Hai hai agan dan sista
Kali ini aku pengen bercerita tentang aku yang menyukai cowok yang keren,pinter tapi beda keyakinan sama aku.
Itu yang bikin aku dilema sampai saat ini!

Dia satu kampus sama aku, beda fakultas maupun jurusan, dia jurusan teknik elektro sedangkan aku jurusan keperawatan,

Aku sama dia sama sama sendiri atau sering di sebut single, pertama kali bertemu dia pada saat di kantin aku membeli minuman karena haus akibat cuaca yang sangat panas pada saat itu dan ia lagi ngopi samma temen temennya,

Selepas kluar dari kantin ada yang memenggil nama saya " hei hei kamu kirana ya anak keperawatan" Dan yang memanggil dia yang amat aku sukai, sebut saja namanya rendi
Rendi : maav ya teriak teriak
Kirana : iya nggk pp
Rendi : kenalin aku rendi anak teknik elektro semester 11
Kirana : kalau saya kan kmu udah tau jurusan dan namaku
Rendi : iya aku tau, pernah lihat igmu,
Kirana : (sok cuek padahal suka) owalah
Rendi : kamu sudah punya cowok?
Kirana :masih belom, emang ada apa?
Rendi : gpp nanya aja

Singkat cerita mereka berdua akhirnya saling kenal dan saling tukeran nomer wa untuk ngobrol lebih lanjut hingga membahas masa depan mereka

Pada saat malam itu ada event di kampus, aku di ajak rendi untuk Menontonnya, aku menerimanya kapan lagi bisa nonton bareng sama rendi,

Pertunjukan seninya sangat bagus hingga kita tidak tau bahwa jam sudah terlarut malam, dan seketika ada moment dimana rendi memegang tanganku hingga membuat aku panas dingin.. Pada malam itu dengan suasana yang bagus rendi mengatakan cinta dan mengajak aku jadi pasangannya,

Awalnya aku tidak percaya dan kaget. Tapi semua kesenangan serra kebahagiaan yang tidak bisa di bayar oleh apapun,, aku menerima rendi menjadi kekasihku pada malam itu.

Kita menjalani masa masa indah saat pacaran, jalan baren, makan bareng, nonton bareng sampai nungu dia main futsal, semua terasa sangat bahagia.

Pada saat kita duduk berdua di sudut kota dengan 2 gelas minuman dingin beserta kentang goreng yang melengkapi malam itu. Kita ngobrol masa depan..jenjang lebih serius saat sudah sama sama wisuda,

Tapi semua sirna begitu saja ketika kita tidak mempunyai kesamaan dalam keyakinan, aku dan dia bener bener jatuh, bener bener rapuh, karena aku tidak bisa mengikuti keyakinannya serta kebalikannya ia juga tidak bisa mengikuti keyakinanku.

Akhirnya kita diskusi untuk mengakhiri semua ini, bukan karena tidak saling mencintai tapi kita tidak bisa bersama dalam 2 keyakinan jadi satu. Meski tuhan memang satu tapi kita tidak sama.

Sedih rasanya melihat orang yang aku suka,yang aku sayang, tidak bisa bersamaku lagi, tapi harus iklas, harus bisa nerima karena jika di paksakan takut kandas di tengah jalan.