istijabahAvatar border
TS
MOD
istijabah
[COC Regional: Kesenian] Kenali  2 Tarian Khas Pamekasan yang Menjadi Unggulan!



Sumber gambar

Negara Indonesia dihiasi beragam tari tradisional, mulai dari Sabang sampai Merauke. Setiap daerah mempunyai ciri khas dalam setiap tariannya.

Kali ini saya akan perkenalkan tari tradisional yang berada di Madura tepatnya tarian peninggalan leluhur kabupaten Pamekasan.

Menurut Kepala Seksi (Kasi) Pembina Seni Sejarah dan Nilai-Nilai Tradisional, Dinas Pemuda Olahraga dan Kebudayaan (Disporabud) Pamekasan, Halifaturrahman, tarian yang akan saya bshas ini sudah mendapatkan hak paten dari menteri hukum dan HAM sebagai jenis tarian tradisional yang merupakan hasil kreasi Pamekasan.

Tarian yang dimaksud adalah :


1. Tari topeng Gethak


Tari Topeng ‘Gethak’sesuai dengan namanya para pelakonnya menggunakan penutup wajah atau biasa disebut topeng.

Tari Yopeng ‘Gethak’ mempunyai nilai filosofis perjuangan warga Pamekasan saat berupaya memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini dulu. Dari itulah tarian ini dijadikan sebagai salah satu kesenian tradisional unggulan di Pamekasan oleh pemkab setempat.

Dalam gerakan tari topeng ‘gethak’ ini lebih menonjolkan upaya pengumpulan massa, dan tarian ini dilakoni oleh satu sampai tiga orang penari.

Topeng, dalam bahasa Madura disebut dengan Topong, yang berarti penutup wajah dipakai dalam tarian ini merupakan gambaran tokoh Prabu Balodewo dalam lakon Topeng Dhalang Madura.


Penokohan Prabu Balodewo dalam Topeng Dhalang merupakan tokoh yang amat sangat dibanggakan. Karena rasa bangga itu terciptalah  ekspresi gerak yang tersusun menjadi tarian, sebagai sebuah ungkapan.

Tari Topeng Gethak pada awalnya bernama Tari Klonoan berasal dari kata kelana atau berkelana, yang bermakna Bolodewo berkelana. Namun, pada tahun 1980 tepatnya saat Parso Adiyanto melakukan penelitian kesenian tradisi di wilayahnya nama itu diubah.


Parso Adiyanto adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya jurusan Seni Tari. Hasil penelitian diperolehnya pada Tari Klonoan adalah gerakan tari klonoan dan peralihan tiap gerakannya selalu tergantung pada bunyi kendang yang berbunyi “Ge” dan “Tak”. Maka, dari situlah nama Tari Klonoan berubah menjadi Tari Topeng Gethak.


Selain topeng, kostum yang dipakai dalam Tari Topeng Gethak ini menyerupai baju dan celana ala prajurit kerajaan, juga memakai 'jamang' yang diikat di kepala.  Jamang adalah sejenis perhiasan serupa mahkota pada zaman kerajaan dulu. Kostumnya pun dilengkapi dengan pemakaian kaus tangan dan kaki.

Alat musik yang dipakai dalam tarian ini dari zaman dulu hanya berupa, 'tabuan kenek' yaitu seperangkat gamelan yang terdiri dari tiga buah bonang, tiga buah gong, gendang dan `saronen` (sejenis terompet.)

Spoiler for Tari Topeng Gethak:
sumber YouTube ZEN CHANEL


2. Tari Rondhing


Tari Rondhing merupakan kesenian yang juga diunggulkan di kabupaten Pamekasan. Dalam gerakan tariannya Tari Rondhing ini menggambar pola baris berbaris, layaknya sebuah pasukan. bahkan tari yang diperankan oleh lima orang ini juga sering disebut sebagai tari baris. Ada juga yang menyebutnya tari kenca’ atau hentak, karena gerak tariannya dominan berupa gerak kaki yang dihentak-hentakkan ke lantai.


Kata 'Rondhing' berasal dari 'Rot' yang artinya mundur, dan “kot-konding” yang artinya bertolak pinggang. Jadi Tari Rondhing ini memang menggambarkan tarian sebuah pasukan bagaimana saat melakukan baris-berbaris.

Tari Rondhing juga mengandung nilai filosofis perjuangan tentang masyarakat di Pamekasan ketika melawan penjajahan Belanda dulu. Perbedaannya dari Tari Topeng Gethak adalah dalam tari topeng gethak gerakannya mengupayakan pengumpulan massa, sedangkan dalam tari Rondhing gerakannya mengupayakan pengerahan pasukan.

Tari Rondhing pada zaman dahulu diperankan oleh kaum lelaki, tapi sekarang diperankan oleh perempuan. Dari itu penampilan mereka seperti laki-laki, yakni memakai Odheng (penutup kepala), memakai celana khas Madura (celana pesa'), baju berlengan panjang dan rompi. Memakai kaus kaki juga di pergelangan kaki kanannya memakai gelang kaki khas Madura yang menimbulkan bunyi gemerincing saat kaki dihentakkan. 

Para penari Rondhing gerakannya akan makin bersemangat , saat peniup seruling Saronen meliuk-liuk ditimpa suara kenong dan gendang.

Spoiler for Tari Rondhing:
sumber YouTube P.A.L


Kini, dua jenis tari tradisional ini mulai diajarkan kepada para siswa-siswi sebagai kegiatan kurikuler di beberapa sekolah. Hal itu tentu bertujuan agar tarian-tarian ini tidak terkikis oleh perkembangan zaman.

Sekitar tahun 1980-1998 kedua tarian ini hampir punah, karena tidak ada generasi yang meneruskan. Namun, seiring maraknya musik `ul-daul` yang juga merupakan musik tradisional di Madura pada sekitar tahun 1998 lalu, berbagai jenis kesenian tradisional lain yang ada di Madura dan Pamekasan pun ikut diramaikan kembali.

Akan tetapi, untuk mempelajari kedua jenis tarian ini lumayan rumit. Selain butuh kemampuan untuk memahami tiap gerakan, juga harus bisa atau memiliki dasar-dasar ilmu bela diri. Karena gerakan dalam dua tarian ini merupakan pengembangan dari gerakan-gerakan dasar bela diri.

Kedua tarian ini sekarang dijadikan sebagai pembuka dalam setiap acara, misalnya acara pelantikan atau ulang tahun kabupaten dan lainnya.

Bukankah memang sudah seharusnya dan saatnya kita sebagai penerus bangsa untuk menjaga dan melestarikan budaya, tradisi dan kesenian yang menjadi kekayaan di Indonesia ini?

GIF




Referensi: di sini dan di sini
Diubah oleh istijabah 10-03-2020 17:00
putro4265
kurangdolan
makbus
makbus dan 18 lainnya memberi reputasi
19
4K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan