***

Kasus kayak gini tidak bakal surut kayaknya. Malah kian menjamur padahal katanya generasi lebih now makin terjamin pendidikannya. Nyatanya.., uhuk!

TS sendiri memang suka meng-upberita yang demikian. Selain karena TS cewek, tentu saja untuk bahan renungan.

Semoga sampai dan dari Pembacanya nanti makin bisa menekan nafsu, menjaga diri, menjaga orang tersayang dan lebih apply 'alert' to anyone.


Menurut
TRIBUNJAMBI.COM, si korban dirudapaksa oleh teman satu sekolah. Ada 17 pelajar yang ditetapkan sebagai tersangka dan merupakan teman korban di sekolah, what?

Lebih ironis lagi, terhitung 15 tersangka masih di bawah umur dan beberapa di antaranya masih punya ikatan kerabat dengan sang korban.

Tidak habis pikir memang, pelakunya adalah orang terdekat. Kejahatan memang bisa datang dari mana saja ya, GanSis. Mau keluarga kandung, saudara atau sepupu, bisa saja. Bahkan, dari orang yang kita anggap Pelindung seperti guru, orang tua tiri atau semacamnya.

Tentu saja tersangka yang masih di bawah umur, hanya di tahan di Lapas Anak yang bertempat di Waiheru.

Sisanya, 2 pelaku, sudah dewasa yaitu berumur 18 dan 19 Tahun yang jemudian ditahan di sel tahanan Polresta Pulau Ambon.

Telah terungkap lewat pemeriksaan Polisi bahwa korban dirudapaksa sebanyak enam kali, beberapa di lokasi berbeda, dan tentunya digilir. Pemerkosaan ini bermula pada November 2019, sampai Januari 2020.

Korban hanya sanggup pasrah dan tidak berdaya melawan sebab diancam akan dipermalukan. Tebak, ancamannya apa?
Sebab Korban sudah lebih dulu digauli pacarnya.

Dari perlakuan pacarnya itulah kejadian nahas ini terjadi. Tersangka yang merupakan pacar korban mengajak pergi ke salah satu Rumah temannya. Dan di sana, Pelaku menyetubuhi korban.

Gilanya, si Pacar atau sebut saja JP, malah memanggil enam teman laki-lakinya untuk juga menyetubuhi korban.
Called Boyfriend, but was unable to keep even helping destroy his lover, before his own eyes. Is that sane?


Tidak berhenti sampai di situ saja GanSis, mereka masih mengulangi aksi bejatnya lagi masih di bulan yang sama dan yang terakhir terjadi pada Desember lalu.

Akhirnya, Korban merasa tertekan dan malu sampai-sampai tidak mau ke sekolah. Orang tuanya curiga, kemudian mengajak bicara si korban pelan-pelan. Barulah, dia mengaku atas tindakan rudapaksaan yang telah menimpanya itu.

Sebagai orang tua, wajar kalau tidak terima, murka dan minta Pelaku diganjar hukum. Bahkan orang lain pun, yang waras, pasti ikut prihatin kok. Pertama, orang terdekat ikut nimbrung berbuat asusila. Kedua, pacarnya sendiri yang membuka celah. Ketiga, para pelaku adalah teman satu sekolah korban.
Say grieving for common sense. Even the future of the girl was very pitiful. Let's not be blasphemed, give encouragement.