qoni77Avatar border
TS
qoni77
Gadis Cantik dengan Usus Terburai

Mau cerita horor lagi?



Usus terburai di jalan pada Oktober 2018. Bulan itu memasuki bulan Suro-nya orang Jawa. Ada beberapa anggapan yang kupikir adalah sebuah konspirasi dengan para makhluk astral. Bagaimana tidak? Pada bulan Suro tahun 2018 merupakan bulan mencekam yang sangat dramatis.

Kami penduduk setempat, beberapa orang percaya kalau bulan Suro tiap tahun itu tinggal menunggu giliran sahaja. Jika di tahun ini sangat mencekam, maka pada tahun berikutnya tak sebegitu mencekam. Akan kuceritakan padamu sesi yang sangat mencekam pada Suro, Oktober, 2018 itu.

Jalanan lenggang, memasuki waktu senja alias Maghrib banyak orang yang sudah pulang dan masuk ke rumah masing-masing. Tak ada yang istimewa pada Maghrib awal Oktober 2018. Simbahku dulu selalu mengingatkan, kalau senja itu tidak boleh ada di luar rumah, bahkan pintu rumah harus ditutup.

Sang Betara Kala sedang asyik menguasai alam semesta. "Jangan keluar rumah, Nduk! Pintu dan jendela jangan lupa ditutup!" Aku merinding kalau mengingat perkataan Simbah yang cenderung penuh penekanan pada tiap suku katanya. Senja, kata ramanda Darjo Pomo adalah waktu seseorang mengeja kembali hari ini.

"Tabrakan, tabrakan ...!" Suara orang-orang bertalu-talu menghampiri telingaku.

Aku yang dirundung rasa penasaran akhirnya ikut melihat kejadian bak mistis tersebut. Tercatat seminggu pada awal Oktober 2018 sudah terjadi tiga kecelakaan.

Seorang perempuan cantik dengan usus terburai meringis kesakitan. Salah satu warga mengambil segelas teh hangat dan meminumkannya pada perempuan malang itu. Dalam hitungan sekitar sepuluh detik, air dalam segelas besar cap orangtua itu ludes. Apakah gadis pembalap itu sangat kehausan?

Aku melirik pada jarak lima puluh meter. Terperosok dalam sungai kecil, ya ... dua orang anak manusia. Satu orang perempuan yang kutaksir berumur dua puluh lima tahun dan masih dalam gendongannya seorang anak sekitar tiga tahunan. Bukankah orang dewasa yang menggendong anak kecil akan selalu selamat dalam sebuah kecelakaan? Yah, kurasa itu jawaban yang selalu kusimpulkan sendiri. Keren bukan? Ternyata sosok mereka, dua orang itu yang hanya lecet di sana-sini tadi dalam boncengan sang gadis cantik yang kini hanya bernapas satu-satu, Oktober 2018.

Tanpa pernah mau bernegosiasi, malaikat maut telah membawa arwah gadis cantik tadi keluar dari jasadnya. Ternyata setelah kejadian naas itu, gadis tersebut adalah siswi dari SMAN 2 Ngrambe, Ngawi. Pembalap wanita yang juga merupakan suporter dari BONEK. Saudaraku bernama Dimas, siang sebelum senja naas itu juga telah melaksanakan nongkrong wajib dengan gadis tersebut. Ya ... malamnya semua teman didatangi oleh sang Gadis dengan usus terburai. Akhirnya, upacara kematian digelar sampai hari ketujuh, bak ada gula ada semut. Ramai sekali tahlilan sebagai tanda sayang.

Kami warga yang tinggal di sekitar tempat kejadian kecelakaan, secara bergantian menabur air kembang agar arwah gadis cantik mau untuk diajak berdamai.

Quote:



Quote:


Konon katanya sebagai urban legend, Sang Sinden berada di bawah pohon besar dekat bengkel sepeda motor itu meminta tumbal tiap dua tahun sekali pada bulan Suro. Sinden itu punya perjanjian jahat dengan sang Pembangun jalan raya.



Setiap malam gadis cantik itu menangis. Beberapa kami melihat sosoknya, namun sebagian, memilih tidak mau melihat. Mendengar tangis pilunya saja sudah membuat bulu kuduk merinding disko.

Aku mengira, kalau ada orang nakal yang menuangi darah gadis cantik itu dengan perasan jeruk nipis.

Warung kopi di depan tempat kecelakaan memilih tutup. Kutaksir hampir setahun tutupnya loh. Soale pada lewat kemarin baru buka. Entah, apa Wi-Fi ikut dicabut?

Sore, sehabis Maghrib Oktober 2018. Aku pulang dengan menggonceng ibuku dari rumah saudara. Biasa ada acara arisan keluarga. Dengan perasaan cemas aku takut menabrak gadis cantik dengan usus terburai. Kuputuskan untuk memencet bel sepeda motor pun mengucapkan salam saat melewati TKP itu. Jalanan yang sepi seolah menyambut kami dengan hawa jahat di luar nalar.

Aku menabrak atau beberapa burung itu yang hampir menabrak mukaku. Ah, entahlah, jalanan juga tetiba jadi bergelombang. Mulutku komat-kamit pun ibu. Alhamdulillah kami selamat sampai rumah. Kejadian itu tak akan kulupa, hanya jika Dia berkenan.

Ini ceritaku, mana ceritamu?




sumber gambar
Ngawi, 19 Maret 2020
Salam Mencekam,


Warna_Senja
Diubah oleh qoni77 20-03-2020 08:26
anasabila
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 16 lainnya memberi reputasi
17
3.6K
37
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan