- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Bertemu Nancy Di SMAN Bandung


TS
.Boyo.
Bertemu Nancy Di SMAN Bandung

sumber gambar
Sewaktu kami berwisata di Bandung, aku dan Ridwan kawanku ingin mencari kegiatan menantang. Tapi setelah mencari sana sini, mulai dari arung jeram, jumping alam bebas, mendaki semuanya sudah kami lakukan.
Tiba-tiba Ridwan memberikan ide yang cukup membuat adrenaline ini tertantang.
"Boyo, bagaimana kalau kita mencari Nancy. Mumpung lagi di Bandung nih"
"Nancy, siapa itu aku ga kenal?"
"Masa sih, itu adalah hantu urban legend terkenal di Bandung"
"Dimana tempatnya, hutan, gunung, rumah tua?"
"Bukan, tetapi Sekolah....."
"Sekolah, kayanya menarik nih ya udah aku ikut"
Ridwan sibuk menelepon seseorang, dan ia sepertinya sudah mempersiapkan dari jauh hari keinginannya. Sial sepertinya aku di jebak ini, tapi aku sama sekali belum pernah melihat hantu. Mungkin hantu adalah halusinasi pikiran kita saja! Entahlah saat ini aku akan istirahat mempersiapkan diri untuk kejutan di sekolah berhantu itu.
######
Malam telah larut, udara dingin Bandung terasa menyentuh kulit aku dan Ridwan sudah berada di depan sekolah yang luas. Ada 2 Sekolah yang bangunannya seperti menjadi satu, SMAN 5 dan 3 di Bandung. Bangunan ini terlihat jadul khas Belanda seperti musium Fatahillah di ujung kota Jakarta bentuknya. Sangat indah, namun kurasakan auranya memang tidak bersahabat bulu kudukku seakan merinding. Kulihat di ujung jalan, terdapat plang yang menandakan nama jalan ini dengan tulisan jalan Belitung.
"Ini Mang kenalin sahabatku" tiba-tiba Ridwan mengenalkan seorang pria kepadaku.
"Boyo Mang"
"Ucha, saya penjaga sekolah disini"
"Gimana kami diberikan ijin mang"
"Boleh, tapi resikonya kalau ada apa-apa mamang ga tanggung jawab ya"
"Loh Mamang bawa apa ini?"
"Ini Bir sajen buat Nancy"
"Ealahh cok...cok, demit kok doyannya bir kalah pean rek" ucap Ridwan.
Akupun tertawa geli ini hantu apa Jack Sparrow, tapi kita tak pernah tahu mungkin setiap hantu beda-beda kesukaannya, ada yang suka kopi pahit, teh manis, susu, indomie rebus. Asuu.. inikan cerita hantu bukan warung kopi. Bibirku tersenyum sendiri, memikirkan hantu dah sama kaya warkop.
######
Kami pun mulai memasuki wilayah sekolah, bau bir mulai menyengat padahal bir yang di pegang mang Ucha masih utuh.
"Begini ya mas, untuk bisa melihat Nancy kalian harus putari sekolah ini selama 3 kali, lalu lihatlah ke atas di jendela itu disanalah Nancy berada!" Sambil menunjuk Jendela yang terbuka.
"Mamang ga ikut?"
"Ga lah, mamang dah sering lihat kalau ada apa-apa sebelum putaran beres panggil mamang aja ya!"
"Iya mang"
Kami pun mulai memutari sekolah, sunyi tak ada kehidupan hanya suara desiran angin yang menemani kami. Sekolah ini lumayan luas lampu-lampu temaram pun membuat cahaya dari sekolah ini seperti pekat dan gelap. Hingga putaran kedua tak ada sesuatu yang berarti, namun di putaran terakhir langkah kaki kami seakan berat.
"Wan, kau dengar langkah kaki"
"Ya aku dengar"
Tiba-tiba di ujung sekolah ada seorang perwira Belanda yang sedang sibuk membersihkan senjatanya. Kami berdus tertegun dan menghentikan langkah.
"Kita diam dulu disini, bagaimana adrenalinmu terpacu bukan! In hantu cuk, hantu" ucap Ridwan kegirangan.
"Somplak, ketemu demit kowe girang amat" Bulu kudukku merinding melihat penampakan itu.
Tiba-tiba sang perwira mengokang senjatanya di kepalanya, lalu "duarr" darah muncrat dari kepala sang perwira ia pun jatuh tergeletak. Lalu perwira itu pun menjadi kabut dan menghilang di gelapnya malam.
"Wan, aku mulai kendor ini keberaniannya mual aku cuk"
"Baru segitu, katanya mau lihat Nancy"
Setengah keliling lagi, kupaksakan kaki untuk melangkah. Namun satu belokan lagi aku dan Ridwan melihat sosok pastor sedang berjalan, aku dan Ridwan kembali terdiam.
Tiba-tiba pastor itu melihat ke arah kami dan tersenyum. Kami berdua pun ikut tersenyum.
"Wan, ini orang apa demit?"
"Lah aku tuh ga tahu cuk, coba kau tanya langsung sana!"
"Asemmm" ujarku sambil bergidik.
Tiba-tiba kepala sang pastor terlepas dari lehernya, darah muncrat membasahi pakaian sang pastor kepala itu tetap memandang ke arah kami, lalu kepala itu di tendang ke arah kami "Awwww" kami teriak histeris.
Lalu kosong, tak ada apa-apa semuanya sunyi seperti sedia kala. Hanya ada bisik jangkrik yang bersahutan.
"Jantungan aku rek"
"Seru kan cuk!" Ujar Ridwan sembari nafasnya tersenggal.
"Seru, ndasmu"
Kami lanjutkan perjalanan kembali, hingga sampai di depan mang Ucha.
"Gimana, ada penampakan?"
"Iya mang" ucap kami bersamaan.
"Kalian termasuk berani, sekarang lihatlah ke Jendela itu disana Nancy berada"
Kami pun menatap ke atas tepat di antara jendela itu berada, terlihat sosok cantik jelita dengan Noni Belanda hidung mancung, kulit putih namun mukanya pucat seperti mayat.
Di bibirnya, terlihat merah dan darah yang menetes. Aku sangat ngeri melihatnya tetapi yang kulihat pada Ridwan berbeda, ia semakin mendekat ke arah Jendela. Tiba-tiba ia menangis, sambil terduduk aku tak tahu apa yang terjadi.
"Ada apa ini?" Tanya mang Ucha.
"Ga, tahu mang"
Tiba-tiba hantu Nancy turun ke bawah dengan cepat dan sudah berada di hadapan Ridwan, ia terlihat menangis sama akan halnya dengan Ridwan tangisannya berupa darah yang mengalir diantara kedua pipinya.
"Mamah... mamah....aku rindu mamah" Ridwan menangis sambil tersedu.
Nancy pun berusaha memeluk Ridwan, namun setelah itu Ridwan jatuh pingsan dan Nancy pun menghilang dari pandangan.
Aku dan mang Ucha segera berlari ke arah Ridwan, dan menggoyangkan tubuhnya.
"Ridwan, bangun Wan...."
Setelah beberapa lama, Ridwan kembali bangun dan memelukku, sembari menangis.
"Dia Mamahku"
Tamat
Diubah oleh .Boyo. 24-03-2020 09:38






infinitesoul dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.2K
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan