

TS
ryan.manullang
[Bertrand Russell] Riwayat dan Pemikirannya
![[Bertrand Russell] Riwayat dan Pemikirannya](https://s.kaskus.id/images/2018/05/27/9768042_201805270209460746.jpg)
theironsamurai.com
Kita seringkali menggunakan kepercayaan pada hal-hal yang meragukan, belum pasti kebenarannya, atau paling tidak masih debatable statusnya. Kita tidak pernah membicarakan kepercayaan pada tabel perkalian, misalnya. Maka, Iman adalah kejahatan, karena ia berarti memercayai dalil ketika tidak ada alasan yang sahih untuk mempercayainya--
“setiap peraturan tingkah-laku manusia harus diuji secara akal. Penderitaan manusia terjadi justru karena manusia tidak setia terhadap prinsip-prinsip rasional” ---
Bertrand Russell
Riwayat Hidup
William Arthur Bertrand Russell lahir di Ravenscroff, Wales Inggris 18 Mei 1872 dari keluarga bangsawan. Ibunya Lady Katherine Amberley (anak Lord Stanley dari Aderley)dan ayahnya Viscaount John Amberley. Bertrand Russell adalah cucu negarawan Victorian Lord John Russel---politisi Whig yang mengeluarkan reformasi Bill tahun 1832. Orang tuanya meninggal saat Bertrand Russell masih kecil lalu diasuh oleh kakeknya Lord John Russell. Masa kecilnya, Bertrand Russel tidak pernah mengenyam pendidikan dasar formal di sekolah, Neneknya lebih menyukai pendidikan privat dengan mendatangkan guru privat wanita dari Swiss, Jerman dan tutor Inggris. Tahun 1934, ia ke Amerika Serikat dan menjadi staf pengajar di Universitas California. Tahun 1941-1943, ia menjadi lector pada Barnes Fundation di Philadelphia. Tahun 1944 kembali ke Inggris dan mengajar di Cambridge. Meninggal di Penrhyndeudraeth-Wales Utara pada usia 98 tahun, tepat tanggal 2 Februari 1970.
Bertrand Russell dibesarkan oleh keluarga Kristen yang saleh. Pengaruh pendidikan agama diterima secara kritis lalu secara radikal menolak iman kepercayaan akan Allah dan iman tentang adanya kehidupan kekal, kehendak bebas dan eksistensi Tuhan (perspektif teologi Kristen). Ketika belajar di Combridge ia mempertanyakan ajaran-ajaran religius teologis serta kebenaran-kebenaran dan kepastian. Refleksinya dipengaruhi pandangan teori evolusi Darwin, hegelianisme dan sahabatnya seperti G.E. Moore, Whiteheat dan Giussepe Peano. Salah satu alasan penolakan Russell adalah kenyakinanya pada teori evolusi biologis Darwin. Pernyataan tersebut disampaikan atas pertanyaan seorang tutor ortodoks Swiss; “If you are a Darwinian, I pity you. For one cannot be a Darwinian and a Christian at the same time”. Russell menjawab: “I did not then believe in the incompatibility, but I was already clear that if I had to choose, I would choose Darwin”. Bahwa manusia hanya bisa berbicara persoalan-persoalan positivistis yang bisa dibuktikan secara empiris, observatif seperti dilakukan Darwin dengan Evolusionisme biologisnya. Sedang persoalan religious-teologi yang abstrak, metafisis yang diajarakan teologi Kristen berada diluar realitas empiris yang sulit mengapai jawaban final.
Tahun 1900 dalam Kongres Internasional Filsafat bertemu Giuseppe Peano--teoretikus matematika Italia---dan segera melihat pentingnya ide-ide sendiri tentang pengertian dasar matematika, selama musim gugur tahun 1900, ia menyelesaikan karya besarnya yang pertama, Prinsip-Prinsip Matematika. "Secara intelektual," dia kemudian menulis, "ini adalah titik tertinggi dalam hidup saya.". Dengan Whitehead dia menunjukkan bahwa matematika--terutama, aritmatika, tetapi pada prinsipnya, semua matematika--adalah perpanjangan dari logika, bahwa tidak ada konsep underived dan tidak ada asumsi belum terbukti perlu diperkenalkan selain yang murni logika. Hasilnya diterbitkan sebagai Principia Mathematicadalam tiga volume (1910-1913).
Selama Perang Dunia Pertama, Russell menjadi terkenal karena pasifisme (paham yang menentang penggunaan kekuatan dan kekerasan dalam kondisi apapun; utamanya penentangan terhadap alasan-alasan yang membenarkan seseorang terlibat dalam perang bersenjata) yang terang-terangan dan mendapat hukuman penjara selama enam bulan. Setelah perang, aktivitas Russell menjadi semakin radikal. Mendirikan sekolah progresif untuk memberikan kemerdekaan yang genuine kepada anak-anak dan menghindarkan mereka dari pelbagai represi pendidikan konvensional. Pada 1949 diberi penghargaan warga negara sipil paling terhormat di Inggris, “Order of Merit”. Pada tahun 1950 Russell memenangkan Hadiah Nobel sastra untuk "tulisan-tulisannya sebagai juara kemanusiaan dan kebebasan berpikir." Russell meninggalkan pasifisme di awal Perang Dunia II, tetapi melanjutkan aktivitasnya di gerakan perdamaian. Dia memimpin "Ban Bom" di Inggris, mengambil bagian dalam demonstrasi di usia 89---menjalani hukuman penjara 7 hari. Campur tangan dalam krisis rudal Kuba, dan menentang keterlibatan Amerika di Vietnam.
Bertrand Russell figur pemikir-bebas dan filosof yang kontroversial. Karya-karyanya terkenal luas dalam berbagai bidang: filsafat, bahasa, politik, sains, hingga agama. Meski dikenal dengan pandangannya yang keras dan kritis terhadap agama, namun sosiolog Max Weber menyebutnya “laki-laki kalem yang religius”. Ribuan pembacanya bahkan menganggap Russell sebagai guru spiritual yang sederajat dengan tokoh-tokoh mistik seperti Tagore, Albert Schweitzer, dan guru spiritual lain di jaman kita. Meskipun lemah dalam penampilan, ia kuat dan aktif sepanjang sebagian besar hidupnya, terlibat dalam kontroversi sosial dan politik sampai meninggal di Penrhyndendraeth, Wales, 2 Februari, 1970.
Quote:
Logika Sebagai Esensi Dari Filsafat
Permasalahan yang dihadapi para filsuf menurut Russell adalah terkadang terlalu berlebihan dan selalu berusaha mencapai sesuatu yang terbaik. Keadaan ini tidak mungkin bisa dicapai karena disamping para filsuf kurang tepat melihat permasalahan filsafat juga metode yang digunakan untuk pemecahannya. Menurut Russell permasalahan filsafat dan metode filsafat selama ini tidak mudah untuk dipahami atau dirumuskan. Bahkan ada beberapa permasalahan yang sudah mulai ditinggalkan namun sebenarnya masih bisa dipecahkan melalui metode-metode yang tepat dengan tingkat pengetahuan yang lebih maju. Merumuskan permasalahan ini, Russell membaginya ke dalam 3 tipe besar:
a. Tipe pertama disebut tradisional klasikdiwakili pemikiran Kant dan Hegel mengenai kecenderungan mengadopsi pemecahan permasalahan yang terjadi dengan metode dan hasil yang dicapai di masa Plato dan para filusuf Yunani yang menekankan rasio. Metode deduksi apriori digunakan untuk mengkaji fenomena yang ada. Semua realita adalah suatu kesatuan dan tidak ada perubahan, sementara Sense yang ada dalam dunia merupakan ilusi. Keganjilan dari hasil yang diperoleh oleh para filusuf tidak membuat mereka merasa cemas karena bagi mereka rasio merupakan satu-satunya keabsahan yang sahih. Ketika para filsuf yang jadi acuan meninggal, ajarannya terus dipertahankan dengan menggunakan kekuasaan, tradisi, kekuatan hukum dan otoritas agama. Di Inggris, rasio apriori digunakan untuk mengungkapkan rahasia tentang dunia dan membuktikan kenyataan seperti yang tampak. Logika Tradisional Klasik dikonstruksikan melalui proses negasi. Dunia dibentuk oleh logika dengan sedikit peran dari pengalaman. Dunia, menurut tipe ini, merupakan ” organic unity”, dimana bagian-bagiannya yang berbeda bergabung menjadi satu dan bekerja sama karena mereka sadar bahwa mereka berada dalam satu tempat yang sama sebagai satu kesatuan. Intinya tipe ini merupakan penggabungan antara pemikiran Yunani yang menekankan pada rasio dan abad pertengahan yang menekankan pada kesempurnaan alam semesta.
b. Tipe kedua adalah Evolusionisme, dimulai dari pemikiran Darwin hingga Herbert Spencer dan perkembangan selanjutnya didominasi pemikiran William James dan Bergson. Evolusionisme, percaya pada dirinya yang mendasarkan pada ilmu pengetahuan, sebuah pembebasan dari harapan-harapan, memberikan inspirasi dalam menghidupkan kembali kekuatan manusia. Evolusionisme ini bukan ilmu pengetahuan yang sesungguhnya, dan juga bukan metode untuk memecahkan masalah. Filsafat ilmiah yang sesungguhnya adalah suatu yang lebih kuat sekaligus lebih longgar, menguak harapan-harapan tentang keduniaan dan membutuhkan beberapa disiplin supaya berhasil dalam mempraktekkannya. Logika, matematika, fisika hilang dalam tipe ini disebabkan karena mereka terlalu statis. Apa yang nyata adalah sesuatu yang mendesak dan bergerak menuju pada satu tujuan. Terdapat 2 kritik terhadap hal ini; pertama, kebenaran l tidak mengikuti apa yang telah dihasilkan ilmu pengetahuan yang selalu memperhatikan fakta yang mengalami evolusi. Kedua, motif dan kepentingan diinspirasikan oleh praktek-praktek eklusif. Hal yang paling penting dalam tipe Evolusionisme adalah pertanyaan tentang tujuan manusia atau setidaknya tentang tujuan hidup manusia. Evolusionisme lebih tertarik pada moralitas dan kebahagiaan dari pada pengetahuan semata.
c. Tipe Ketiga adalah yang disebut Logika Atomisme, melihat filsafat melalui metode kritis matematika bertujuan mengupas habis struktur hakiki bahasa dan dunia melalui jalan analisis. Menurut Russell filsafat bertugas menganalisa fakta-fakta. Bagi Russell suatu proposisi terdiri dari kata-kata, yang menunjukkan kepada data inderawi (sense-data) dan universalia (universalis), yaitu ciri-ciri atau relasi-relasi. Proposisi atomis, sama sekali tidak mengandung unsur-unsur majemuk. Suatu proposisi atomis mengungkapkan suatu fakta atomis. Bahasa sepadan dengan dunia dan melalui bahasa kita dapat menemukan fakta-fakta jenis mana yang ada. Bahasa menggambarkan realitas (bahasa sempurna) terlepas dari kedwiartian dan kekaburan, yaitu bahasa logis yang dirumuskan dalam principia mathematica. Dengan proposisi atomis kita dapat membentuk suatu proposisi majemuk, misalnya menggunakan kata ”dan” atau ”atau” dihasilkan suatu proposisi molekuler (molecular proposition). Tetapi tidak ada fakta molekuler yang hanya. menunjuk pada fakta-fakta atomis. Kebenaran atau ketidak-benaran suatu proposisi molekuler tergantung pada kebenaran atau ketida-kbenaran proposisi atomis yang terjadi di dalamnya. Jadi fakta-fakta yang atomis menentukan benar tidaknya proposisi apa pun juga. Atau perkataan Russell adalah ”molecular proposition are truth-function’s of propositions.
Kritik Terhadap Idealisme
Dalam perkembangan sejarah filsafat Barat, terdapat dua aliran besar yang mendominasi pemikiran kefilsafatan; Idealisme berpusat di Jerman dan Empirisme di Inggris. Pertentangan dua aliran tersebut terjadi sejak akhir abad 18 (Kaelan, 1998) tapi sejak pertengahan abad 19, Idealisme mulai mendominasi di Inggris, dengan sebutan Neo-Idealisme---reaksi atas materialisme dan positifisme. Menurut aliran idealisme, realitas terdiri atas; ide-ide, pikiran-pikiran, akal, jiwa dan bukan benda-benda material. Idealisme menyatakan bahwa mind atau jiwalah yang real sementara materi hanya produk sampingan dari mind. Menurut Idealisme, bahwa realitas dasar terdiri atas ide, pikiran dan jiwa yang ketiganya berhubungan erat sebagai realitas sesungguhnya. Dunia diartikan berlainan dari indera dan segalanya ditafsir dengan hukum-hukum pikiran dan kesadaran. Penganut idealisme yang berpengaruh besar di Inggris; Francis Herbert Bradley (1846-1924), pendapatnya tentang hubungan antara pemikiran dengan realitas merupakan kritik terhadap teori pengenalan dari paham empirisme. Menurut Bradley, metode kaum empiris merupakan kesalahan sebab mereka kurang memperhatikan keputusan (judgements) atau proposisi.
Reaksi atas kondisi tersebut, memunculkan Neo-Realisme dengan tokoh penting; George Edward Moore, Alfred Nort Whitehead, dan Samuel Alexander, menyusul Bertrand Russell dan beberapa filsuf lingkungan Wina seperti Ludwig Wittgeinstein, dan Alfred Yulles Ayer. Cara berpikir Neo-Realisme penyelidikan terhadap linguistik dan logika analisa dari istilah-istilah, konsep-konsep, dan preposisi-preposisi---berbeda dengan Neo-Idealisme bahwa dunia adalah satu kesatuan mutlak yang tak terbagi-bagi. Aliran Neo-Realisme merupakan serangan balik dari aliran pemikiran filsafat yang telah lama berkembang di Inggris. berkatian dengan tradisi empirisme-materialisme, yang berakar dari pemikiran Jhon Locke, David Hume, dan John John Stuart Mill. Neo-Realisme ingin menjauhkan diri dari implikasi metafisika dan konsep pluralisme yang dikembangkan oleh para penganut Neo-Hegelianisme. Mereka meninjau kembali metode analisa bahasa yang diarahkan pada penyelidikan bahasa. Akhirnya muncullah istilah-istilah seperti, Empirisme Logis, Positivisme Logis, Neo-Positivisme, Analisa Linguistik, Analisa Semantik, Filsafat Bahasa dan Filsafat Analitik (Asep Hidayat, 2006). Istilah yang terakhir merupakan salah-satu yang populer dalam perkembangan filsafat abad 20. Filsafat analitis lahir sebagai respon atas kerancuan dan permasalahan dalam menjelaskan dan menguraikan ungkapan-ungkapan filosofis yang digunakan untuk membahas, menjelaskan dan memecahkan masalah filsafat dengan menggunakan analisa bahasa, ataupun melalui analisis linguistik. Salah-satu teori dalam filsafat analitis adalah Atomisme Logis dinisbatkan pada Ludwig Wittgenstein dan Bertrand Russell. Pemikiran atomisme logis lebih dulu dikembangkan Wittgenstein dalam “Tractatus Logico Philosophicus”. Namun aliran atomisme logis pertama kali dikemukakan Bertrand Russell dalam artikelnya “Contemporary British Philosophy” terbit tahun 1924.
Atomisme Logis
Bertrand Russell penganut empirisme mengikuti jejak John Locke dan David Hume. Atomisme Logis dipilih oleh Russel menunjukkan pengaruh David Hume dalam An Enguary Concerning Human
Understanding tentang susunan ide-ide dalam pengenalan manusia. Menurut Hume semua ide yang kompleks terdiri dari ide-ide yang sederhana atau ide yang atomis sebagai ide terkecil. Filsuf menurut Hume hendaknya melakukan analisis psikologis terhadap ide. Atomisme psikologis Hume ditolak oleh Russell sebab yang seharusnya dianalisis bukan pada aspek psikologis, melainkan terhadap proposisi-proposisi (Kaelan, 1998). Dalam menyusun logika atomisme logisnya, juga tampak pengaruh Bradley, dimana realitas itu terwujudkan dalam suatu bahasa yang merupakan suatu proposisi-proposisi. Logika atomisme Russell merupakan empirisme yang didasarkan pada putusan-putusan atau proposisi dan bukan atas ide-ide. Russell menolak pandangan metafisik dari idealisme melainkan formulasi logika dan paling fundamental dalam filsafat. Konsep pemikiran atomisme logisnya Russell membuat sintesis berbagai macam pemikiran dari para filsuf sebelumnya maupun filsuf sejamannya.
Atomisme logis Russel bertolak dari tiga poin sebagai tujuan filsafat; pertama, mengembalikan seluruh ilmu pengetahuan kepada bahasa yang paling padat dan sederhana untuk merumuskan dengan jelas sintesisnya. Kedua, menghubungkan logika dan matematika bahwa antara ilmu eksak dan sastra tidak dipisahkan. Logika dan tata bahasa tidak hanya penting untuk bahasa namun merupakan dasar bagi matematika. Ketiga, analisis bahasa yakni mencari pengetahuan yang benar sehingga akan didapat pengetahuan yang benar tentang realitas. Di samping itu, filsafat harus melukiskan jenis-jenis fakta yang ada. Seperti zoologi yang bertugas menentukan jenis-jenis binatang. Fakta yang dimaksud ialah ciri-ciri atau relasi-relasi yang dimiliki oleh benda-benda. Fakta-fakta tidak dapat bersifat benar atau salah. Yang dapat bersifat benar atau salah adalah proposisi yang mengungkapkan fakta-fakta. Dengan kata lain, proposisi merupakan simbol dan tidak merupakan bagian dari dunia. Suatu proposisi yang terdiri dari kata-kata, yang menunjukkan pada data inderawi (sense-data) dan universalia, yaitu ciri-ciri atau relasi-relasi. Kerena suatu proposisi atomis mengungkapkan suatu fakta atomis, Russell menyimpulkan bahwa bahasa sepadan dengan dunia. Bahasa melukiskan realitas. Melalui bahasa kita menemukan fakta-fakta jenis mana yang ada. Tapi harus ditekankan di sini, yang dimaksud Russell dengan bahasa bukanlah bahasa biasa, melainkan bahasa yang sempurna, yang sama sekali terlepas dari kedwiartian dan kekekaburan. Bahasa logis atau bahasa logika yang dirumuskannya dalam karyanya Principia Mathematica (K. Bertens, 2002).
#continued
Quote:
pranala
0
3.1K
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan