- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Diganggu Genderuwo Penunggu Hutan Pohon Jati Di Daerah Madiun
TS
awesome.techid
Diganggu Genderuwo Penunggu Hutan Pohon Jati Di Daerah Madiun

Ini merupakan kisah yang terjadi pada sepupuku. Sepupuku tinggal di daerah Jawa Timur, lebih tepatnya di daerah Madiun. Rumahnya berada di sebuah kampung yang jaraknya 20 km dari kota Madiun. Nah di arah menuju desanya atau menuju kota, ada sebuah hutan jati yang panjangnya mencapai 1 km, walau jalannya sudah di aspal namun belum ada penerangan disana. Jadi akan terasa gelap bila melewatinya pada malam hari. Ada kepercayaan di daerah sana bila mengendarai kendaraan sendirian atau ada bangku yang kosong maka akan ditumpangi oleh mahluk halus. Biasanya kendaraannya akan terasa berat seperti mengangkut barang banyak. Langsung saja kalo begitu ane ceritakan.
***
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2854703/original/051415700_1563264130-4__5_.jpg)
foto
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2854703/original/051415700_1563264130-4__5_.jpg)
foto
"Kemaleman lagi kita nih yan, kamu sih dibilang udahan mancingnya masih lanjut aja" Kata Krisna padaku. Namaku Piyan, biasanya orang-orang di desa memanggilku Iyan.
"Ya daripada pulang ga bawa apa-apa, udah jauh-jauh mancing disana kalo ga bawa pulang ikan kan rugi" Jawabku santai.
"Kalo pulang lebih cepet, mungkin kita udah di rumah sekarang, ga perlu lewatin jalan itu gelap-gelap gini" Kata Krisna dengan nada mengeluh.
"Udah tenang aja, pokoknya aman, tak jamin" Jawabku berusaha menenangkan krisna. Padahal aku sendiri sebenarnya juga takut, namun lebih takut dimarahi ibu kalo pulang ga bawa apa-apa. Krisna sendiri adalah temanku sejak kecil, usianya 1 tahun dibawahku, namun memang dari kecil kita selalu bermain bersama. Dari main PS, main Ayam hingga memancing. Hanya saja kini kita memiliki nasib berbeda, aku melanjutkan kuliah di salah satu Universitas di Madiun sedangkan Krisna memilih bekerja membantu orang tuanya mengurus kambing.
Pemukiman penduduk terakhir sudah kami lewati. Itu artinya beberapa menit lagi kita memasukki daerah pohon Jati. Daerah yang dikenal orang-orang angker bila pergi sendirian. Untungnya kali ini aku bersama Krisna jadi jok motor belakangku ada yang menempati.
Memasukki daerah pohon jati, entah kenapa kita berdua hanya saling diam. Krisna tidak lagi bertanya-tanya padaku. Padahal jelas sedari tadi dirinya sangat ketakutan. Namun tiba-tiba aku merasakan hal aneh mencengkram kuat baju belakangku.
"Sakit Kris! Sakit! Jangan nyubit gitu" Kataku sambil menahan sakit.
"Serem Yan" Jawabnya pelan.
"Hus, gaboleh ngomong yang aneh-aneh" Kataku mengingatkan Krisna. Walau aku sendiri sebenarnya juga ketakutan, namun akan berbahaya bila pikiranku juga takut. Bisa tidak fokus aku bawa motor ini. Kalo misalnya malah masuk hutan atau jatuh kan bisa lebih bahaya.
Tiba-tiba Krisna menundukkan kepalanya dan mencengkram diriku lebih keras. Aku mengerti apa yang terjadi pada Krisna, pasti dia sudah melihat mahluk yang itu. Tapi aku sengaja tidak mau menanyakannya agar pikiranku bisa fokus ke jalan. Apalagi nanti ada jalan yang cukup curam dan menurun, jadi harus lebih hati-hati di kondisi gelap seperti ini, pikirku dalam hati.
Akhirnya setelah keluar dari area itu, kami bisa sedikit lebih tenang. Motor yang awalnya aku buat melaju kencang, kini aku kurangi setengahnya. Hatiku yang selama beberapa menit tadi berdegup kencang kini bisa berdetak lancar.
"Kris, kamu lihat apa tadi?" Tanyaku pada Krisna karena juga penasaran.
"Ga tau Yan, matanya merah, badannya hitam, tadi dia kayak lari ngikutin kita makanya aku nunduk" Jawabnya.
"Untung aku ga lihat" Balasku singkat.
"Enaklah, aku beneran kapok sekarang pulang malem-malem" Jawab Krisna.
10 menit kemudian kita tiba di rumah masing-masing. Kebetulan rumah Krisna memang tidak terlalu jauh dari rumahku. Jadi dia bisa berjalan pulang ke rumahnya setelah kami tiba di rumahku.
"Mampir ga?" Tanyaku basa basi.
"Nggak ah, mau langsung tidur aja aku" Jawabnya. Mungkin dia masih sedikit trauma melihat mahluk itu. Padahal biasanya dia juga mampir ke rumahku dulu sambil menyantap ikan yang baru kami pancing.
***
Setelah kejadian itu Krisna sama sekali tidak mau diajak memancing lagi. Ada saja alasannya, mulai dari males, capek hingga bilang bahwa pancingannya rusak. Akhirnya karena Krisna terus-menerus tidak mau, akhirnya aku ajaklah Didit. Kebetulan dia juga suka memancing tapi belom pernah memancing di tempat langgananku itu. Jadi sekalian biar dia tau, dan akupun ada teman pulang pikirku.
Namun lagi-lagi kita pulang terlalu sore. Diperjalanan pulang aku sudah mewanti-wanti Didit agar tidak panik ketika melihat hal aneh di daerah pohon jati ketika pulang nanti. Dan Didit hanya mengiyakan.
Setibanya di daerah pohon jati, entah kenapa hawa jadi semakin dingin, bulu kudukku juga terasa berdiri. Samar-samar aku lihat sosok hitam dari sebelah kananku. Ingin sekali aku lihat mahluk apa itu sebenarnya, namun aku takut jadi tidak fokus membawa motornya. Tiba-tiba, Didit yang duduk di belangku belakang berteriak kencang.
"PERGI KAMU! PERGI SANA!" Teriak Didit. Aku yang kaget dengan teriakannya hanya kebingungan sambil terus mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Lalu setelah teriakan Didit itu aku mendengar suara tawa yang sangat berat dari atas kepala ku. Suara ketawa yang benar-benar membuatku merinding.
Setelah keluar dari daerah itu, kutanyakanlah hal apa sebenarnya yang baru saja terjadi.
"Dit, tadi itu kenapa?" Tanyaku penasaran.
"Ada Genderuwo ngikutin kita tadi" Jawabnya santai
"Genderuwo? Yang Bener?" Tanyaku tak percaya.
"Serius, badannya hitam besar, matanya merah" Katanya menjelaskan.
"Terus kenapa tadi kamu teriak-teriak?" Tanyaku lagi.
"Kodrat kita lebih besar dari mahluk itu, kita harus bisa lebih berani agar mahluk itu takut dengan kita, jangan sampai malah kita yang takut dengan mereka" Jawab Didit. Aku saat itu hanya ngangguk-ngangguk mendengar ucapannya. "Yan, sebenarnya pas kamu tadi sore mewanti-wanti aku, aku udah tau maksud kamu. Aku juga udah sering denger tentang penunggu mahluk ini. Untungnya guru silatku ngajarin untuk berani dengan mahluk-mahluk seperti itu" Terangnya.
"Ngajarin apa Dit?" Tanyaku semakin penasaran.
"Ya ilmu kebatinan, terus doa-doa untuk hadapin mahluk seperti itu" Jawab Didit. Sejak SMP Didit memang sudah mengikuti beladiri silat di salah satu perguruan yang tidak ingin kusebutkan namanya.
"Kamu tau asal usul mahluk itu Dit?" Tanyaku lagi.
"Ya namanya juga hutan, ya itu tempat tinggalnya mereka Yan" Jawabnya santai. "Inget saranku, disaat kamu ketemu mahluk seperti itu, kamu harus lebih berani, karena kodrat kita lebih tinggi. Kalo kamu takut, kamu malah akan dikerjai mereka. Apalagi sambil mengendarai motor begini, bisa celaka kamu" Jelasnya.
Untungnya sejak kejadian itu, aku tidak pernah lagi bertemu dengan mahluk tersebut meski pulang pada malam hari. Kini setiap melewati jalan itu selalu aku terapkan ucapan Didit, untuk tidak takut dengan mahluk-mahluk seperti itu. Jadinya aku sekarang terbiasa melewati tempat-tempat seperti itu. Biasanya aku coba untuk berpikir positif dan tenangkan hati ketika hal-hal aneh telah menyelimuti pikiranku.
Tapi dari situ aku belajar, tidak sepantasnya kita takut pada mahluk yang lebih rendah dari kita. Jika hati kita mulai goyah, Didit menyarankanku untuk mambaca ayat qursi di dalam hati. Karena dengan ayat itu kita mendapatkan perlindungan dari yang maha kuasa.
Tapi dari situ aku belajar, tidak sepantasnya kita takut pada mahluk yang lebih rendah dari kita. Jika hati kita mulai goyah, Didit menyarankanku untuk mambaca ayat qursi di dalam hati. Karena dengan ayat itu kita mendapatkan perlindungan dari yang maha kuasa.
infinitesoul dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.4K
2
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan

