InaSendryAvatar border
TS
InaSendry
Lelaki Tua Misterius di dalam Lift Rumah Sakit


Quote:
kakek misterius dalam lift

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Bangunan tua selalu identik dengan hal-hal yang berbau mistis. Selalu saja ada kisah menyeramkan yang menyertai sejarah berdirinya tempat tersebut.

Salah satu bangunan tua yang memiliki aura mistis kuat adalah rumah sakit. Meskipun berkali-kali direnovasi, tetap saja tak mampu menghilangkan hal-hal aneh yang terjadi di luar nalar manusia.

Quote:


Berikut ini salah satu pengalaman misterius, yang dialami oleh teman dari saudara ane. Saudara ane dan temannya ini bekerja di salah satu rumah sakit tertua di kota Malang, sebagai tenaga perawat.

Teman dari saudara ane ini, sebut saja namanya Inggrid. Saat itu ia masih baru bekerja di rumah sakit ini. Belum banyak hal yang ia tahu tentang tempat ini.

Nah, pada waktu itu si Inggrid ini dinas malam. Ia bertugas di paviliun Mawar yang terletak di lantai tiga. Sebenarnya untuk naik ke lantai atas bisa memakai lift atau tangga darurat. Untuk menghemat tenaga--mengingat pasien di tempatnya cukup banyak--Inggrid pun memilih naik lewat lift.

Quote:


Malam itu di lantai satu memang agak sepi. Ya memang juga malam, keluarga atau karyawan pun lebih memilih berdiam di tempat/di ruangan. Inggrid memencet tombol lift, sekitar lima menit menunggu lift terbuka. Di dalam lift berdiri seorang bapak tua. Inggrid tersenyum ke arah bapak itu, tapi ia hanya memandangnya sekilas.

"Maaf, Pak, ke lantai berapa?" tanya Inggrid. Ia pikir bapak itu mungkin salah satu keluarga pasien yang sedang di rawat.

Beberapa detik tak ada jawaban dari bapak itu. Ah, mungkin saja agak kurang pendengarannya, maklum sudah lansia juga, pikir Inggrid. Tanpa percakapan, lama-kelamaan tengkuk Inggrid terasa menebal. Ia menoleh ke arah bapak tua itu. Wajah lelaki tua itu datar tanpa ekspresi, begitu juga tatapan matanya lurus ke arah pintu, tapi kosong.

Inggrid menepis perasaannya yang mulai tak enak. Saat pintu lift lantai dua terbuka, bapak itu bergeming. Inggrid mulai membaca doa-doa untuk menetralisir rasa takutnya. Tak seperti biasanya, entah kenapa rasanya lama sekali di dalam lift itu.

Quote:


Pintu lift kemudian terbuka lagi tepat di lantai tiga. Inggrid bergegas melangkah keluar. Ia kembali menoleh sekilas ke arah bapak itu, sesaat sebelum pintu lift tertutup. Wajah itu tetap seperti semula, dingin tanpa ekspresi.

Inggrid buru-buru melangkah ke ruang perawat tempatnya bekerja. Ia begitu lega saat bertemu rekan-rekannya. Setidaknya ia sudah melihat manusia lain yang normal. Di sela-sela tugasnya memeriksa laporan kesehatan pasien, Inggrid pun bercerita pada Dewi dan Sapta, rekan kerjanya pada piket malam itu.

"Tau, gak? Aku tadi di lift barengan sama bapak-bapak tua. Waktu aku ajak bicara ia diam saja, dan wajahnya itu, Gaes, dingin tanpa ekspresi."

Dewi dan Sapta berpandangan. Dewi menarik kursi di samping tempat duduk Inggrid.

"Serius?" tanya Dewi. Inggrid mengangguk. "Eh, tau, gak ...?"

"Ssstt .... Sudahlah!" seru Sapta dengan wajah yang terlihat bimbang.

"Kenapa, sih?" cecar Inggrid tak sabar. Namun, Sapta memberi isyarat menggeleng kepala kepada Dewi agar tak bercerita.

"Besok saja aku ceritain, ya," tegas Dewi.

Malam itu mereka berjaga tanpa menyinggung perihal bapak tua tadi, hingga Inggrid pun lupa masalah itu. Keesokan paginya Inggrid menagih janji Dewi tentang hal yang urung disampaikan semalam.

"Wi, emang ada apa, sih? Semalam mau cerita apa?"

"Duh, inget aja kamu ini."

"Iya. Apaan, sih?"

"Tau, gak? Di lift gedung ini cerita seperti yang kamu alami itu sudah sering kejadian."

"Maksudnya?"

"Bapak-bapak tua dalam lift itu sebenarnya ...." Dewi mendekatkan wajahnya ke telinga Inggrid. "Dia itu bukan manusia," bisiknya.

Quote:
ilustrasi

"Hah? Maksudmu?"

"Huuuft .... Jadi orang yang sendirian naik lift di sini seringkali ditemani oleh lelaki tua itu, tapi dia diam saja, tidak mengganggu."

"Jangan nakut-nakutin kamu, Wi!"

"Ih, buat apa? Emang bener. Makanya aku dan temen-temen lain ogah naik lift sendirian. Mending nunggu ada temennya dulu. Sekarang coba kamu pikir, di lantai atas itu kan hanya kantor administrasi. Buat apa bapak itu ke sana, semisal ia keluarga pasien."

Inggrid meremas lengan Dewi. Seketika ia merasa merinding lagi.

"Wiii, jadi semalam aku ditemani makhluk apa?" Inggrid hampir menangis saking takutnya.

"Sudah, sudah, yang penting kamu gak papa. Emang dia gak menganggu, sih. Cuma diem aja, menemani."

"Tapi tetep aja ... takuuut."

"Makanya lain kali nunggu ada temennya atau lewat tangga aja, malah jarang yang cerita kalau ketemu bapak itu di tangga."

Sejak kejadian itu Inggrid memang selalu menunggu ada orang lain dulu, baru masuk lift. Cerita ini bukan hanya Inggrid aja yang mengalami. Cerita dari para keluarga pasien dan karyawan lain pun sama, adanya bapak tua yang kadang muncul bahkan kadang menghilang begitu saja di dalam lift. Keberadaannya pun tidak mengganggu, hanya diam saja, tapi namanya juga makhluk berbeda alam, tetap saja membuat bulu kuduk berdiri jika berpapasan, bukan? Mungkin saja mereka itu hanya ingin memberitahu eksistensinya kepada manusia.

Quote:


Sekian cerita mistis ane kali ini. Sampai jumpa di cerita-cerita ane lainnya yang tak kalah menarik.

Malang, 18 Maret 2020

Penulis: Ina Sendry
Diubah oleh InaSendry 22-03-2020 03:03
sebelahblog
4iinch
infinitesoul
infinitesoul dan 8 lainnya memberi reputasi
9
2K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan