Rasul Shalallahu ‘Alaihi Wassallam agar kita tidak terlena dan kendor semangat dalam menyambut dan mengisi bulan Sya`ban, karena bulan ini tidak kalah istimewanya dengan bulan sebelumnya.

Sedangkan riwayat tentang setoran amal pada setiap hari adalah amal-amal kita disetorkan tanpa dipilih dan diukur kualitasnya, dan Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu.

Melaksanakan Puasa Sunnah Bulan Sya`ban

Sayidah Aisyah ra. berkata, “Tidak pernah Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam berpuasa pada suatu bulan lebih banyak dari bulan Sya`ban, karena pada bulan tersebut beliau berpuasa sebulan penuh. Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda, “Lakukanlah kebajikan sekuat yang kausanggupi, karena Allah tidak akan bosan sehingga kalian bosan sendiri.” (HR. Bukhari-Muslim).

Maksud sabda Nabi, “Sekuat yang kausanggupi,” adalah dalam melakukan ibadah hendaknya dilakukan dengan penuh semangat, motivasi tinggi, dan harapan kepada Allah, karena yang demikian akan menghilangkan kebosanan, kejemuan, dan keputusasaan. Semua sifat-sifat negatif itu jika menyertai ibadah seseorang akan menjadi benalu yang merusak pahalanya.

Berikutnya, maksud sabda Nabi, “karena Allah tidak akan bosan sehingga kalian bosan sendiri,” adalah bahwa Allah Subhanahu Wata’ala tidak akan lelah atau menghentikan dalam memberi pahala bagi hamba-Nya yang beribadah. Allah juga akan selalu melipatgandakan pahala, selama hamba-Nya tekun dan semangat beribadah. Sebaliknya, ketika kita dihinggapi rasa bosan, malas, dan putus asa dalam beribadah, maka Allah pun akan mengurangi atau bahkan menghentikan pahala-Nya. Karena, mereka telah menghilangkan kesinambungan dalam beribadah.

Bulan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad

Disebut demikian karena menurut sebagaian ulama, salah satunya, Imam Al-Qusthulani dalam kitab Al-Mawaahib Al-Ladunniyyah bahwa ayat yang berisi perintah kepada kaum beriman untuk membaca salawat, turun di Bulan Sya`ban. Karenanya, bulan Sya`ban dinamai pula dengan Syahrus Sholawaat (bulan bersholawat kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam)


Berdasarkan beberapa riwayat tersebut, Nabi saw banyak puasa di bulan Sya’ban mengingat Allah mengangkat amal pada bulan itu. Dan Rasulallah saw sangat senang ketika amal beliau dihadapkan kepada Allah swt sedang beliau dalam keadaan puasa.

Namun jika kita cermati, seperti terdapat pertentangan antara dua riwayat yang bersumber dari istri Rasulallah saw, ‘Aisyah ra. Pada satu riwayat, beliau menyatakan Rasulallah berpuasa pada sebagian besar hari di bulan Sya’ban. Namun pada riwayat yang lain, beliau menyatakan Nabi saw berpuasa Sya’ban selama satu bulan penuh dilanjutkan dengaan bulan Ramadhan.

Berkaitan dengan hal ini, imam Ibnu Hajar dan imam an-Nawawi menyatakan, maksud kalimat “berpuasa sebulan penuh pada bulan Sya’ban” adalah pada sebagian besar harinya (lihat at-Taudlih, XIII: 450, Ikmal al-Mu’allim bi Fawaid Muslim, IV: 120, Syarh an-Nawawi ‘ala Muslim, VIII: 37, Fath al-Bari karya Ibnu Hajar, IV: 214). Inilah pendapat terpilih dari beberapa pendapat yang ada. Sebab kalimat “berpuasa sebulan penuh pada bulan Sya’ban” dimaknai sebagai taghlib, sebagaimana jika seseorang mengatakan semua mata penonton di stadion tertuju pada pertandingan yang sedang berlangsung. Padahal keadaan sebenarnya tidak demikian.

Oleh karena itu, bagi yang ingin melaksanakan puasa Sya’ban, sisihkan beberapa hari untuk tidak berpuasa sebagai pembeda dengan puasa Ramadhan yang dilaksanakan sebulan penuh.

Larangan Puasa Ketika Sya’ban Sudah Mencapai Separuh Bulan

Terdapat sebuah riwayat dari Rasulallah saw:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَن رَسُولَ اللهِ صَلى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلمَ قَالَ إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ فَلَا تَصُومُوا

“Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulallah saw bersabda: ‘Apabila bulan Sya’ban telah sampai separuh, maka janganlah kalian berpuasa (H.R. Abu Dawud no. 2337, an-Nasa’i dalam as-Sunan al-Kubra no. 2923, al-Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubra no. 7962. Dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Misykat al-Mashabih, I: 616).”

tidak bole puasa telah masuk tengah
sekian dulu ya gan artikel dari mimin semoga bermanfaat,oh iya selalu dukung mimin ya ishaallah mimin bakal ngebahas semua topikemoticon-Recommended Seller yasudah mimin pamit ya akhir kata jika ada kesalahan mohon di maaf kan
Wassalamualaikum wr wb.(iwp/l)

sumber:
www.tongkrongaislam.net

https://www.google.com/amp/s/kupang....i-seluruh-dosa
http://maktabahzein.blogspot.com/201...yaban.html?m=1

http://maktabahzein.blogspot.com/201...yaban.html?m=1

https://www.pesantrenvirtual.com/men...-bulan-syaban/

m.hidayatullah.com/kajian/oase-iman/read/2017/04/30/115792/peristiwa-dan-amalan-amalan-di-bulan-syaban.html
Diubah oleh 0317411707 26-03-2020 11:01
jokohadiningratAvatar border
sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
4iinch dan 3 lainnya memberi reputasi
2
1.6K
21
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan