Dahulu waktu sekolah dasar TS sih pernah nakal juga kepada teman sekelas apalagi pada wanita, biasanya retsleting rok yang dibelakang di kasih tali terus ketika berdiri langsung deh terbuka. Atau lebih nakalnya lagi rautan kaca yang ditaruh di sepatu lalu beteriak warna daleman yang digunakan, tentu saja seluruh kelas heboh dan korban biasanya membalas dengan cubitan khas calon emak. Puedess poll, tapi semua tertawa tak ada kemarahan atau rasa bangga semua hanya lelucon.

Maklum sajalah anak SD jangankan membayangkan ingin pacaran atau ciuman mikir yang aneh-aneh aja ga ada, hobinya cuman mainan mobilan dari kayu bambu yang di buat sendiri. Jauh dari gadget, jauh dari playstation bermain itu diluar rumah bukan rebahan di kamar.



Tapi zaman telah berganti anak SD sekarang sudah tahu yang namanya bercumbu, bahkan sudah tahu apa itu nikmatnya bercumbu rekaman video porno di otak mereka akan membuat imajinasi liar yang satu saat akan menjadi kenyataan. Seperti halnya NF yang ingin membunuh tindakan seksualitas dari tontonan pun akan memberikan niat keji dari mereka yang pemikirannya masih pendek akal.

Kisah nyata ini terjadi pada tanggal 24 Februari 2020 saat itu gadis yang masih berusia 8 tahun sedang berada di sekolah, lalu ada 4 orang lelaki yang merupakan kakak kelas korban.



Keempatnya menarik korban, untuk masuk ke dalam kelas lalu mereka yang sudah dilanda nafsu setan pun, membekap korban, hingga membuka daleman korban setelah itu korban pun di rudapaksa secara bergantian. Korban sempat berontak tapi apa daya kekuatan wanita berumur 8 tahun itu tak bisa berbuat banyak, ia pasrah perawannya hilang di tangan kakak kelas bejat yang menodai dirinya.

Gadis itu pun menceritakan kejadian yang menimpanya pada guru dan Kepala Sekolah, tapi apa yang terjadi pihak sekolah seakan ingin menutupi perkara seperti ini. Bahkan ada salah satu guru yang memintanya berbohong kalau ditanya siapa yang melakukannya disuruh bilang bapak tirinya, nanti akan diberikan uang Rp 50.000.

Namun bangkai yang ditutupi baunya akan tercium juga hingga akhirnya kasus ini pun mencuat, sudah pasti awalnya pihak Sekolah tetap menutupi aksi rudapaksaan itu kepada Kepala Dinas Pendidikan. Namun fakta yang terjadi sebaliknya, hingga akhirnya kasus ini diselesaikan secara hukum adat pelaku di denda seekor kerbau, beras 100kg, kain 100 buah, Kelapa 100 biji, dan uang Rp 9.000.000. Dibayarkan 21 Maret 2020, namun ternyata pelaku enggan membayar seperti yang di ucapkan paman korban.



Kasus ini sudah di ketahui semua pihak baik kepolisian, perangkat dusun, kepala dinas, dan pihak sekolah. Bahkan setelah di periksa bidan pun keperawanan korban sudah rusak oleh aksi bejat 4 kakak kelas yang merudapaksanya.

Pertanyaannya dimana KPAI, dimana Negara, dimana keadilan? Banyak di dusun-dusun seperti ini pusat seperti diam tak bergerak apa karena tak ada cuan? Atau kasusnya terjadi di dusun kecil? Apa tanggapanmu gan-sist?

#############


Referensi klik
Pic google