cattleyaonlyAvatar border
TS
cattleyaonly
Guna-Guna

Aku mempunyai paman yang indigo. Beliau banyak mengalami peristiwa yang sulit jika kunalar. Setiap ada acara kumpul keluarga, kami para keponakan biasanya menagih paman--sebut saja Lik Imron--untuk menceritakan kisah kisah horor.

Salah satu kisah horor Lik Imron yang masih kuingat sampai sekarang adalah kisah seorang pemuda yang diguna-guna. Beginilah kisahnya ....

Malam itu, Lik Imron sedang bersantai di rumah, sepulang sholat Isya di masjid. Tiba-tiba Suradi, seorang warga dukuh sebelah datang bertamu. Keperluan pria itu adalah untuk meminjam pompa air Lik Imron untuk mengairi sawahnya yang kering karena musim kemarau.

"Wah, maaf banget, Di, pompanya dipinjam Kirman, dukuh sebelah, belum dikembalikan," kata Lik Imron.

"Dipinjamnya sudah lama apa tidak, Pak Modin?" tanya Suradi. Pamanku adalah modin di desa itu, yang pekerjaannya antara lain membantu mengurus warga yang meninggal.

"Sudah tiga hari, Di. Mungkin sudah selesai digunakan. Ayo kita ambil di sana."

Maka bergegaslah Lik Imron dan Suradi pergi ke dukuh sebelah menggunakan motor. Sesampai di rumah Kirman, Lik Imron segera mengatakan maksud kedatangan. Saat Kirman mengambil pompa air Lik Imron, tiba-tiba tetangga Kirman yang bernama Nardi nyelonong masuk rumah Kirman.

"Pak Modin, tolong anak saya," kata Nardi memelas.

"Anak kamu kenapa, Nar?"

"Anak saya sakit, Pak Modin."

Saat itu Kirman Keluar sambil membawa pompa air yang dipinjamnya kemudian menyerahkan kepada Suradi.

"Kalau sakit ya bawa ke rumah sakit, tho, Nar, aku kan bukan dokter."

"Anu, Pak Modin, anak saya bukan sakit yang biasa, tapi diguna-guna."

Lik Imron terkejut. "Wah, maaf banget, Nar, bukannya aku ndak mau bantu, tapi aku ndak bisa ngobati orang." Karena hari sudah cukup malam, Lik Imron segera berpamitan pada Kirman untuk pulang.

Sambil merentangkan tangan di depan pintu Nardi berseru, "Pak Modin ndak bisa pulang sebelum mengobati anak saya!"

"Nar, aku benar-benar ndak bisa bantu kamu," kata Lik Imron.

"Kemarin saya manggil orang pinter, kata dia satu-satunya orang yang bisa menyembuhkan anak saya adalah Pak Modin."

Lik Imron memandang Nardi antara kasihan dan putus asa. Lik Imron benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan, karena memang tidak pernah punya pengalaman mengobati pasien. Beliau memang diberi keistimewaan bisa melihat makhluk tak kasat mata, tapi mengobati orang, Lik Imron benar-benar tak tahu caranya. Bukan hanya Nardi yang berdiri di ambang pintu, tapi dua orang yang lain mencegat Lik Imron agar tak bisa pulang. Lik Imron disandera!

Mau tak mau Lik Imron menemui Ali, si sakit. Ali berusia sekitar 23 tahu. Perawakannya kurus, matanya cekung dan wajahnya pucat. Pemuda itu terbaring lemah di atas kasur. Menurut sang ayah, Ali diguna-guna seorang wanita yang ditolak cintanya. Sudah lebih enam bulan pemuda itu sakit dan berobat di berbagai tempat, dari pengobatan di rs sampai paranormal, tapi tak ada yang memberikan hasil.

Memutar otak, Lik Imron berusaha membantu mengobati Ali. Beliau meminta segelas air putih untuk dibacakan doa nubuwwah. Selesai membaca doa itu, sosok besar mengerikan muncul. Meski gentar, Lik Imron terus berdoa mohon perlindungan pada Allah SWT. Beliau berkomunikasi dengan makhluk itu dan menintanya pergi. Makhluk itu tak serta merta meluluskan permintaan Lik Imron. Dia berusaha menyerang tapi Lik Imron terus berdoa, dan atas izin Allah, makhluk itu lenyap. Keringat Lik Imron bercucuran meski malam begitu dingin. Debaran dalam dada belum sepenuhnya reda. Lik Imron menyerahkan segelas air tadi untuk diminum Ali.

Setelah itu, keluarga Ali membiarkan Lik Imron dan Suradi pulang. Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam lewat. Desa kecil itu sudah tampak sunyi. Tak terlihat satupun warga yang tampak di jalan. Belum jauh mereka naik motor, tiba-tiba motor mogok. Di-starter berkali-kali tapi mesin tak juga nyala. Tiba-tiba dari arah depan sosok pocong menghadang. Lik Imron dengan keberaniannya turun dari motor dan berkata, "Aku tidak takut sama kamu." Beliau menendang pocong itu yang kemudian melenting menjauh dan menghilang.



Lik Imron kembali mencoba menghidupkan mesin motornya, alhamdulillah bisa menyala. Suradi menggigil ketakutan sambil memeluk erat Lik Imron. Baru beberapa puluh meter motor berjalan, kendaraan itu kembali mati mesin. Sesosok pocong kembali menghadang.

"Sudah kubilang, aku ndak takut kamu. Sana pergi!" Sambil berkata, Lik Imron kembali menendang pocong. Makhluk itu melenting menjauh. 

Motor kembali bisa dihidupkan mesinnya. Suradi pucat pasi. Tangannya dingin dan badannya menggigil karena ketakutan. Mereka pun kembali melaju. Tiba di tikungan jalan, pocong itu menghadang untuk ketiga kalinya. Lik Imron turun motor dan kembali menghadapi sang pocong.

"Pergilah. Aku ndak takut kamu. Aku punya Allah!"

Pocong itu kembali ditendang. Motor kembali hidup dan beberapa saat kemudian mereka sampai di rumah Suradi.

Beberapa hari kemudian, Lik Imron mendengar kabar bahwa Ali sembuh. Namun, berita kesembuhan Ali itu menyebar dengan cepat, membuat banyak orang datang kepada Lik Imron dan minta diobati. Lik Imron menghindar, beliau tak mau menjadi paranormal.

Yang menyedihkan dari kisah ini adalah, Ali yang sudah kembali sehat, setahun kemudian meninggal dunia. Entah apa penyebabnya. Apakah penyakit kiriman itu sudah merusak organ tubuhnya demikian dalam? Meskipun si pengirim guna-guna menang dengan meninggalnya Ali, tapi sesungguhnya dia kalah karena telah bersekutu dengan setan. Umur, jodoh, dan maut memang rahasia Tuhan. Kita hanya wajib menjalaninya dengan sebaik mungkin.


PLM 180320

Sumber gambar:
di sini
Diubah oleh cattleyaonly 18-03-2020 03:08
sebelahblog
infinitesoul
fikrionly
fikrionly dan 17 lainnya memberi reputasi
18
2.3K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan