- Beranda
- Komunitas
- Female
- Wedding & Family
Menikah dengan Adat Bali? Bagaimana Prosesinya Ya?


TS
rarirureror
Menikah dengan Adat Bali? Bagaimana Prosesinya Ya?

Indonesia memiliki banyak daerah yang masing-masing daerah punya adatnya sendiri, GanSis. Dalam pernikahan pun, Agan Sista bisa memilih adat mana yang mau kalian gunakan. Adat pernikahan setiap daerah juga terdiri dari berbagai macam ritual yang berbeda-beda GanSis. Salah satu daerah Indonesia yang cukup kental adat dan budayanya ada Bali.
DI Bali, pernikahan merupakan momen yang penting, GanSis. Karena dengan menikahlah pasangan tersebut akhirnya menjadi warga penuh dalam masyarakat. Mereka akan lebih diprioritaskan dan memperoleh hak serta kewajiban sebagai warga kerabat dalam kelompoknya.
Agan Sista penasaran sama adat pernikahan daerah Bali?
Menentukan Hari Baik

Sama seperti semua orang yang akan menikah, setiap pasangan pasti akan melakukan proses lamaran terlebih dahulu. Proses lamaran di Bali disebut juga mamadik atau ngindih. Setelah prosesi tersebut, kedua keluarga akan menentukan hari baik untuk pelaksanaan pernikahan. Pada hari baik itulah calon mempelai pria menjemput dan membawa mempelai wanita ke rumahnya.

Sama seperti semua orang yang akan menikah, setiap pasangan pasti akan melakukan proses lamaran terlebih dahulu. Proses lamaran di Bali disebut juga mamadik atau ngindih. Setelah prosesi tersebut, kedua keluarga akan menentukan hari baik untuk pelaksanaan pernikahan. Pada hari baik itulah calon mempelai pria menjemput dan membawa mempelai wanita ke rumahnya.
Ngekeb atau Siraman

Beberapa daerah memang memiliki adat siraman sebelum pernikahan, salah satunya adalah Bali. Ngekeb atau Siraman di daerah Bali dilakukan dengan cara calon mempelai wanita diluluri ramuan dari campuran daun merak, kunyit, bunga kenanga, dan beras yang telah ditumbuk, serta air merang untuk keramas. Pada ritual ngekeb, calon mempelai wanita dilarang untuk keluar dari kamar mulai sore hari hingga keluarga calon pria datang menjemput. Ritual ini dilakukan sebagai awalan yang baik dalam menyambut hari pernikahan, selain itu juga untuk membersihkan diri secara lahir dan batin.

Beberapa daerah memang memiliki adat siraman sebelum pernikahan, salah satunya adalah Bali. Ngekeb atau Siraman di daerah Bali dilakukan dengan cara calon mempelai wanita diluluri ramuan dari campuran daun merak, kunyit, bunga kenanga, dan beras yang telah ditumbuk, serta air merang untuk keramas. Pada ritual ngekeb, calon mempelai wanita dilarang untuk keluar dari kamar mulai sore hari hingga keluarga calon pria datang menjemput. Ritual ini dilakukan sebagai awalan yang baik dalam menyambut hari pernikahan, selain itu juga untuk membersihkan diri secara lahir dan batin.
Penjemputan Calon Mempelai Wanita

Hari baik sudah ditetapkan, kini saatnya menjemput calon mempelai wanita di rumahnya untuk melaksanakan pernikahan di kediaman pihak laki-laki. Penjemputan tidak dilakukan sembarangan GanSis, mempelai wanita harus mengenaiakn kain kuning tipis dari ujung rambut hingga ujung kaki. Kenapa harus kain kuning? Kain kuning sebagai tanda bahwa, wanita telah siap siap mengubur masa lalu sebagai lajang untuk memulai kehidupan rumah tangga baru.

Hari baik sudah ditetapkan, kini saatnya menjemput calon mempelai wanita di rumahnya untuk melaksanakan pernikahan di kediaman pihak laki-laki. Penjemputan tidak dilakukan sembarangan GanSis, mempelai wanita harus mengenaiakn kain kuning tipis dari ujung rambut hingga ujung kaki. Kenapa harus kain kuning? Kain kuning sebagai tanda bahwa, wanita telah siap siap mengubur masa lalu sebagai lajang untuk memulai kehidupan rumah tangga baru.
Munggah Lawang atau Buka Pintu

Sesampainya di kediaman calon mempelai pria, sang mempelai wanita akan melakukan ritual munggah lawang/buka pintu, dimana calon mempelai wanita mengetuk pintu calon mempelai pria sambil diiringi syair dan tembang yang dinyanyikan oleh utusan kedua mempelai. Ketika mempelai pria membukakan pintu, artinya pihak pria telah sepakat. Setelah itu, calon mempelai wanita akan digendong menuju tandu untuk segera dibawa di kediaman keluarga pria.

Sesampainya di kediaman calon mempelai pria, sang mempelai wanita akan melakukan ritual munggah lawang/buka pintu, dimana calon mempelai wanita mengetuk pintu calon mempelai pria sambil diiringi syair dan tembang yang dinyanyikan oleh utusan kedua mempelai. Ketika mempelai pria membukakan pintu, artinya pihak pria telah sepakat. Setelah itu, calon mempelai wanita akan digendong menuju tandu untuk segera dibawa di kediaman keluarga pria.
Masegehagung

Setelah diterima, maka akan dilakukan ritual masegahagung. Pada ritual ini, ibu dari mempelai pria akan membuka kain kuning yang dipakai mempelai wanita dan menukarnya dengan kepeng satakan (nama uang pada masa lampau) senilai dua ratus kepeng.

Setelah diterima, maka akan dilakukan ritual masegahagung. Pada ritual ini, ibu dari mempelai pria akan membuka kain kuning yang dipakai mempelai wanita dan menukarnya dengan kepeng satakan (nama uang pada masa lampau) senilai dua ratus kepeng.
Mekala-kalaan

Mekala-kalaan atau madengen-dengen adalah rangkaian prosesi adat Bali yang terdiri dari beberapa ritual, yang pertama adalah menyentuhkan kaki pada kala sepetan dengan tujuan menyucikan dan membersihkan diri. Selanjutnya ada prosesi jual beli sebagai simbol kehidupan berumah tangga yang harus saling melengkapi, memberi dan mengisi, hingga meraih tujuan yang ingin dicapai. Kemudian ada menusuk tikeh dadakan yaitu mempelai wanita telah siap memegang anyaman tikar yang terbuat dari pandan muda (tikeh dadakan), sedangkan calon mempelai pria menyiapkan keris, berdasarkan kepercayaan, tikeh dadakan menyimbolkan kekuatan Sang Hyang Prakerti (kekuatan yoni), sedangkan keris pria melambangkan kekuatan Sang Hyang Purusa (kekuatan lingga). Ritual terakhir adalah memutuskan benang sebagai wujud melanggengkan keturunan keluarga.

Mekala-kalaan atau madengen-dengen adalah rangkaian prosesi adat Bali yang terdiri dari beberapa ritual, yang pertama adalah menyentuhkan kaki pada kala sepetan dengan tujuan menyucikan dan membersihkan diri. Selanjutnya ada prosesi jual beli sebagai simbol kehidupan berumah tangga yang harus saling melengkapi, memberi dan mengisi, hingga meraih tujuan yang ingin dicapai. Kemudian ada menusuk tikeh dadakan yaitu mempelai wanita telah siap memegang anyaman tikar yang terbuat dari pandan muda (tikeh dadakan), sedangkan calon mempelai pria menyiapkan keris, berdasarkan kepercayaan, tikeh dadakan menyimbolkan kekuatan Sang Hyang Prakerti (kekuatan yoni), sedangkan keris pria melambangkan kekuatan Sang Hyang Purusa (kekuatan lingga). Ritual terakhir adalah memutuskan benang sebagai wujud melanggengkan keturunan keluarga.
Natab Banten Beduur

Pertemuaan kedua keluarga di dalam pura pada kediaman mempelai pria yang dipimpin oleh pemangku sanggah dan para pinisepuh dengan tujuan meminta doa pada leluhur untuk menyambut keluarga baru dan mendapatkan keturunan.

Pertemuaan kedua keluarga di dalam pura pada kediaman mempelai pria yang dipimpin oleh pemangku sanggah dan para pinisepuh dengan tujuan meminta doa pada leluhur untuk menyambut keluarga baru dan mendapatkan keturunan.
Mejauman (ma pejati)

Yang terakhir adalah upacara majauman, tanda bahwa wanita sudah menikah dan mengikuti suami. Ritual ini dilakukan untuk menghormati leluhur keluarga sekaligus berpamitan pada leluhur mempelai wanita.

Yang terakhir adalah upacara majauman, tanda bahwa wanita sudah menikah dan mengikuti suami. Ritual ini dilakukan untuk menghormati leluhur keluarga sekaligus berpamitan pada leluhur mempelai wanita.
Itu Dia GanSis beberapa ritual pernikahan adat Bali, tertarik menggunakan adat ini?
SUMBER
Diubah oleh rarirureror 10-04-2019 16:22






Gimi96 dan 33 lainnya memberi reputasi
34
10.5K
149


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan