"MY SEX EDUCATION" part 1 -
GB STORY

Jaman aku masuk sekolah di SMP di hari pertama, aku inget banget, malamnya aku begadang nonton final piala dunia 1994 di USA. Aku bela-belain begadang nonton sampai dini hari, tapi idolaku si Roberto Baggio saat nembak tendangan penalti, jauh melambung ke angkasa. Olalala damn! Akhirnya Italia jagoku kalah dari BRAZIL di final. Aku patah hati Italia gagal juara. Kurang ajar kau, Brazil !

Aku inget banget hari itu, karena itu adalah senin dini hari di bulan Juli 1994. Senin paginya aku masuk jadi siswa SMP kelas 1, di sebuah SMP favorit di Jogja.
Aku masih ngantuk-ngantuk dikit pas pelajaran. Aku memang nggak semangat gara-gara Italia kalah. Tapi semoga ada cewek kece yg menyembuhkan luka hatiku. Demikian DOA yg sengaja kuhembuskan ke langit.

Aku oleh sekolah ini dimasukkan ke dalam kelas yg paling pojok, kelas 1-10. Dan sayangnya cewek kece di kelasku cuma dikit. Nggak kayak kelas-kelas lain, cewek-ceweknya laksana bidadari ranum dengan payudara yg tumbuh malu-malu.

SMP kelas 1, aku mulai mengenal rasa suka kepada lawan jenis. Sebagai lelaki remaja, normal jika aku mengagumi temen cewek yg cantik dan sensual. Aku suka cewek berhidung bangir, bermata lebar, berbibir sensual, dan wangi. Dalam memoriku cewek di usia SMP rata-rata pakai cologne. Jaman itu yg lagi naik daun merknya Pucelle. Hehehe. Cewek-cewek pada suka bawa botolnya lucu-lucu. Aku masih inget banget bau aromanya kayak wangi Jeruk Mandarin.😅

Berhubung aku tak berselera dengan cewek-cewek di kelasku. Maka aku pun memutuskan mengembara lintas kelas. Ada 10 kelas, kelas 1-1 sampai kelas 1-10. Aku diam-diam bikin riset kecil, dengan metode observasi langsung. Setiap pagi saat berangkat sekolah, saat istirahat pagi, istirahat siang, jam pulang sekolah, dan bahkan saat kegiatan ekskul sore, aku selalu menyempatkan melakukan riset.

Mata dan feelingku selalu bekerja tak kenal lelah. Berasa lembur di laboratorium asmara.

Hasil risetku itu berupa daftar tabel nama-nama cewek. Aku lalu bikin grafik sederhana lengkap dengan angka-angka dan rumus yg aku ciptakan sendiri. Dari situ aku bisa menarik kesimpulan siapa cewek paling cantik, cewek paling sensual, cewek yg paling cocok jadi calon pacarku dari tiap kelas. Sehingga munculah banyak nama bidadari remaja di sekolah ini.

Tapi sebetulnya kalau mau jujur apa mereka mau sama aku? Ya cuek ajalah. Masa bodo dianggep sok ganteng dan sok laku. Yang penting kan aku bikin riset penelitian kandidat calon pacar buat aku sendiri. Ini kan projek pribadiku. Hahaha.

Akhirnya terkumpulah belasan nama cewek SMP kelas 1, yang tertulis di buku Notesku. Ada juga sih beberapa nama cewek kakak kelas 2. Kalau kelas 3 males ah, habis mukanya pada serius semua. Lagian kayaknya nggak pantes juga kalau anak cowok kelas 1 ndeketin anak kelas 3. Kalau sama cewek kelas 2, aku sih masih punya nyali.

Nama-nama remaja bidadari SMP itu selalu berkelebat di kepalaku pagi siang malam. Kadang juga mengganggu studiku di kelas. Aku sering melamun, gelisah, berkeringat, dan kadang ada aliran darah yg memompa energi ke suatu benda tumpul yang tersembunyi di dalam celana dalamku.

Fantasiku adalah fantasi anak SMP usia 13 tahun, yang masih belum jelas arahnya. Aku bahkan belum mengenal siatem reproduksi manusia. Aku belum mengenal apa itu petting dan penetrasi intercourse. Aku belum tau apa itu hormon estrogen dan hormon testosteron. Aku belum tau bila alat pipis itu bisa mengeluarkan Sperma. Aku hanya mulai mengenal istilah baru buat baikku, dia punya sebutan ilmiah, yaitu Penis. Dan di sisi lain babuk tempat pipis perempuan itu, secara ilmiah akan disebut Vagina. That's all.

Aku hanyalah lelaki remaja pemuja keindahan yg sedang bergairah namun kebingungan. Lagipula aku ini belum pernah sekalipun merasakan mimpi basah.

Setelah sekian bulan berjalan hiruk pikuk masa SMP ku, aku mulai menyadari jika semua riset, teori dan rumus-rumus analisa gadis itu lambat laun menguap dengan sendirinya. Rasa suka kepada belasan bidadari itu seperti porak poranda. Namun sebagian menyublim menjelma menjadi sebuah bongkahan CINTA.

Dan aku rasa CINTA itu ternyata nggak butuh riset dan penelitian, ia datang secara tiba-tiba. Sebuah nama yang selama ini luput dari pantauan jiwa detektifku muncul dengan sendirinya.
Aku melihatnya dari kejauhan dari lantai dua tempat kelasku berada. Ia adalah anak kelas 1-3, sudut arah yg biasa aku pakai buat melamun. Aku melihat matanya. Ia melihat mataku. Dan ia tersenyum manis penuh kesejukan.

Namanya Haslinda, dialah gadis cantik pemilik bulu mata paling lentik di dunia.

(Bersambung.....)