Kaskus

Regional

istijabahAvatar border
TS
istijabah
[COC Regional : Kebudayaan] 4 Macam Kebudayaan yang Sangat Kental dengan Madura
Kebudayaan Indonesia
[COC Regional : Kebudayaan] 4 Macam Kebudayaan yang Sangat Kental dengan Madura
Sumber gambar: wikipie.co.id


Jika mendengar nama Madura mungkin pikiran kita tidak lepas dari yang namanya sifat yang keras, dan carok.

Suku Madura merupakan salah satu suku diantara suku-suku bangsa Indonesia. Suku Madura berada di ujung utara wilayah Jawa Timur. Memiliki populasi cukup besar dan karena budaya perantauannya maka mereka tersebar tidak hanya di kepulauan Madura saja, tapi juga di wilayah-wilayah lainnya di Indonesia bahkan ada juga yang di luar Indonesia.

Kepulauan Madura terdiri dari empat kabupaten, di antaranya kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Sumenep sendiri pada zaman dahulu merupakan wilayah pusat kerajaan Madura. Karenanya dialek bahasa pemersatu yang dipakai adalah dialek Sumenep.

Kedekatan geografis dan faktor ekspansi kerajaan Majapahit yang juga memasuki wilayah Madura yang akhirnya terjadi percampuran budaya. Sehingga beberapa budaya suku Madura ada yang mirip kebudayaan suku Jawa.

Namun, diantara budaya-budaya yang sangat dikenal dan menjadi ciri khas suku Madura adalah:

1. Baju Pesa'an

[COC Regional : Kebudayaan] 4 Macam Kebudayaan yang Sangat Kental dengan Madura
gambar



Baju pesa'an adalah pakaian adat laki-laki suku Madura, bercorak horizontal berwarna merah dan putih yang dipadukan dengan celana longgar berwarna hitam. Warna dan motif pakaian ini memiliki arti ketegasan dan keberanian serta semangat kerja keras.

2. Kerapan Sapi

[COC Regional : Kebudayaan] 4 Macam Kebudayaan yang Sangat Kental dengan Madura
Sumber gambar: Pinterest



kerapan Sapiatau dalam bahasa Madura Keraben sapeh merupakan kebudayaan Madura yang sangat khas dan terkenal.

Tradisi dan kesenian Karapan sapi ini awal mulanya dilakukan untuk memilih sapi-sapi terbaik untuk membajak sawah.

Berawal dari Syeh Ahmad Baidawi yang memperkenalkan kepada masyarakat Madura tentang cara bercocok tanam sawah dengan menggunakan alat dari sepasang bambu disebut Nanggalaatau Salaga yang ditarik oleh dua ekor sapi yang kemudian digunakan untuk membajak persawahan. Maka dilakukannya pemilihan sapi terbaik melalui kerapan sapi yang pada akhirnya menjadi sebuah kesenian dan tradisi.

Hingga saat ini kerapan sapi menjadi tradisi tahunan di Madura, biasanya dilaksanakan di bulan Agustus dan September dan finalnya di bulan Oktober.

Kesenian ini berupa Perlombaan dengan menggunakan semacam gerobak yang ditarik oleh dua ekor sapi dan terdapat satu joki sebagai pengendali laju sapi. Joki-joki tersebut mempunyai tugas memacu sapi-sapi tersebut untuk dapat mencapai garis finish terlebih dahulu, yang tercepatlah yang dinyatakan sebagai pemenang.

Perlombaan ini diadakan diarea sawah atau tanah kosong dengan panjang lintasan 100 meter.


3. Celurit


[COC Regional : Kebudayaan] 4 Macam Kebudayaan yang Sangat Kental dengan Madurasumber: pinterest




Celurit merupakan senjata tradisional Madura yang juga dikenal masyarakat luas.

Celurit dan Arit memiliki bentuk yang hampir mirip. Bedanya, bentuk celurit lebih ramping dengan lingkar lengkung yang lebih tipis serta memiliki ujung yang lebih lancip. Filosofi dari bentuk celurit yang seperti tanda tanya menunjukkan rasa ingin tahunya orang Madura cukup tinggi.

Celurit yang merupakan senjata khas peninggalan nenek moyang itu keberadaanya tidak lepas dari cerita Pak Sakera yang telah melegenda.

Konon, pada zaman penjajahan Belanda, Pak Sakera merupakan sosok pemberontak dari kalangan masyarakat Madura yang sangat tegas menolak dan melawan penjajah Belanda. Pak Sakera merupakan sosok pejuang rakyat yang dengan berani melawan para jagoan-jagoan bayaran belanda yang hendak menguasai tanah Madura.

Pak sakera yang merupakan mandor kebun, celurit yang selalu dibawanya menjadi senjata melawan jagoan Belanda. Sejak saat itu celurit menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari identitas Suku Madura. Celurit merupakan simbol perjuangan dan keberanian rakyat Madura.

4. Carok

[COC Regional : Kebudayaan] 4 Macam Kebudayaan yang Sangat Kental dengan Madura
Sumber gambar: Pinterest



Saat mendengar nama Madura dan celurit pikiran kita tentu tidak lepas dari yang namanya Carok. Carok merupakan bahasa kawi kunoyang berarti Perkelahian

Berawal dari keinginan Belanda untuk menguasai tanah Madura, carok mulai berkembang. Untuk menciptakan rasa takut pada penduduk pribumi, orang-orang Belanda menantang para pribumi untuk berduel dengan jagoan bayaran mereka yang biasa disebut blater.

Bila terjadi perselisihan atau persengketaan, Belanda menjadikan carok sebagai jalan keluar, sebagai cara Belanda mengadu domba masyarakat pribumi. Makanya hingga sampai saat ini celurit dan carok sangat kental dengan suku Madura. 

Namun, hal semacam itu (baca: carok) pada zaman sekarang sudah jarang terjadi. Menurut cerita nenek saya, dulu pada zaman nenek saya masih muda sebentar-sebentar ada carok, sebentar-sebentar jalanan ramai dengan gerombolan orang-orang yang membawa senjata hendak menyerang musuh (baca: pembuat onar).

Suku Madura memegang prinsip hidup “ Lebbhi bagus pote tolang etembheng pote mata “, yang artinya lebih baik putih tulang (mati) daripada putih mata (menahan malu). Oleh sebab itu bila terjadi permasalahan yang menyangkut harga diri (biasanya berhubungan dengan harta, tahta dan wanita) dan tidak bisa diselesaikan melalui mediasi, maka tak jarang carok menjadi jalan keluarnya. Namun, bila masih bisa diselesaikan secara mediasi maka akan diselesaikan secara kekeluargaan.

Jadi, carok bukanlah hal yang diputuskan tanpa proses yang panjang, ya.

Akan tetapi kalau sudah berurusan tentang mengganggu pasangan maka tidak ada kata mediasi. Meski begitu pelaku carok tidaklah melepaskan diri dari tanggung jawab, dia akan menyerahkan diri pada yang berwajib.


Namun, jika ditilik kembali tentang kekerasan atau duel satu lawan satu yang menggunakan senjata tidaklah hanya Madura saja, tapi di luaran sana juga banyak. Mungkin yang membedakan hanya senjatanya saja.

Menurut orang Madura sendiri, celurit itu multifungsi. Karena pada umumnya orang Madura banyak yang memelihara sapi sebagai investasi dan tabungan jika sewaktu-waktu dibutuhkan secara tiba-tiba. Jadi, celurit itu juga digunakan menyabit rumput untuk pakan ternak mereka. Dari itu celurit tidaklah harus selalu dikaitkan dengan kekerasan.

Celurit biasanya dibawa dengan cara diselipkan dipinggang, tapi untuk menyelipkan senjata warisan nenek moyang yang satu ini tidaklah sembarangan. Celurit harus diselipkan di pinggang sebelah kiri dengan artian sebagai pengganti tulang rusuk laki-laki yang kurang satu. Makanya orang-orang Madura pada zaman dulu selalu membawa serta celurit dalam kesehariannya karena merasa tidak lengkap jika tidak membawanya.

Dari semua itu sesungguhnya orang Madura sangat menjunjung tinggi akhlaq dan sopan santun. Kerasnya penyampaian tutur bahasanyalah yang kadang membuat orang salah menilainya. Pada nyatanya orang Madura suka berteman dengan siapa pun tanpa pilih-pilih, bila sudah akrab akan melebihi saudara yang apabila ada masalah akan turut membela.

Tapi bagaimana pun itu menghilangkan sebuah stigma itu sangatlah sulit.

Tak kenal maka tak sayang, jadi ... yuk, kenakan dulu dengan orang Madura.



Referensi: di sini
Diubah oleh istijabah 11-03-2020 01:33
kolorsatpamAvatar border
bdatAvatar border
jimy8Avatar border
jimy8 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
3.2K
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan