riekartiekaAvatar border
TS
riekartieka
TANGGAPAN PRIBADI ATAS KASUS REMAJA MEMBUNUH BALITA (CURHAT WASPADA SEORANG EMAK)
Konten Sensitif

Pic. From : Pixabay



Serem liatnya. Mind blowing banget. Rasanya kejadian seperti ini hanya ada di novel atau film thriller. Atau cerita2 bernuansa sejenis. Atau, kalaupun benar-benar terjadi ada dibelahan bumi berbeda yang memiliki bahasa berbeda, yang harus dicapai menggunakan pesawat terbang.

Merinding.

Ternyata ada di tanah kita sendiri. Bangsa sendiri.

Allah .... Rasanya seperti bukan melihat berita, tapi melihat film dimana seorang polisi membongkar kejahatan seorang remaja. Ya, remaja .... Bahkan usianya belum mencapai 17 tahun.

Lebih mengerikan lagi ketika ada berita yang memberitahu jika dia merasa puas. Nauzubillah min dzalik.

Ketika polisi membeberkan beberapa bukti, di situ terdapat beberapa sketsa si remaja. Pertama yang terlihat adalah goresannya yg rapi dan apik, seperti anime. Sayangnya, bukan gambar yang kayak dilukiskan oleh anak seumurannya.

Gambar itu menunjukkan kesedihan, penyiksaan, bahkan ada sebuah perencanaan pembunuhan terhadap "baby". Ya, dia membuat semacam voting di selembar kertas tentang bagaimana jika ia membunuh seorang baby. Ada dua option, pertama; akan menjadi hal yang menyenangkan atau kedua; menyedihkan.

Sekali lagi merinding.

Iseng, saya scroll melihat beberapa komen di channel YouTube berita tersebut. Beberapa orang menyebutkan jika tulisan2 di sketsanya adalah lirik lagu dari Billie Elish dengan arti yang kurang pantas. Penuh kekerasan, kepedihan, kesakitan.

Billie Elish (bener nggak sih nulisnya?), saya kurang paham dua seperti apa. Tidak hanya itu, mereka pun menyebut jika gambar-gambar remaja itu mirip cerita psiko dalam cerita kartun yang entah siapa. Saya nggak paham siapa si Billie dan kartun yang seperti apa? Tapi sungguh luar biasa pengaruhnya.

Yang menjadi pertanyaan, bagaimana bisa anak seumuran itu mendengarkan atau menonton hal-hal yang belum pantas diusianya? Kenapa? Kemana orang-orang yang harus menjaganya?

Kok bisa?

Ok, memang tidak bisa setiap orang tua mengawasi anak-anaknya 24 jam. Dan tidak mungkin anak-anak tidak mengikuti perkembangan jaman. Tapi, paling tidak ... kita, orang yg disebut orang tua atau orang yang merasa sebagai penanggung jawab generasi berikutnya, bisa memfilter apa-apa yang pantas dan boleh bagi anak-anak. Anak-anak. Ya ... mereka masih golongan anak-anak. Anak balita, anak remaja.

Saya yakin, di setiap perjalanan hidupnya, mereka (pasti) memang dibekali pendidikan moral dan agama. Tapi seberapa besar porsinya?

Ya Allah ....

Tiba-tiba, saya merasa bertanggung jawab. Merasa bersalah.

Kenapa?

Sebab, karya apapun yang kita hasilkan memang ada pertanggungjawabannya.

You all know lah what i mean.

Bukan, bukan mau mengerucutkan ide atau membatasi kreativitas. Hei, saya suka hal-hal yang berbau kreativitas. Apapun itu. Tulisan, hasta karya, lukisan, musik. Bahkan, menurut saya pribadi, kreativitas adalah tingakatan tertinggi dalam ilmu yang dimiliki manusia. Karena kreativitas berasal dari hati. Kalaupun dipelajari, hanya beberapa persen dari porsi keseluruhan. Dan kreativitas sebetulnya ada di setiap jiwa manusia.

Tapi, alangkah baiknya jika kreativitas itu bisa mendorong setiap orang untuk melakukan hal yang lebih baik. Mencerahkan kehidupannya, dan bisa diambil manfaatnya. Dalam artian yang positif.

Memang membutuhkan kerjasama dalam lingkupan yang luas. Sebab, tidak semua orang memiliki interpretasi atau cara pandang yang sama. Misal, ketika ada sebuah cerita tentang pembunuhan atau fantasi thriller, ada orang yang bisa mengambil hikmahnya, ada orang yang terinspirasi melakukan seperti yang tertulis.

Lalu? Salah penulisnya? Salah pembuat lirik lagu? Salah pelukisnya?

Kenapa harus cari siapa yang salah?

Coba cari bagaimana kita semua bisa memandang semua menjadi 'hikmah'.

Pertama, klasifikasikan siapa saja yang pantas melihat, mendengar, dan membaca.

Kedua, sebagai orang tua beri penjelasan pada anak jika tontonan atau bacaan itu belum layak mereka lihat. Katakan saja belum cukup umur.

Ketiga, berikan bacaan, tontonan atau musik pengganti yang sesuai dengan usianya.

Keempat, beri rasa aman dan nyaman anak-anak di lingkungannya.

Memang nggak mudah punya anak. Seperti menerbangkan sebuah layang-layang. Ketika kita tarik, benangnya akan putus dan layang-layang terbang entah kemana. Ketika kita ulur, mereka akan terbang tak menentu.

Terakhir, berdoa semoga semua anak-anak kita selalu dilindungi oleh hal-hal yang tidak baik. Selalu dijaga, diberi keselamatan dunia dan akhirat.

----

Rieka Kartieka
Yogya, 8 Maret 2020
Diubah oleh riekartieka 08-03-2020 01:16
ceuhetty
Gimi96
tien212700
tien212700 dan 36 lainnya memberi reputasi
37
8.3K
169
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan