arsugoAvatar border
TS
arsugo
[COC Regional: Makanan Tradisional] Eksistensi Kopi Lelet Lasem di Era Kopi Kekinian


Berbicara tentang kopi di wilayah eks Karesidenan Pati, ternyata di masing-masing kotanya memiliki tradisi yang berbeda. Kebun kopi banyak terdapat di lereng Gunung Muria, sebuah pegunungan di wilayah eks Karesidenan Pati yang lokasinya dikelilingi tiga Kabupaten. Ketiga kabupaten tersebut adalah Kabupaten Kudus di sisi selatan, Kabupaten Pati di sisi timur, dan Kabupaten Jepara di sisi baratnya.

Kebun kopi di pegunungan Muria tersebar di beberapa titik. Di wilayah Kabupaten Kudus, kebun kopi banyak berada di Rahtawu dan Japan. Di wilayah Pati, banyak kebun kopi berada di daerah Jolong. Sedangkan wilayah Jepara, daerah Tempur menjadi sentra penghasil kopi.


kebun kopi di Muria: sumber


Di wilayah eks Karesidenan Pati yang lain seperti Blora dan Rembang, tidak ada kebun kopi besar yang menjadi ciri khas.

Saat ini masyarakat sedang dilanda tren kopi. Tren tersebut juga melanda kota-kota di sekeliling pegunungan Muria. Hal ini ditandai dengan menjamurnya kedai kopi kekinian di wilayah Kudus, Pati, dan Jepara.
Sementara di daerah yang lain seperti Rembang dan Blora, nampaknya masyarakatnya masih asyik dengan kopi tradisional yang selama ini ada.
Misalnya jika kita bicara Blora, tradisi kopi kothok masih menjadi primadona.
Sedangkan di daerah Rembang, tren kopi kekinian juga hampir tidak terasa. Hal ini karena tradisi kopi lelet sudah mendarah daging di masyarakatnya.

Di kabutapen Rembang, warung kopi lelet tersebar di berbagai penjuru wilayahnya, baik itu di kawasan kota maupun di pelosok desa. Pusat dari kopi lelet ini ada di Kota Lasem, sebuah kota kecamatan di wilayah Kabupaten Rembang. Lasem berada di jalur pantura dan berjarak sekitar 12 km dari Kota Rembang. Saking lekatnya Kota Lasem dengan kopi lelet, maka banyak orang-orang yang menyebut kopi lelet ini dengan sebutan kopi lasem.

Berbicara tentang kopi lelet, kita tidak hanya berbicara tentang minum kopi. Akan tetapi juga tentang budaya "nglelet".
Tentu agan-sista akan bertanya-tanya apakah "nglelet" itu. Nglelet berasal dari nge- dan lelet. Lelet sendiri adalah bahasa jawa yang bisa diartikan sebagai oles, sedangkan "nglelet" bisa diartikan dengan mengoles. Secara sederhana, nglelet adalah kegiatan mengoleskan ampas kopi ke media rokok. Ampas kopi yang dioleskan ke rokok ini akan memunculkan rasa dan aroma yang khas yang sangat digemari masyarakat di Rembang.

Ampas kopi yang bagus untuk nglelet adalah ampas kopi yang sangat halus dan berwarna hitam pekat. Untuk itulah, dibutuhkan teknik khusus dalam mengolah kopi menjadi kopi lelet.

Bahan dari kopi lelet adalah biji kopi biasa seperti yang ada di pasaran. Rembang sendiri adalah wilayah yang hampir tidak mempunyai kebun kopi. Hanya ada sedikit tanaman kopi di pegunungan Lasem, yang hasilnya sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan kopi di wilayah Rembang. Oleh karena itu, bahan dari kopi lelet biasanya biji kopi yang dibeli dari luar daerah seperti dari Muria, Temanggung, maupun dari daerah yang lain.

Proses pengolahannya adalah biji kopi disangrai sampai sangat matang atau istilahnya full dark roast. Fase sangrai seperti ini jarang ditemukan pada pengolahan kopi modern. Hal ini wajar, karena pada fase ini hampir semua cita rasa khas dari kopi sudah hilang. Yang ada hanya rasa kopi secara umum dengan campuran sedikit rasa gosong.
Bagi penyuka kopi kekininan, hasil sangrai semacam ini tentu bukan hal yang bagus. Meskipun begitu, teknik ini menghasilkan kopi tradisional yang banyak digemari oleh masyarakat di wilayah Rembang dan sekitarnya.

Setelah proses sangrai atau roasting, kopi masuk tahap penggilingan. Sekali lagi, proses penggilingan atau grinding dari kopi lelet ini berbeda dengan pakem kopi kekinian. Secara umum, untuk menyajikan kopi tubruk diperlukan penggilingan sedikit kasar (coarse) atau mungkin agak lembut (fine). Untuk kopi lelet ini, diperlukan hasil gilingan sehalus mungkin (extra fine). Semakin halus maka akan semakin bagus untuk kopi lelet.


menyangrai kopi: sumber

Untuk penyeduhan, kopi lelet ini sama dengan kopi tubruk secara umum, yaitu bubuk kopi dalam cangkir disebut dengan air panas, kemudian diberi tambahan gula. Ada juga penjual yang menyajikan kopi lelet ini dengan cara merebus kopi dan gula, seperti pada penyajian kopi kothok di Blora.

Jika agan-sista ingin menikmati kopi lelet, bisa menemukan di berbagai penjuru daerah. Di pelosok-pelosok desa, di gang-gang sempit di kota, maupun di sepanjang jalur pantura, agan-sista akan mudah menemui warung kopi lelet ini. Menjamurnya warung kopi lelet ini memunculkan persaingan dalam memikat konsumen. Biasanya mereka berlomba menggunakan penjual yang menarik. Misalnya wanita cantik dan masih muda, selain itu, orangnya musti ramah kepada para pelanggan.
Di sepanjang jalur pantura sendiri, ada beberapa warung yang kopi yang menawarkan pengalaman khusus. Jika agan-sista pernah mendengar istilah "kopi pangku", itu adalah salah satu trik untuk menarik konsumen.
Istilah kopi pangku ini merujuk pada beberapa warung yang penjualnya adalah wanita yang menarik. Pelanggan menikmati kopi sembari mengobrol dengan penjualnya, bahkan ada pelanggan yang saking asyiknya sampai rebahan di pangkuan penjualnya. Inilah yang kita sering dengar istilah "kopi pangku" atau "kopi pangkon".


warung kopi pantura: sumber

Persaingan warung kopi tidak melulu tentang "penjualnya". Banyak warung kopi lelet yang lebih memilih bersaing dengan menunjukkan kualitasnya. Seperti kita jumpai pada warung kopi lelet "Kopi John" yang ada di Kota Lasem.


warung kopi john


pemilik kopi john sumber

Warung kopi yang berada 500 meter sebelah utara masjid jami Lasem ini, merupakan suatu panutan (benchmark) dari kopi lelet Lasem. Kopi John menawarkan kualitas kopi lelet yang bagus dan tempat yang nyaman. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengunjung warung ini. Warung selalu ramai dengan pelanggan datang dari berbagai kalangan dan status sosial. Adapun harga dari secangkir kopi lelet ini kisaran tiga ribu sampai enam ribu rupiah. Di Kopi John, agan-sista juga bisa membeli kopi bubuk dengan kemasan mulai seperempat kilogram sampai satu kilogram.

Kegiatan nglelet ini membutuhkan perlengkapan khusus (starter pack) berupa tisu, lepek (saucer), susu kental manis yang berwarna putih dan benang atau bisa diganti dengan korek api.

Pertama-tama, kopi lelet diminum terlebih dulu. Lalu ampas kopi dimasukkan ke lepek dan dikeringkan dengan cara menyerap air menggunakan tisu. Ampas yang telah kering ditambahkan dengan susu kental manis dan diaduk sampai membentuk tekstur yang lumer. Tingkat kekentalannya menyesuaikan dengan teknik nglelet.
Untuk nglelet dengan teknik membatik menggunakan ujung korek apik yang diruncingkan, dibutuhkan adonan yang kental.


nglelet menggunakan korek api

Sebaliknya, jika hendak nglelet menggunakan benang atau sekedar memakai sendok, diperlukan adonan yang lebih encer.


Teknik benang

Hasil dari nglelet tergantung dari kreatifitas orangnya. Jika mempunyai jiwa seni tinggi, hasil nglelet atau membatik ini bisa sangat indah lho gan.







Berikut tadi merupakan sedikit ulasan mengenai kopi lelet. Semoga bisa menambah perbendaharaan pengetahuan agan-sista tentang kuliner nusantara.


Referensi: rembanghits, lensapena, gerbang
Diubah oleh arsugo 12-03-2020 00:24
ganaspati
ayas29
tien212700
tien212700 dan 33 lainnya memberi reputasi
34
9.2K
137
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan