Kaskus

Story

mohammadidAvatar border
TS
mohammadid
ANAK NYIUR "Titisan Kuntilanak"
ANAK NYIUR "Titisan Kuntilanak"

Pintu itu sedikit terbuka, dengan aroma anyir tak sedap terhirup oleh gadis kecil berambut panjang, berbibir tipis itu. Sejak kemarin gadis berusia 16 tahun lebih 5 bulan selalu berhalusinasi bahkan pernah gadis itu tertangkap tampak bercerita sendirian oleh Ibunya.
"Hello, what happen with you my friend," ucap gadis itu lembut pada sosok berambut panjang memakai pakaian putih yang tampak kotor. Sosok itu tersenyum, tetapi dengan tatapan sinis.
"Kamu tersenyum. Berarti kamu senang yah aku di sini? Kenapa kamu bau sekali. Ayo kita mandi sama-sama," spontan ucapannya seperti gadis itu tak berada di dunia nyata melainkan dunia lain. "Ayo temanku!" pinta gadis kecil sambil menarik tangan perempuan itu.
Pukul 20:00, tiba ibunya dari bekerja. Sementara ayahnya yang lagi bertugas di luar negeri, dia sendirian di rumah yang baru dihuninya dua hari lalu.
"Thalia? Nak, kamu di dalam kan sayang." Ibu gadis itu mengetuk berulang kali. Sementara dari dalam kamar tak ada sahut dari Thalia.
"Hahahaha." Terdengar dari arah kamar mandi dapur suara candaan. Seketika mendengar suara itu, Ibu gadis kecil turun ke bawah memastikan bahwa suara itu adalah suara Thalia.
Tok ... Tok ... Tok! "Sayang, itu kan kamu sayang?"
"Hi ha ha ha hi."
"Sayang, mandinya jangan lama-lama. Udah malam, nanti kamu sakit," seru tegas ibu Thalia. Saat itu belum ada respon dari Thalia. Padahal terdengar suara canda tawa Thalia. "Thalia! Ngapain saja kamu di situ. Keluar cepat!" Sontak membuat amarah ibu Thalia membludak karena ucapannya tak ditanggapi oleh Thalia.

Sementara itu, "Eh kamu mau ke mana? Kita kan baru sebentar mandinya."
Perempuan berbaju putih itu menoleh ke arah cermin, lalu tertulis IBUMU. Thalia cepat tanggap mengolah kata itu. Seakan-akan pemahaman Thalia terhadap kata tiga kali lipat dari kemampuan umumnya.
"Thalia!" Ibu Thalia masih dengan mengetuk pintu.
Pintu kamar mandi pun terbuka. Tampak Thalia basah kuyup dengan bajunya.
"Ya ampun! Kamu tahu ini jam berapa?"
Thalia menatap ibunya dengan sinis. Semakin mendalam dia menatapnya, seakan seperti serigala ingin membunuh kawanannya yang berkhianat. "Lalu bagaimana dengan Ibu. Ini jam berapa, bukannya umurku ini adalah umur yang butuh kasih dan pelukan orang tuanya," ucap Thalia meninggalkan ibunya dan beranjak ke kamarnya dengan keadaan basa kuyup.
Mendengar ucapan itu, ibu Thalia sekejap terdiam. "Thalia! Lihat kamu basah. Tak patut masuk kamar!" teriak ibunya, tetapi Thalia tak memedulikannya dan tetap menuju kamarnya, lalu membanting pintunya. Ibunya yang terpikir ucapan Thalia, merasa sedikit bersalah karena mengabaikan anaknya yang fitrahnya butuh kasih dan pelukannya.

Tok ... Tok ... Tok, "Sayang, maafkan ibu yang terlalu keras padamu," ucap ibu Thalia sambil mengetuk pintu kamar Thalia. Namun, tak ada respon dari Thalia. Hanya terdengar suara tangisan kecil dari kamarnya.
"Sayang, iya Ibu memang salah. Maafkan Ibu yah sayang. Ibu terlalu tersibukan oleh karir ibu. Maafkan Ibu yah Nak," ucap lembutnya.
"Haha hihi ha. Sudahlah Bu, pergilah," ucap girang Thalia terdengar dari dalam kamar. Sedikit ibunya mengerutkan kening memasang wajah heran. Namun, pikirnya itu hanya perasaannya saja bahwa akhir-akhir ini Thalia tampak aneh.
Pukul 23:15, ibu Thalia mengambil air minum. Terlihat lampu kamar Thalia masih menyala. Sementara itu, terdengar suara tawa dari kamarnya. Karena ingin memastikan Thalia, dia pergi menuju kamar Thalia. Sekitar tiga meter lagi ibu Thalia melangkah, lampu kamar seketika mati. Ibunya membuka pintu, tiba-tiba hawa dingin memenuhi ruang kamar Thalia. Perasaan merinding pun menerpanya, hingga dia menghidupkan stok kontak lampu kamar perasaannya terasa lain.
"Thalia? Kamu belum tidur? Kenapa lampunya dimatikan?" ucapnya pada Thalia yang berada di samping bawah ranjang tengah bermain congklak.
Matanya menatap dengan tajam. "Ibu, jangan ganggu aku main. Ibu mending keluar deh."
"Eh kamu ini! Sekarang Ibu suruh kamu tidur!" ucap tegasnya sambil mengambil congklak yang sedang dimainkan Thalia. "Kamu tidur, dan jangan protes!" Ibu Thalia mematikan lampu kamarnya dan mengunci pintu kamar Thalia. Tampak pandangan sinis nan tajam di raut wajah Thalia.
Usai menutup pintu, ibu Thalia membawa papan congklak ke gudang dapur dengan buah congklak dipegangnya. Saat menginjak lantai dapur, perasaan merinding dan perasaan lain itu muncul lagi. Hal itu tak seperti di kamar Thalia tadi, bahkan lebih kuat. Ibu Thalia mempercepat langkahnya, lalu melempar papan congklak pada tumpukan barang bekas di gudang dapur. Saat ingin menyimpan buah congklak, seketika buah congklak menjadi gumpalan tanah makan yang masih baru dengan aroma anyir menyengat.
"Astgafirullah! Subhanallah!" Ibu Thalia melempar tanah itu, lalu buru-buru membilas tangannya dan lari ketakutan menuju kamarnya.
Usai mengunci pintu kamar, dia duduk di ranjang dengan gemetar.
"Aaaaaaaaaa." Suara teriakan dari kamar Thalia.


Bersumbang Gan ...
Quote:


Nah seikan eh sekian dulu neh ceritanya. Nantikan part keduanya, and ikuti terus postingan kece dari akun mohammadid. Jangan Lupa Tinggalkan Komen yah guys emoticon-Smilie
Diubah oleh mohammadid 20-03-2020 05:09
nurulnadlifaAvatar border
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
700
9
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan